Tuut tuut tuut
Nada bernada panjang itu terdengar dari nomor seseorang yang saat ini tengah dihubungi oleh seorang pria yang tampak resah.
"Angkat teleponnya, kumohon.," lirih Seungwoo.
la mengacak rambutnya karena sangat kesal dan frustrasi. Pagi hari kali ini saat kondisi Byungchan membaik, ia akhirnya mempunyai kesempatan untuk memberi kabar pada Seungyoun. Tapi saat ia berhasil memberi kabar pada Seungyoun, pria itu justru tak menjawab teleponnya,
"Seungyoun ah kau baik-baik saja bukan? Kumohon angkat teleponnya.." gumam Seungwoo lagi.
Nihil.
Tak ada suara seorang pria yang terdengar dari sana,yang ada malah nada panjang yang membuat Seungwoo semakin khawatir, Karena tak berhasil menelepon pria itu, ia pun mengirim pria itu sebuah pesan.
Seungyoun ah kau baik-baik saja kan? Mianhae, aku kemarin tak sempat menghubungimu. Byungchan masuk rumah sakit karena sakit lambung
Kuharap kau bisa mengerti. Jaga dirimu baik-baik selama aku merawat Byungchan di sini.Usai mengirimkan pesan itu, Seungwoo kembali ke ruangan
di mana Byungchan berada. Adiknya terlihat sedang memainkan ponselnya. Keadaan pria itu terlihat lebih baik sekarang.Seungwoo duduk di samping pria itu, dengan pikiran melayang pada Seungyoun. la takut terjadi apa-apa pada pria itu. la mengingat betul apa yang diucapkan Jinhyuk kemarin. Seungyoun tak boleh ditinggal sendiri, tapi ia justru meninggalkannya seharian kemarin.Tanpa kabar.
"Hyung, kau melamun?" tanya Byungchan ketika melihat sosok
kakaknya hanya terdiam di sampingnya, dengan pandangan mata
yang kosong."Hyung mencemaskan Seungyoun...," kata Seungwoo jujur.
Byungchan merutuk dalam hatinya. Untuk saat ini, ia benar-benar
tak mau mendengar sedikit pun tentang Seungyoun."Kau tidak apa-apa kan jika Hyung tinggal sebentar? Hyung ingin memastikan keadaan Seungyoun," kata Seungwoo.
la harap adiknya akan mau membiarkan dia pergi sebentar saja. Jujur saja, Byungchan benar-benar tak mau ditinggal sendiri di ruang perawatan.
"Kau lebih menyayangi Seungyoun itu daripada aku kan? Kau sama sekali tak khawatir pada keadaanku, sementara Seungyoun yang sedang
tidak sakit malah kau perhatikan! Aku benci padamu Hyung!" teriak Byungchan.Pria itu membalikkan badannya membelakangi Seungwoo.
"Bukan begitu, Byungchan ah. Kau tahu sendiri kan bagaimana keadaan Seungyoun?
Dia gampang tertekan bila diabaikan oleh orang-orang di sekitarnya. Apalagi sekarang hanya Hyung yang menjadi sandaran untuknya. Hyung takut dia bertindak nekat," kata Seungwoo menjelaskan."Terserah Hyung saja! Jika kau meninggalkan ruangan ini, aku
pastikan kau akan melihatku mati saat kau kembali ke sini!""Han Byungchan!" bentak Seungwoo keras. Kesabarannya benar benar diuji oleh sikap Byungchan,dia bahkan bersabar saat Byungchan memanggil Seungyoun tanpa embel embel Hyung lagi. la tak habis pikir
mengapa adiknya bisa sampai berbicara seperti itu.Byungchan hanya bisa terdiam setelah mendengar bentakan Seungwoo. la semakin menggulung tubuhnya dengan selimut rumah sakit.
"Bahkan kau membentakku sekarang, Hyung. Apa karena kehadiran Seungyoun, kau jadi tak ingin memedulikanku lagi?" terdengar suara lirih Byungchan dari balik selimut.
Seungwoo semakin merasa serba salah. Apa yang harus ia lakukan dalam situasi seperti ini?
Bayangan buruk tentang Seungyoun
semakin membuatnya tak tenang. Bayangan buruk tentang Byungchan yang akan merasa kacau bila ia pergi untuk menemui Seungyoun pun ikut membuat Seungwoo merasa tersiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (RyeonSeung)
FanfictionCho Seung-yeon seorang pemuda yang memiliki suatu ketakutan berlebihan dalam dirinya atau disebut phobia ~Autophobia ~ tapi bagaimana jika ketakutannya itu membuatnya bertemu dengan seorang yang mencintainya dengan tulus