The Phobia

640 99 13
                                    

The phobia

Pria manis dengan lesung pipi itu berjalan mondar-mandir di sekitar kamarnya. la tampak resah, hatinya bimbang tak menentu. Inikah yang biasanya seorang rasakan bila sedang terbakar cemburu? la ingin menangis, namun tak bisa. la ingin
marah, namun ia pun tak bisa.Keresahannya semakin menjadi-jadi ketika mengingat sebuah peristiwa di hari kemarin.

Aku tak boleh berlama-lama membiarkan Dokter Lee menyukai Seungyoun. Ini tidak adil! Seungyoun sudah mendapat perhatian
Seungwoo Hyung, ia tak berhak merebut perhatian Dokter Lee Juga! gumam Byungchan dalam hati.

Rasa kesal dan amarah yang menggebu membuat Byungchan tak bisa tinggal diam. la bergegas mengenakan mantelnya, lalu
berjalan mantap pergi ke suatu tempat,tempat seorang pria yang belakangan ini membuat hatinya kacau balau.

Dokter Lee, aku mungkin gila karenamu. Tapi kau perlu tahu,aku seperti ini karena terlalu menyukaimu, aku ingin memilikimu.

Byungchan merasa berada dalam suasana yang sangat kikuk, Kini ia tengah duduk di sebuah ruangan-ruangan Jinhyuk-dan tak tahu apa yang akan dilakukannya di tempat ini. la sempat mengajak Lee Jinhyuk untuk bertemu di kantin rumah sakit,tapi dokter itu menolak dengan alasan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun saat mengetahui Byungchan sudah ada
di rumah sakit, dokter itu menyuruh Byungchan untuk masuk ke ruangannya, karena tak tega bila harus menyuruh pria manis itu pergi.

"Katakan, untuk apa kau menemuiku?" tanya Jinhyuk langsung. Mata pria itu masih fokus menatap puluhan berkas yang ada di hadapannya, berkas-berkas mengenai pasien yang sedang ditanganinya.

"Bukan apa-apa. Aku... aku hanya ingin berbincang denganmu," ucap Byungchan gugup.

"Kau jauh-jauh ke sini hanya untuk berbincang denganku? Harusnya kau tahu, Byungchan ah, aku sangat sibuk dan tak bisa meluangkan waktu untuk hal-hal konyol seperti itu," ucap Jinhyuk dingin.

Byungchan meremas ujung baju yang ia kenakan. Mendengar ucapan dokter itu yang begitu dingin, mengapa hatinya merasa
begitu perih? Rasanya sangat menyakitkan.

"Mianhae jika aku hanya mengganggumu, Dokter Lee. Aku... aku hanya..." Byungchan terbata. Sebagian hatinya berteriak
kencang agar ia bisa segera mengatakan apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini, namun sebagian hatinya juga berteriak dan
melarang Byungchan untuk mengungkapkan perasaannya.

"Katakan dengan cepat. Aku tak ada waktu lagi. Sebentar lagi akan ada pasien yang datang ke ruanganku," tegas Jinhyuk.

Remasan tangan Byungchan pada ujung baju yang ia kenakan semakin mengerat. la benar-benar tersiksa dengan keadaan ini.
"Aku... aku menyukaimu, Dokter Lee," ucap Byungchan cepat.

Jinhyuk yang dari tadi sibuk membuka berkas berkas tentang pasiennya, mendadak menghentikan aktivitasnya, lalu
mendongak demi menatap Byungchan. Pria manis itu tampak menunduk malu.

"Byungchan ah ? Apa aku tak salah dengar ?" tanya Jinhyuk tak percaya.

Byungchan menggeleng tanpa suara. Kepalanya masih menunduk, menyembunyikan rasa malu yang ia rasakan saat ini.

"Jeongmal mianhae, Byungchan ah. Selama ini aku tak pernah sedikit pun mengira hal ini akan terjadi, Semenjak aku mengenalmu sebagai adik dari Dokter Han, aku selalu
menganggapmu sebagai adikku juga."

DEG

Sebuah luka yang dalam sepertinya telah terukir di hati Byungchan. Perkataan Jinhyuk sudah menjelaskan semuanya.Dokter itu tak tertarik padanya-apalagi mencintainya, Dokter itu hanya menganggap Byungchan sebagai.. adik. Rasanya begitu menyesakkan dada.

"Tapi Dokter... apa kita tidak bisa belajar untuk saling menyukai?" Byungchan mulai mendongak, ia tahan semua rasa malunya demi menatap mata indah dokter itu. la menatap dokter itu dengan lekat, berharap dokter itu akan luluh sedikit saja karena melihat tatapannya.

Our Destiny (RyeonSeung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang