bab 45

31.4K 1.1K 58
                                    


Bastian terus mencari tau tentang wanita yang bersama dengan Abraham. Dia ingin memastikan apa wanita itu benar selingkuhan atau hanya orang yang tidak sengaja bertemu. Tapi ia melihat dengan jelas bagaimana Abraham, suami Keira memperlakukan wanita itu dengan begitu baik dan lembut. Jadi tidak menutup kemungkinan jika mereka memang memiliki hubungan spesial.

"Dia selalu bersikap baik pada keira, bahkan selama ini Keira selalu di perlakukan dengan baik. Lalu kenapa dia sampai berani melak ukuran itu, kenapa tega mengkhianati wanita sebaik Keira." gumamnya tak habis pikir.

Bastian tersenyum miring melihat Abraham sampai membawa wanita itu ke sebuah tumah dan ada asisten yang menjaganya. Jujur ia tidak akan percaya jika mereka hanya memiliki hubungan biasa seperti seorang teman.

"Bastian, ayo pergi." ajak Josep, lelaki tinggi itu berdiri di depan pintu ruangan Bastian.

"Aku sibuk." tolak Bastian cuek.

"Ck, sok sibuk. Ayolah, aku ingin pergi keluar bersama dengan mu. Apa kau tidak rindu padaku?" ujar Josep sambil memainkan sebelah matanya.

"Apa matamu cacingan?" dengkus Bastian, membuat Josep membuang nafas kasar.

"Dasar Bastian bodoh!" maki Josep, lalu pergi begitu saja meninggalkan Bastian.

Padahal ia berniat baik untuk m ngajak temannya itu pergi bersama. Tapi ia malah di tolak mentah-mentah, sungguh menjengkelkan sekali bukan?"

***

"Om, Vin. Kok Om Nathan nggak pulang-pulang sih, pada banu mau kasih tau kalau Banu dapat peringkat satu di kelas." Tanyanya dengan wajah sendu.

Sudah lama Nathan tidak pulang ke Indonesia, sudah satu tahun lebih lamanya. Meski begitu, ia tetap melihat perkembangan Ibra juga Banu. Walaupun ada rindu yang begitu besar bada dua anak itu, namun ia tidak bisa pulang. Alhasil ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk datang ke Indonesia. Tapi tak kunjung menemukan waktu itu.

"Om Kevin juga kangen sih sebenernya, tapi dia lagi sibuk. Kalau nggak Om Kevin yang tanya kabar pasti dia nggak akan kasih kabar." kata Kevin

"Om, Kevin nggak mau ketemu sama Om Nathan?" tanya Ibra dengan mata berbinar.

"Enggaklah, dia yang harus nemuin Om. Lagian dia makin kesini makin ngeselin, masa dia nggak kasih kabar sedikit pun. Harusnya kalau Om nggak tanya kabar, dia yang hubungin Om." jelas Kevin, dari wajahnya terlihat jika dia benar-benar bosan dengan tingkah menyebalkan Nathan.

***

   Suasana rumah Keira dan Abraham tampak ramai saat anak-anak mereka sudah pulang, apalagi Siang ini Tamarra datang berkunjung bersama dengan Rafael. Kedatangan keduanya di sambut dengan begitu baik oleh mereka terutama Syera yang langsung melompat ke dalam gendongan Rafael. Anak itu terlihat lebih dekat dengan Rafael daripada dengan Abraham, mungkin karena ia merindukan ayah kandungnya. Dan Rafael begitu mirip dengan sang ayah, jadi Syera terus saja memeluk Rafael seolah ia memeluk Nathan ayah kandungnya sendiri.

" Oh iya bagaimana jika kita pergi jalan-jalan keluar, aku rindu saat kita perlu bersama " ajak Tamarra dengan semangat

" Iya aku juga ingin, bagaimana dengan kalian " seru Keira tidak sabar

" Apa boleh buat jika istri ku tersayang ini ingin pergi aku juga harus setuju, karena aku tidak mau dia merasa sedih " kata Abraham lalu mencium pipi Keira lembut

" Oh astaga, jangan bermesraan didepan kami Abraham " marah Tamarra

" Haha apa kau ingin, cepatlah menikah " tawa Abraham

" Sudah-sudah ayo kita segera pergi " ajak Keira yang sudah menarik suaminya

" Anak-anak akan dijemput nenek mereka kalian tenang saja kita hanya berempat " kata Tamarra antusias

pregnancy that brings suffering (Fizzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang