Twenty-six

1.6K 116 19
                                    

Warning! ⚠
Terdapat konten yang sedikit vulgar. Diharap kepada readers untuk bijak. Jangan auto pada ngaku udah 17+ loh🌚

***

Di sinilah Jungkook berada bersama Taehyung. Berjalan kaki di sekitar sungai Han, sambil menikmati indahnya pemandangan di sore hari. Sejak tadi, senyum Jungkook tak memudar. Pipinya bersemu, mengingat saat ini ia sedang bersama seseorang yang mampu membuat darahnya berdesir. Jantungnya berdegup kencang saat ini. Untungnya keadaan di sungai Han di sore hari, sangat ramai, jadi bunyi jantungnya tak akan terdengar oleh Taehyung, pikirnya.

Taehyung diam-diam memerhatikan Jungkook. Sesekali ia tersenyum gemas melihat wanita yang bersama dengannya saat ini. Dan sesekali seringaian muncul di wajahnya. Akhirnya V menemukan apa yang di carinya. Seseorang yang membuatnya akan terus muncul, dan mengambil alih tubuh Taehyung untuk selamanya.

Dengan perlahan tangan Taehyung terangkat untuk mengusap rambut Jungkook, namun tangan itu turun menuju leher Jungkook. Sebelum suara Jungkook mengejutkannya.

"Eum, oppa..."

Taehyung terlonjak, suara Jungkook benar-benar membuatnya terkejut. Dalam dirinya, Taehyung mengerang marah, ia gagal. Gagal untuk menyakiti Jungkook.

"Ya, ada apa?" katanya dengan suaranya yang teramat rendah, dan berusaha mengontrol dirinya untuk tidak menyerang Jungkook.

"Eum, mari pulang. Aku berjanji pada eonnie untuk pulang lebih awal"

"Ah, baiklah. Ayo" ucapnya sambil menggenggam tangan Jungkook, dan tentunya perlakuan itu membuat Jungkook terkejut dan merasa bahagia.

'Kau harus tahan, jangan gegabah, dia adalah mangsa berhargamu'

Akhirnya, mercedes itu sampai di depan sebuah gedung bertingkat nan mewah. Kemudian setelahnya keluarlah seorang wanita cantik bersama pria tampan dari dalamnya.

"Masuklah, udara mulai dingin" ucap Taehyung yang memberikan kehangatan pada tangan Jungkook.

Jungkook hanya mengangguk, kemudian perlahan melepaskan tangannya dan beranjak dari tempat itu sambil melambaikan tangannya pada Taehyung. Hingga Jungkook tak nampak lagi oleh mata, Taehyung masih setia berdiri di depan bangunan di daerah Gangnam itu. Entah apa yang dipikirkannya, hanya saja ia menghitung jumlah jendela yang ada di bangunan itu. Sesekali tersenyum miring, setelahnya menjalankan kembali mercedes itu dengan kecepatan konstan menuju perusahaan.

Perusahaan sudah sepi, para karyawan telah kembali ke rumah masing-masing. Tidak dengan satu orang, Park Jimin. Ia sibuk mengerjakan segala pekerjaannya yang diberikan Taehyung. Perasaan jengkel, membuatnya ingin menguliti CEO sekaligus sahabatnya itu. Bagaimana tidak, ia harus bekerja kerasa sendirian di perusahaan, sementara Taehyung dengan santainya menikmati udara luar tanpa perasaan terbebani.

"Ck, sialan. Kalau bukan CEO, sudah ku depak dia dari perusahaan" katanya dengan nada kesal.

Tak lama setelah itu, terdengar suara langkah kaki menuju ke ruangan Taehyung. Dengan spontan ia memberhentikan pekerjaannya untuk mendengar dengan lamat. Bisa saja ia hanya salah dengar. Namun, langkah kaki itu sangat kontras dengan keadaan perusahaan yang sepi. Setelahnya terdengar suara pintu terbuka dari arah ruangan Taehyung. Jimin segera bangkit dari tempatnya, dan mengambil tongkat baseball sebagai alat pertahanan.

Dengan cara mengendap-endap, Jimin berjalan menuju ruangan Taehyung. Ruangan itu sangat gelap, tidak ada cahaya sedikitpun yang masuk. Tirai di ruangan itu di tutup serapat mungkin, sehingga ruangan gelap gulita. Keberuntungan berada di pihak Jimin, pintu ruangan itu tidak tertutup sehingga memudahkannya untuk masuk tanpa harus mengeluarkan suara. Perlu diketahui, saat ini Jimin tidak memakai sepatunya untuk mengurangi intensitas suara.

Psychopath- VKOOK (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang