Epilog

1K 90 8
                                    

Boston,Amerika Serikat



Seungyoun ah irreona!" suara ibu Seungyoun terasa menggema di luar kamar Seungyoun. Seungyoun menggeliat di atas tempat tidurnya, merasa malas untuk memedulikan teriakan ibunya.

"Seungyoun ah cepat bangun! Apa kau mau terlambat ke acara pernikahanmu?!"

DEG

Seungyoun terperanjat dan bangun seketika saat mendengar kata pernikahan. Rupanya ia tidak bermimpi. Ini nyata. Orang
tuanya telah kembali ke Seoul dan minggu kemarin meminta Seungyoun untuk segera menikah dengan Seungwoo dan baru beberapa hari lalu mereka terbang ke Boston untuk melaksanakan pernikahan. Tapi berapa kali pun Seungyoun meyakini dirinya sendiri, ia masih merasa semua itu adalah mimpi.

"Cepat kau ikut dengan kami untuk merias wajahmu dan memakai pakaian pengantin!" teriak ibunya lagi.

Seungyoun hanya bisa memegang dadanya yang berdebar. la akan menikah hari ini? Dengan...

Han Seungwoo?

Tuxedo putih dengan dasi kupu-kupu itu akhirnya melekat dengan indah di tubuh Seungyoun. Hari ini usianya tepat 21 tahun, dan kini ia sedang berjalan di altar. Di sampingnya,sang ayah sedang membimbing langkahnya. Namun entah
mengapa, tiba-tiba langkahnya terhenti. la gemetar ketakutan. Di ujung sana, Seungwoo sudah menunggunya. la keheranan melihat langkah pria yang dicintainya itu tiba-tiba terhenti sebelum sampai di hadapannya. la hanya menggeleng pelan begitu menyadari sesuatu.
Akhirnya Seungwoo berjalan ke depan, menyambut calon pengantinnya itu.

"Apa kau takut menikah denganku?" tebak Seungwoo sambil terkekeh pelan.

Seungyoun terdiam seolah mengatakan 'iya'.

Akhirnya Seungwoo menggenggam tangan Seungyoun, dan mengajaknya berjalan bersama di altar. Tepat di depan pendeta, mereka berdua berdiri berdampingan dan tersenyum sangat bahagia. Seungwoo bisa
merasakan kegugupan luar biasa sedang melanda Seungyoun. Pria itu tampak gemetar.

"Kau kenapa?" bisik Seungwoo.

"Bagaimana ini... aku takut mengucapkan janji suci pernikahan," keluh Seungyoun.

"Apa?" teriak Seungwoo tanpa sadar, yang sukses membuat semua orang terbahak-bahak. Seungwoo segera menggenggam tangan Seungyoun.

"Cukup yakinkan hatimu bahwa aku akan selalu ada di sampingmu dan membuatmu sembuh dari semua fobia yang kau alami," ucap Seungwoo menenangkan.

Seungyoun mengangguk.

Setiap sentuhan apa pun yang Seungwoo lakukan, selalu berhasil membuatnya tenang dan terhindar dari fobia yang ia rasakan.

Sampai akhirnya janji suci itu berhasil diucapkan oleh mereka berdua. Saat ini waktunya melempar buket bunga pada para tamu undangan. Seungyoun melempar buket bunga itu dengan semangat. Akhirnya buket bunga itu berhasil dimenangkan oleh Byungchan, yang kini berada di samping Jinhyuk.

"Kau tahu? Mereka sedang berpacaran. Aku ingin Jinhyuk segera menikahi Byungchan," bisik Seungwoo pelan.

"Aku juga menginginkan hal yang sama," jawab Seungyoun.

Ada kebahagiaan di hati Seungyoun ketika melihat Byungchan mendapat kebahagiaannya. Seungwoo berbalik menatap seseorang yang kini sudah berstatus sebagai pendamping nya. la memandang pria itu dan menggenggam tangannya yang masih saja bergetar.

"Kini kau takut apa lagi?" tanya Seungwoo.

"Aduh bagaimana ini.. aku takut hidup denganmu." Seungwoo kembali menggeleng pelan, tak percaya akan sikap pria itu yang takut pada banyak hal.

"Ini akan segera sembuh seketika," kata Seungwoo.

Tanpa Seungyoun duga, Seungwoo mengecup bibirnya dengan begitu dalam, bahkan kini Seungyoun pun membalas ciuman itu.

"Bagaimana? Kau masih takut hidup denganku?" tanya Seungwoo setelah melepaskan ciumannya.

Seungyoun menggelengkan kepalanya dengan wajah yang memerah. Seungwoo tersenyum gemas melihat kelakuan orang di hadapannya itu. Pria lugu yang selalu membuatnya gemas itu akhirnya
menjadi istrinya. Dan ia berjanji, akan menjaga pria itu dengan baik. Tak peduli apa yang akan terjadi di hari esok, Seungwoo berjanji akan selalu berada di samping Seungyoun.

Semua tamu undangan, termasuk orang tua Seungyoun dan Seungwoo menatap pasangan pengantin itu dengan bahagia. Mereka berharap pasangan pengantin itu akan bahagia selamanya. Seungyoun dan Seungwoo saling menatap. Mereka mengungkapkan semua yang mereka rasakan lewat pandangan mata mereka yang saling memandang lembut.











Kurasa aku sudah menemukan obat untuk fobiaku. Obat itu adalah kau...

-Seungyoun

Aku akan selalu denganmu, mengobati semua ketakutan yang kau alami. Bersamaku, kau tak boleh takut lagi...

-Seungwoo













The End


Our Destiny (RyeonSeung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang