The Painful Fact

631 100 30
                                    


Seungwoo masuk ke dalam rumahnya dengan langkah yang sangat lesu. Pikirannya kalut. Hatinya hancur. Tak ada yang bisa ia lakukan saat pikiran dan hatinya dalam keadaan tidak baik. la memikirkan di mana Seungyoun sekarang. Hatinya terus bertanya, apakah pria itu baik-baik saja?

Penyesalan mulai merasuki hatinya saat ini. Seharusnya ia tak mengatur kehidupan Seungyoun begitu saja, seharusnya ia memberitahu Seungyoun dulu agar pria itu
tidak terpaksa masuk ke departemen kesehatan jiwa. Namun, penyesalan memang selalu datang terlambat, bukan?




Malam sudah mulai larut. Dengan sengaja ia menyibukkan diri di rumah sakit, dan pulang larut malam dengan harapan ia bisa tidur nyenyak, walau hanya sebentar. Tapi rupanya hal
sederhana seperti itu pun tak bisa ia dapatkan dengan mudah.

Sudah tiga hari semenjak Seungyoun pergi, Seungwoo tak pernah bisa
tidur nyenyak. Hidupnya dihantui oleh rasa bersalah dan takut kehilangan. Secuil pesan dari Seungyoun terus saja mengganggu hatinya. la ingin segera menemukan Seungyoun. Jika ia bisa menemukan pria itu, ia akan meminta maaf dan memenuhi semua keinginan pria
itu. Kalaupun pria itu menginginkan dia untuk merasakan luka yang sama seperti yang pria itu rasakan, maka Seungwoo pun akan siap melakukannya.



Karena tak bisa tidur, Seungwoo berinisiatif untuk meminum obat tidur dosis tinggi yang ia letakkan di lemari obatnya, di ruangan pribadi yang sama sekali tak boleh dikunjungi oleh orang lain.

Baru saja ia berníat untuk membuka pintu ruangan pribadinya, pintu itu sudah terbuka dari dalam. Seungwoo terkejut melihat Byungchan keluar dari ruangan pribadinya. Byungchan pun terkejut bukan main ketika melihat Seungwoo. la dengan sigap
menyembunyikan sesuatu di balik tubuhnya.

"Byungchan ah? Untuk apa kau masuk ke ruangan pribadi Hyung?" tanya Seungwoo curiga.

Byungchan tampak gelagapan. "Mianhae, Hyung. Aku kira Hyung
sudah datang dan ada di ruangan ini. Ternyata Hyung baru pulang ya?" kata Byungchan beralasan.

Seungwoo memicingkan matanya, tak percaya dengan perkataan adiknya itu. "Kau kan sudah tahu betul tentang ruangan ini. Hyung tidak mengizinkan seorang pun masuk ke
ruangan ini tanpa izin dari Hyung," kata Seungwoo tegas.

Keringat dingin mulai bercucuran di dahi Byungchan. Pria itu sudah tak punya alasan lain untuk berbohong pada kakaknya.

"Apa yang kau sembunyikan di balik tubuhmu?" tanya Seungwoo begitu menyadari tangan adiknya terus-terusan disembunyikan di balik badan.

Byungchan menggeleng cepat. "Aku tidak menyembunyikan apa-apa," kata Byungchan dengan ucapan yang jelas-jelas terdengar gugup.

Seungwoo semakin memicingkan matanya. la tak bisa tinggal diam ketika melihat hal mencurigakan dari adiknya.

"Berikan pada Hyung," ucap Seungwoo pelan, namun tegas.

Tangannya terulur di depan Byungchan. Byungchan tak bergeming. la masih bertahan untuk menyembunyikan sesuatu di balik tubuhnya.

"Berikan atau Hyung akan merampasnya hingga tanganmu
sakit!" kata Seungwoo makin menekan Byungchan.

Byungchan terpaksa menyerahkan benda yang sedari tadi ia pegang. Sebuah botol kecil berisi beberapa tablet obat yang sebenarnya akan ia gunakan untuk kembali menjebak
seseorang yang saat ini dibencinya. Ya, seorang pria culun yang mempermalukannya di kampus beberapa hari yang lalu. la ingin menjebak pria itu hingga pria itu pingsan, lalu ia akan merencanakan hal buruk ketika pria itu tak sadarkan diri.

Seungwoo menerima botol itu dengan kecurigaan yang begitu besar. Dengan cepat ia membuka tutup botol itu dan
menuangkan isi dari botol itu ke telapak tangannya. Matanya membelalak kaget saat tahu obat apa yang telah pria itu ambil dari ruangannya.

Our Destiny (RyeonSeung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang