Hate, Love, & Envy

640 110 12
                                    

Sinar mata Byungchan tampak meredup. Di pagi hari yang biasa
ia lewati dengan penuh keceriaan,kali ini hanya bisa ia lewati dengan kemurungan. Ada hal yang mengganggu hatinya, membuat ia tidak nyaman saat melangkah, membuat ia gelisah setiap saat. Seungyoun-pria itu berperan besar atas apa yang sedang Byungchan rasakan.

Di depan sana, Byungchan melihat Seungyoun melambaikan tangan
ke arahnya. pria itu terlihat ceria, Byungchan yakin ada hal bagus
yang terjadi. Tetapi kali ini, entah mengapa Byungchan tak mau membalas lambaian Seungyoun, hatinya bahkan berubah semakin
dingin saat melihat pria itu.,

Apa karena melihat dokter Lee dan Seungyoun kemarin?

Sampai akhirnya kini Seungyoun sudah ada di hadapannya, ia hanya bisa memberikan seulas senyum di depan pria itu-senyum palsu.

"Pagi Byungchan ah !" seru Seungyoun semangat.

"Pagi Hyung, " jawab Byungchan pelan.

"Kau kenapa? Tidak biasanya kau terlihat murung di pagi hari," kata Seungyoun heran.

Byungchan sedikit tersenyum sambil melanjutkan langkahnya.
ia menggumam pelan, "Aku tidak apa-apa Hyung."

"Tapi kau terlihat berbeda sekali. Apa kau sakit?" tanya Seungyoun lagi.

"Tidak." Masih jawaban singkat yang bisa Byungchan ucapkan pada pria itu.

"Oh ya, apa hari ini kau mau ke rumah sakit?" tanya Seungyoun semangat.

la mulai menikmati perannya sebagai tunangan Seungwoo. Mengantarkan makanan untuk Seungwoo ke rumah
sakit, lalu pulang bersama pria itu.

"Aku akan ke rumah sakit, tapi mungkin agak sore," jawab Byungchan enggan,semakin membuat Seungyoun heran.

"Hmm...baiklah. Lalu, apa kemarin kau ke rumah sakit?" tanya Seungyoun lagi.

"Tidak," bohong Byungchan.

Tentu saja ia ke rumah sakit, hanya
saja la tak sanggup melihat kebersamaan dokter Lee dan Seungyoun. Hatinya terluka dan ingin segera menghindar.

"Pantas saja aku tidak melihatmu," gumam Seungyoun pelan.

Byungchan seolah tak mau menanggapi perkataan Seungyoun lagi. la melangkah dengan cepat, meninggalkan Seungyoun beberapa langkah di belakangnya. Entah perasaan apa yang kini ia rasakan terhadap Seungyoun. Melihat pria itu ada di depannya. seolah menyakitinya. la memang belum yakin dengan apa yang ia lihat kemarin. Karena itu, sore ini ia akan ke rumah sakit, memastikan semuanya.

Seungwoo menghela napas sembari menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Lelah. Satu kata itu yang dirasakannya saat ini. Bekerja sebagai dokter spesialis bedah membuat semua tenaganya terkuras. Beberapa jam yang lalu, ia sibuk melakukan
operasi terhadap pasiennya yang tiba-tiba mengalami gagal ginjal setelah sadar dari komanya. la bahkan hanya punya waktu sebentar untuk meregangkan otot-otot kaku di tubuhnya sejenak di ruangan ini. Kini sebuah pertanyaan muncul di benak
Seungwoo.

Apa dia bisa menjaga Seungyoun, sedangkan dirinya begitu
sibuk?

Bayangan wajah Seungyoun muncul begitu saja di benaknya, membuat ia ingin cepat bertemu dengan pria itu. Hari ini pun ia menunggu Seungyoun, berharap pria itu mengunjunginya kembali di rumah sakit. Tapi sampai sekarang, tak ada satu pesan pun yang ia terima dari pria itu.

Tok Tok Tok

Seungwoo terperanjat ketika ada seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk," kata Seungwoo tegas.

Raut kelelahan di wajah Seungwoo tiba-tiba menghilang saat melihat seorang pria yang baru saja ada di pikirannya kini muncul dari balik pintu ruang kerjanya. pria itu tersenyum manis, lalu mendekat ke arah Seungwoo.

Our Destiny (RyeonSeung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang