Seungwoo tak bisa berhenti menatap seorang pria yang saat ini tertidur pulas di samping kursi kemudi dalam mobil yang dikemudikannya. Pria itu mungkin mengantuk karena perjalanan yang cukup jauh dari Gyeongju menuju Seoul. Mata pria itu pun sedikit bengkak, ia menangis ketika meninggalkan keluarga Nam.
"Jika kau merindukannya, kita akan pergi ke sini lain kali. Kau juga bisa meminta Kim Ahjumma untuk membawa Dohyun ke Seoul karena Kim Ahjumma juga akan segera kembali ke Seoul, bukan?" ucap Seungwoo tadi saat Seungyoun memeluk erat Dohyun.
Akhirnya setelah tenang, barulah Seungwoo bisa mengajak Seungyoun pulang ke Seoul. Sekarang Seungwoo melajukan mobilnya ke rumahnya, ada hal yang perlu ia selesaikan antara Seungyoun dan Byungchan, la yakin Byungchan sudah menunggu lama untuk kedatangan Seungyoun. Kali ini pun pasti Seungyoun sudah mau memaafkan Byungchan.
"Seungyoun ah, irreona." Seungwoo menepuk pipi Seungyoun pelan.
Seungyoun mengerjapkan matanya. la sedikit bingung melihat rumah yang sedikit asing untuknya.
"Ini rumahku," kata Seungwoo seolah tahu apa yang Seungyoun pikirkan.
"Kenapa kita ke sini?" tanya Seungyoun sedikit bingung
"Byungchan ingin meminta maaf padamu," kata Seungwoo.
Seungyoun berpikir sejenak. Masih teringat jelas semua perlakuan buruk Byungchan padanya. Hatinya masih merasa sakit akan hal itu. Tetapi kembali ia mengingat nasihat Kim Ahjumma. Tak ada salahnya jika kita memaafkan, karena itu akan membuat hati kita membaik.
"Baiklah, ayo!" kata Seungyoun akhirnya.
Seungwoo membukakan pintu mobilnya untuk Seungyoun. Seungyoun turun dari mobil itu lalu berjalan bersama menuju rumah Seungwoo, dengan tangan Seungwoo yang menggenggam erat tangannya.
Ceklekk
Rumah itu terbuka. Seungyoun hanya mengikuti langkah Seungwoo. Dan sekarang ia menyusuri tangga untuk masuk ke kamar Byungchan. Saat ada di depan kamar Byungchan, Seungwoo membuka kamar adiknya itu. la sedikit terkejut saat melihat Jinhyuk masih ada di samping Byungchan, menjaga adiknya.
"Kau belum pulang?" tanya Seungwoo tak percaya.
"Aku kasihan pada adikmu, dia cemas dan takut kau tidak berhasil membawa Seungyoun pulang," jawab Jinhyuk.
"Mana? Apa kau membawa Seungyoun bersamamu?" tanya Jinhyuk, diikuti pandangan penuh harap dari Byungchan.
Seungyoun ada di belakang Seungwoo, masih ragu untuk bertemu dengan Byungchan.
"Hyung, apa kau berhasil membawa Seungyoun Hyung pulang?" tanya Byungchan parau.
la nyaris menangis ketika melihat Seungwoo ada di ambang pintu sendirian, tanpa adanya seorang pria yang ia tunggu-tunggu sedari kemarin.
"Aku di sini," kata Seungyoun beringsut ke sisi Seungwoo dan menampakkan wajahnya.
Seketika Seungyoun membawa kebahagiaan bagi Byungchan dan Jinhyuk sekaligus, Byungchan yang masih lemas tampak tak memedulikan kondisinya. la turun dari tempat tidur dan berlari ke arah Seungyoun dan memeluknya dengan erat.
"Seungyoun Hyung , maafkan aku. Aku telah jahat padamu. Kumohon maafkan aku...," lirih Byungchan menangis terisak.
"Aku tahu apa yang aku lakukan sangat keterlaluan. Kau boleh lakukan apa saja padaku asal kau mau memaafkanku...," ucap Byungchan parau.
"Tidak apa-apa, Byungchan ah. Aku sudah memaafkanmu," ucap Seungyoun lirih.
"Gomawo, Seungyoun Hyung. Apa setelah ini kau masih mau menganggapku sebagai sahabatmu?" tanya Byungchan sembari
melepaskan pelukannya.Seungyoun mengangguk semangat.
"Tentu saja. Bukankah hubungan kita akan lebih dari sahabat? Kita akan segera menjadi saudara ipar," jawab Seungyoun.Byungchan tak bisa membendung kebahagiaannya. Kelegaan kini memenuhi semua perasaannya. la kembali memeluk Seungyoun dengan erat.
"Byungchan ah, berbaringlah lagi! Kau harus istirahat," ucap Jinhyuk tegas, namun terdengar rasa cemas yang besar dari
suara itu,"Kenapa tiba-tiba kau begitu memperhatikanku?" tanya Byungchan seolah menyudutkan.
Jinhyuk berdeham keras untuk menyembunyikan rasa malunya. "Hanya sedikit peduli padamu," kata Jinhyuk dingin, namun sukses membuat Byungchan berbunga-bunga.
Seungyoun dan Seungwoo hanya tersenyum kecil. Seungwoo kembali menutup pintu kamar Byungchan, membiarkan adiknya itu dirawat oleh orang yang ia sayangi.
Sementara itu, Seungyoun tampak salah tingkah ketika keluar dari kamar Byungchan. Sekarang ia bukan berada di rumahnya, entah mengapa ia jadi merasa takut.
"Hyung, antarkan aku pulang," kata Seungyoun sedikit merengek.
Seungwoo terkekeh melihat raut wajah Seungyoun yang terlihat gugup.
"Biar kutebak, ketakutanmu yang lain adalah takut diserang olehku bukan?" tanya Seungwoo. Pandangan matanya fokus menatap wajah Seungyoun."Ya! Apa yang kau katakan? Aku tidak takut padamu!" sangkal Seungyoun.
"Benarkah?" Seungwoo maju mendekat dan menyudutkan Seungyoun di dinding rumahnya. Seungyoun tak bisa menghindar sedikitpun. Seungwoo kini sudah sangat dekat dengannya. Hingga tanpa diduga...
CHU~
Seungwoo mengecup bibir Seungyoun beberapa detik. Seungyoun salah tingkah. la segera berlari dan turun ke bawah tangga."Dasar dokter mesum!!!" teriak Seungyoun kesal.
Seungwoo hanya terkekeh pelan, membayangkan masa depannya yang akan ia lalui dengan pria itu, pria lugu yang hidupnya dipenuhi oleh berbagai ketakutan. Tapi ia berjanji, ia akan selalu berada di samping pria itu selamanya, tak peduli fobia apa yang ada pada diri orang yang di cintai nya itu.
"Saranghae... Cho Seungyoun."
To Be Continue
Hai semua kalian udah dengar tentang project baru untuk X1 kan
Petisi untuk CJ dengan tulis tangan
Saatnya One it bertarung lagi
Ayo One It kita bisa !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (RyeonSeung)
FanficCho Seung-yeon seorang pemuda yang memiliki suatu ketakutan berlebihan dalam dirinya atau disebut phobia ~Autophobia ~ tapi bagaimana jika ketakutannya itu membuatnya bertemu dengan seorang yang mencintainya dengan tulus