Tepat pukul 4 sore. Cuaca hari ini tampak sangat berbeda.Jika kemarin daun-daun berguguran di sepanjang jalan kota Seoul,kali ini salju mulai turun dan menghiasi kota itu. Ya, salju.Hari ini adalah hari pertama di musim dingin. Salju putih seperti serpihan kapas yang jatuh dari langit membuat suhu kota Seoul kali ini berubah sangat dingin.Seungyoun mengembuskan napasnya pada kaca jendela.Terlihat uap putih di sana, dan pria itu menulis sebuah nama menggunakan jari telunjuknya, tampak seperti anak kecil. Sering kali ia melakukan hal seperti itu jika ia sedang bosan. Beberapa menit yang lalu, Seungwoo mengiriminya sebuah pesan dan menyuruhnya untuk tidak datang ke rumah sakit karena cuaca sangat dingin. Seungyoun bisa memahami kekhawatiran tunangannya itu, tapi sungguh ia merasa tersiksa. Jika ia tak boleh mengunjung Seungwoo karena cuaca sangat dingin, apa itu artinya ia akan jarang bertemu dengan Seungwoo saat musim dingin? Benar benar menyebaikan, pikir Seungyoun.
Untuk kesekian kalinya ia mengembuskan napasnya
dengan risau. Pikiran dan hatinya sibuk memikirkan hal yang masih menggoreskan tanya dalam hatinya. Tentang perasaan Seungwoo. Pria itu sangat baik dan perhatian, namun apakah pria itu mencintai Seungyoun? la ingin tahu bagaimana perasaan
seorang Han Seungwoo terhadapnya. Sekilas, keinginan itu menghampiri benaknya begitu saja. Tanpa pikir panjang, ia langsung menyambar ponsel miliknya lalu bergegas pergi ke rumah sakit.Kembali Byungchan berada di belakang dokter Lee, mengikuti dokter itu ke mana saja dokter itu pergi, kecuali saat dokter itu masuk ke ruang pasien. Kali ini Byungchan sedikit putus asa, harapannya untuk bisa bersama dengan dokter itu seperti kemarin tak bisa terwujud sesuai keinginannya. Rupanya Lee Jinhyuk masih harus memeriksa beberapa berkas tentang pasien yang
menumpuk di meja kerjanya. Pria itu sempat menyampaikan permintaan maafnya karena tak bisa menerima ajakan Byungchan ketika Byungchan memintanya untuk makan siang bersama. Byungchan mulai gusar dan kesal. Seketika ia mendapat alasan untuk melampiaskan kekesalannya. Di depan sana, ada seorang pria yang berjalan dengan langkah pelan. Tanpa harus melihatnya, Byungchan yakin kalau Jinhyuk pasti akan menyapa pria itu."Bukankah itu Seungyoun?" tanya Jinhyuk pada Byungchan.
Byungchan enggan menjawab. la hanya bisa menebak bagaimana raut wajah Jinhyuk saat ini. Pria itu pasti terlihat bahagia melihat Seungyoun. Cemburu, Tak ada kata lain yang dapat mewakili perasaan Byungchan kali ini.
Seungyoun sudah ada di hadapan mereka berdua. Pria itu menunduk dan tersenyum.
"Kau ke sini lagi?" tanya Jinhyuk ramah.
"Apa kalian melihat Seungwoo Hyung ?" tanya Seungyoun pada Byungchan dan Jinhyuk sekaligus.
"Sepertinya dia masih menangani pasien," jawab Jinhyuk
Byungchan menatap muak dua manusia di hadapannya itu.Mereka seolah tidak menyadari kehadiran Byungchan yang jelas-jelas ada di dekat mereka.
"Kalau begitu aku akan menunggunya. Ah, Byungchan ah apa
kau mau pulang atau baru sampai?" tanya Seungyoun kemudian."Aku mau pulang Hyung," ucap pria itu dingin.
"Hmm... sayang sekali, padahal aku ingin ada teman saat menunggu Seungwoo Hyung," kata Seungyoun.
"Baiklah, kalau begitu
aku pergi dulu. Sampai jumpa!" Seungyoun pun berlalu dari hadapan
Jinhyuk dan Byungchan.Jinhyuk kembali melanjutkan langkahnya setelah memberikan senyuman terbaiknya pada pria itu.
"Sampai kapan kau akan mengikuti ku ?" tanya Jinhyuk begitu ia sadar bahwa Byungchan ada di belakangnya.
Byungchan tampak salah tingkah. "Aku akan segera pulang. Tapi... tapi, ini makanan untukmu, sempatkanlah untuk makan," ucap Byungchan seraya menyodorkan kotak bekal yang baru saja ia ambil dari dalam tas nya. Dengan ragu Jinhyuk mengambil kotak bekal itu. "Semoga kau menyukainya!" seru Byungchan lalu
segera berlalu meninggalkan Jinhyuk dengan langkah yang cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (RyeonSeung)
FanficCho Seung-yeon seorang pemuda yang memiliki suatu ketakutan berlebihan dalam dirinya atau disebut phobia ~Autophobia ~ tapi bagaimana jika ketakutannya itu membuatnya bertemu dengan seorang yang mencintainya dengan tulus