I Will find You

723 93 9
                                    


Debur ombak terdengar bergemuruh di sebuah pantai yang ada di wilayah Gamporeup, Gyeongju. Mentari pagi baru menampakkan sinarnya yang berwarna kekuningan. Udara yang
dingin membuat siapa saja menggigil di tepi laut, bersamaan dengan angin laut yang berembus dengan cukup kencang. Pria bermantel abu-abu itu duduk di tepi laut, di atas pasir putih yang lembut. Kegiatan inilah yang sering ia lakukan saat pagi hari ketika
ia berada di sini, tempat persembunyiannya.

Mentari yang baru terbit begitu indah, itulah yang ia pikirkan. Sinar mentari yang hangat itu cukup membuat kesepiannya tercairkan. Kekakuan yang ada di hatinya perlahan mulai melunak. Sudah beberapa hari berlalu sejak kejadian
menyakitkan itu. la merasa damai saat berada di sini, ia bisa melupakan lukanya di sini. Hingga akhirnya, ia merasa tak ingin kembali ke tempatnya sendiri. la tak mau terluka lagi.

"Hyung!" teriak seorang bocah berumur 8 tahun.

Seungyoun menengok ke belakang, melihat seorang bocah yang berlari ke arahnya, Bocah itu sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Dohyun ah!" balas pria bernama Seungyoun itu.

"Hyung, ayo pulang! Eomma dan Appa mengajakmu untuk sarapan bersama !" teriak bocah bernama Dohyun itu.

Seungyoun tersenyum hangat. Bocah itu selalu terlihat lucu dan menggemaskan. Minggu lalu bocah itu masih sakit ketika Seungyoun
datang, tapi sekarang sudah terlihat baik,bahkan sangat baik.

Seungyoun merasakan perasaan hangat di hatinya ketika melihat tawa
bocah itu, Mungkin karena la tak punya adik, la begitu bahagia saat bisa mengenal Dohyun, anak satu-satunya dari Kim Ahjumma.

"Baiklah, ayo!" kata Seungyoun semangat.

Seungyoun membersihkan pasir pantai yang melekat di balik celana hitam yang ia kenakan. la lalu berlari bersama Dohyun, berkejaran di bawah sinar mentari yang perlahan muncul dan tampak jelas di ujung sana.

"Eomma, Appa, aku berhasil membawa Seungyoun Hyung" teriak Dohyun senang.

Kim Ahjumma dan suaminya tersenyum hangat, Mereka bahagia melihat anak majikannya sudah mau diajak sarapan. Waktu itu ketika Seungyoun datang dalam keadaan yang menyedihkan,pria itu hanya terdiam dan tak banyak bicara. Makan pun hanya bila dipaksa oleh Kim Ahjumma. Tetapi semakin hari, keadaan pria itu semakin membaik. la sudah mau bicara dengan Kim
Anjumma ataupun suaminya, ia juga mulai senang bercanda dengan Dohyun, Kim Ahjumma hanya bisa terharu melihat Semua itu, apalagi saat ia tahu masalah antara Seungyoun dan tunangannya.


Pria itu sudah menceritakan semuanya. Tentang fobianya,
tentang calon adik ipar yang begitu jahat, tunangannya yang tidak mempercayainya, hingga kejadian buruk menimpa Seungyoun  dan mengguncang hatinya. Kim Ahjumma sangat mengerti, ia sekarang hanya ingin melakukan yang terbaik untuk membuat Seungyoun terbebas dari rasa sakitnya.

"Tuan muda, ayo kita sarapan bersama!" ajak Kim Ahjumma
ketika ia melihat Seungyoun dan Dohyun sudah ada di depan pintu
rumahnya yang sederhana. Rumah berlantai kayu sederhana, yang berada tepat di pesisir pantai.

"Baik, Ahjumma. Oh ya, jangan panggil aku Tuan muda. Panggil
saja aku Seungyoun," kata Seungyoun ceria.

"Mana bisa seperti itu, Tuan muda. Kau ini anak majikanku," kata
Kim Ahjumma cepat.

Seungyoun menggeleng pelan. "Tapi sekarang aku menumpang
di sini, Ahjumma. Aku merasa tak enak jika kau terus memperlakukanku seperti saat di Seoul. Panggil saja aku Seungyoun,
dan jangan sungkan untuk menyuruhku melakukan apa pun
selama aku menumpang di sini," kata Seungyoun.

Our Destiny (RyeonSeung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang