Unfair Love

691 114 7
                                    

Malam hari yang pekat dan dingin kembali menyelimuti
kota Seoul. Seorang pria tampak berdiri di depan jendela
kamarnya, menatap langit yang tiada berbintang, Pandangannya
terlihat kosong. la tampak sedang melamun dan memikirkan
sesuatu.

"Byungchan ah kau sudah tidur?"
Seorang pria membuka kamar pria manis itu dengan perlahan.

Dilihatnya sang adik masih berdiri di depan jendela tanpa
menggubris perkataannya.

"Byungchan ah?" panggil pria itu lagi, Kali ini lebih keras.

Pria itu akhirnya tersadar dari lamunannya. la menengok
ke belakang, ke arah sang kakak yang sudah duduk di atas tempat
tidurnya.

"Kau sudah pulang Hyung?" tanya pria itu riang.

Kakaknya tersenyum kecil seraya mengangguk.

"Mengapa kau belum tidur? Biasanya kau sudah tidur nyenyak sebelum jam
9 malam," ucap sang kakak.

Byungchan mendekat dan duduk di samping kakaknya.
"Aku tidak bisa tidur," gumam pria itu.

"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya Seungwoo penuh perhatian.

Byungchan menggeleng pelan.

"Tidak. Aku hanya merasa sedikit
sepi belakangan ini. Eomma dan Appa sibuk di kantor, kau pun
sibuk di rumah sakit. Aku merasa benar-benar sendiri," keluh Byungchan.

"Itukah yang sedang kau pikirkan?" tanya Seungwoo.

Byungchan mengangguk lesu.

Seungwoo merangkul Byungchan untuk bersandar di bahunya.

"Bukankah kau sering mengalami hal ini? Kenapa hari ini kau terlihat begitu manja?" canda Seungwoo.

Byungchan menghela napas pelan. Ada hal yang tengah ia sembunyikan saat ini. Seberapa terbukanya ia pada Seungwoo, ia belum bisa menceritakannya pada Seungwoo saat ini.

"Katakan, apa ada hal yang mengganggu pikiranmu?" tanya
Seungwoo lagi. Kali ini ia sangat serius.

la begitu menyayangi Byungchan dan tak mau ada sesuatu sekecil apa pun yang mengganggu adiknya.

"Tidak, Hyung. Aku baik-baik saja," gumam Byungchan.

"Oh ya,apa kau pulang selarut ini karena ada masalah di rumah sakit?"
tanya Byungchan kemudian.

"Tidak. Pekerjaan Hyung di rumah sakit baik-baik saja.Tadi sore Hyung mengantarkan Seungyoun pulang lalu menemaninya sebentar di rumahnya. Kau pasti belum tahu tentang fobia yang dialami Seungyoun?" tanya Seungwoo.

Byungchan menggeleng pelan.

"Fobia? Seungyoun Hyung punya fobia apa?"
tanya Byungchan ingin tahu.

"Dia sangat takut sendirian. Takut diabaikan, takut dilupakan. Dalam istilah medis, ia mengalami Athazagoraphobia.Keadaannya mungkin bisa parah bila ia dibiarkan sendirian tanpa dipedulikan oleh orang lain. Itulah sebabnya mulai sekarang, Hyung akan menyempatkan waktu Hyung untuk menemani Seungyoun,"
jelas Seungwoo.

"Hmm... aku baru mendengar ada fobia seperti itu, Hyung. Terdengar sangat aneh, tapi cukup mengkhawatirkan," ungkap
Byungchan.

"Sekecil apa pun fobianya, akan menjadi masalah besar jika
tidak diberikan tindakan yang tepat. Hyung sangat senang kalau kau mau menemani Seungyoun dan menjadi sahabatnya. Tolong temani dia saat Hyung benar-benar sibuk," kata Seungwoo lagi.

"Baiklah, tapi ada syaratnya," canda Byungchan.

"Apa syaratnya?" tanya Seungwoo.

"Kau harus mentraktirku makan di restoran paling mahal di Seoul tiap akhir pekan," kata Byungchan penuh kepuasan seraya terkikik geli.

Our Destiny (RyeonSeung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang