"Jungkookie!" teriak Seokjin sambil berlari kecil menuju kamar Irene.
Di sana, Jungkookie terbaring dengan anggun sangat tenang. Tak peduli keadaan mansion berubah menjadi ricuh karena tahu ia pingsan. Seokjin segera mendekat ke adiknya yang tidak sadarkan diri di tempat tidur mewah itu. Menatap orang-orang yang berada di sana mencari sebuah penjelasan mengapa adik kecilnya bisa terbaring di sini.
"Jungkookie hanya kelelahan, dia baik-baik saja. Eonnie tidak perlu khawatir," ucap Irene sambil mengusap pundak terbuka Seokjin.
Seokjin menatap lamat pada sang adik, adik kecilnya yang masih lugu dan bayi baginya, yang masih perlu dibimbing tentang apapun. Sejak kejadian beberapa tahun lalu yang menimpa Jungkook, Seokjin semakin ketat dalam menjaga Jungkooknya, ia berubah menjadi lebih posesif dari sebelumnya. Apapun yang dilakukan Jungkook harus berada dalam pengawasannya termasuk ketika ia harus berangkat ke luar negeri karena pekerjaannya. Lisa dan Daehwi yang notabenennya sahabat Jungkookie harus melapor setiap detik pada Seokjin. Apa yang dilakukan oleh Jungkook, dengan siapa, bagaimana, dan lain-lain, bahkan Lisa dan Daehwi dibuat kewalahan olehnya. Seokjin mengusap lembut pergelangan tangan Jungkookie berharap adik kecilnya cepat sadar, mengingat hari hmpir larut.
Irene menatap Seokjin dan Jungkook bergantian, dirinya juga sama khawatirnya dengan Seokjin saat ini. Telah diprediksi Bogum bahwa "V Kim" akan menampakkan dirinya. Dia semakin berani, cerdas, cekatan, dan juga licik. Ia mengambil kesempatan saat Taehyung berdua dengan Jungkook sambil membawa segelas sirup yang telah ia campur dengan obat tidur. Sayangnya, ia tak cukup handal dalam membaca situasi, seharusnya saat itu ia dapat membaca gerak-gerik Jimin.
'Tahu begitu aku tidak akan repot berdebat dengan oppa,' gerutu Irene dalam diam.
Lalu ponselnya bergetar tanda notifikasi masuk, ia membuka ponselnya melihat notifikasi dari Bogum untuk segera ke kamar Taehyung dengan Yoongi bersamanya. Lalu Irene menatap Yoongi yang sejak tadi menatapnya memastikan suatu hal. Setelahnya, tanpa basa-basi mereka keluar dari kamar itu menuju kamar Taehyung.
"Kau yakin Taehyung sering menemui Jungkook?"
"Ya, Ugie-noona mengatakannya sendiri padaku. Jangan lupakan fakta bahwa noona adalah dosen Jungkook," jelas Jimin dengan yakin. Ia berkali-kali menyiduk Taehyung tersenyum sendiri dengan ponselnya. Saat Taehyung lengah, ia memberanikan diri untuk melihat sebab yang membuat Taehyung tersenyum bak orang gila. Dan ia menemukan fakta bahwa banyak foto Jungkook tersimpan di galery Taehyung. Gila, Taehyung benar-benar gila, mereka berdua sama saja gilanya.
"Ada apa?" tanya Irene yang baru masuk bersama kekasih Jimin.
"Kurasa Yoongi-noona bisa menjawabnya," ucap Namjoon sambil mengalihkan pandangannya menatap wanita berkulit putih dan mungil itu.
Merasa ditatap, Yoongi bergeming memikirkan darimana ia akan memulai untuk berbicara. Ia tahu apa yang akan mereka bahas di sini, tentu saja kelinci manisnya dan CEO ternama yang menggemparkan seantero jagat raya, Kim Taehyung. Terdiam beberapa saat pikirannya berkecamuk, masih terasa asing baginya melihat seorang Kim Taehyung yang seharusnya berada di depan meja kerjanya ternyata berada di depan fakultasnya menjemput seorang wanita yang notabenennya adalah seseorang yang ia jaga keberadaannya. Yoongi tahu bagaimana keadaan Jungkook waktu itu, ia sempat terkejut saat mengetahui Yugyeom kembali ke Seoul dan melanjutkan pendidikan di universitas yang sama dengan Jungkook. Ingin hati mengatakan perihal ini pada Seokjin, namun Jungkook melarang.
"Aku bingung darimana aku harus memulai. Aku juga yakin Jimin telah mengatakannya, Taehyung benar menemui Jungkook hampir setiap hari akhir-akhir ini. Aku sangat terkejut, terutama saat Jungkook mengatakan padaku bahwa sikap Taehyung sering berubah-ubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath- VKOOK (GS)
Fanfic"Kepribadian ganda adalah sebuah penyakit yang ditakuti banyak orang dan dihindari. Sejujurnya aku juga sangat takut, tapi bagaimana jika seorang CEO memiliki penyakit itu? Sangat mengerikan, tapi.... Bagaimana jika akulah CEO itu? Ya, aku.... Ki...