Di sela-sela kesibukan, Seungwoo menyempatkan waktunya untuk pergi ke kantin dan mengajak seseorang untuk bertemu. Ada sebuah hal yang ingin Seungwoo bicarakan dengan seseorang yang sudah sangat dikenalnya. Seseorang itu adalah Jinhyuk, dan apa yang akan ia bicarakan dengan pria itu adalah tentang Seungyoun. Ada sebuah kekhawatiran yang dirasakan Seungwoo terhadap tunangannya itu. Sebuah kekhawatiran besar, yang selalu mengusik hatinya belakangan ini.
"Kau sudah lama menunggu?" Jinhyuk tampak sudah datang dan menarik kursi kantin yang berhadapan dengan Seungwoo.Seungwoo membalas dengan sedikit senyuman.
"Wae geurae? Jarang sekali kau mengajakku bertemu seperti ini," kata Jinhyuk mengawali pembicaraan.
Seungwoo menghela napas pelan.
"Ini mengenai Seungyoun,"
Jinhyuk cukup terkejut dengan ucapan Seungwoo.
"Seungyoun? Ada apa dengannya?" tanya Jinhyuk tak mengerti.
"Dia punya rasa takut yang besar jika aku meninggalkannya.Dia seolah-olah tertekan jika aku mengabaikannya sedikit saja. Aku hanya ingin bertanya, apakah hal seperti itu termasuk masalah ringan menurut pandangan psikiater sepertimu? Ataukah ada hal yang harus aku lakukan untuk menyembuhkannya?" tanya Seungwoo.la kembali menghela napas sukar.
Jinhyuk tiba-tiba mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat melihat Seungyoun ada di bangku taman tanpa memedulikan dinginnya salju yang berjatuhan. Ternyata dugaannya tepat. Ada yang tidak beres pada Seungyoun.
"Ada bermacam-macam fobia yang dialami oleh seseorang,Dokter Han. Ada jenis ringan, ada juga jenis berat. Yang terjadi pada Seungyoun bisa saja merupakan sebuah trauma dari masa lalu,yang selalu membuatnya tertekan hingga menimbulkan fobia di masa sekarang. Fobia seperti itu bisa saja menjadi berat ketika penderitanya mulai kehilangan kendali untuk mengontrol
dirinya sendiri. Jika sebuah fobia sudah mengganggu kehidupan seseorang sampai-sampai mencelakai seseorang itu sendiri, maka fobia itu harus diberi tindakan medis bahkan jika perlu dibawa ke psikiater untuk sedikit meredakan kondisi psikisnya," jelas Jinhyuk panjang lebar.Seungwoo merasa sesak mendengar penjelasan Jinhyuk.la takut fobia yang dialami Seungyoun akan meningkat, apalagi ia tidak bisa sepenuhnya menjaga Seungyoun. Seungyoun pasti merasa semakin tertekan saat Seungwoo tak bisa menyempatkan waktu untuknya.Tetapi Seungwoo menggeleng pelan. la yakin fobia yang dialami Seungyoun tidak berat sama sekali, mungkin saja ia hanya akan ketakutan dan menangis saat fobianya kambuh.
"Dua hari yang lalu ketika Seungyoun menunggumu di taman aku sudah menduga bahwa kondisi psikis Seungyoun sedikit terganggu karena sebuah hal. Rupanya hal itu adalah fobia. Aku belum pernah menangani kasus seperti ini, hanya saja aku memintamu untuk berhati-hati. Seungyoun bisa saja melukai dirinya sendiri, Ketika dia mengabaikan rasa dinginnya di taman, fobia sedang mengendalikannya. Jika fobia semakin membuatnya tertekan, tidak menutup kemungkinan bahwa ia bisa saja membahayakan dirinya sendiri," jelas Jinhyuk lagi.
Seungwoo semakin merasa resah dengan keadaan Seungyoun. la takut Seungyoun akan bertindak nekat jika ia mengabaikannya sedikit saja.
"Apa yang harus aku lakukan? Apa fobia seperti itu bisa disembuhkan?" tanya Seungwoo penuh harap.
"Buatlah dia yakin bahwa kau tidak akan pernah meninggalkannya. Sempatkanlah untuk memperhatikannya walau hanya sebentar. Itu akan membuatnya membaik dan lupa akan fobia nya," saran Jinhyuk.
"Baiklah, aku akan mengikuti saranmu. Gomawo," ucap Seungwoo tulus.
"Jika kau menemui kesulitan, kau bisa menanyakan padaku,"kata Jinhyuk lagi.
Jinhyuk berusaha setulus mungkin untuk membantu Seungwoo. Seungwoo adalah seniornya di kampus dulu, sekaligus sahabatnya. Bahkan Jinhyuk sudah menganggap Seungwoo sebagai kakaknya sendiri. Sekalipun hatinya kini sedikit terusik
karena Seungyoun, Jinhyuk tak ingin sedikit pun mengganggu hubungan Seungwoo dan Seungyoun. Inilah yang bisa ia lakukan sekarang. Membantu Seungwoo untuk memastikan bahwa pria manis itu baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (RyeonSeung)
FanfictionCho Seung-yeon seorang pemuda yang memiliki suatu ketakutan berlebihan dalam dirinya atau disebut phobia ~Autophobia ~ tapi bagaimana jika ketakutannya itu membuatnya bertemu dengan seorang yang mencintainya dengan tulus