"Karena tugas seorang Riana Maharani Putri hanya menjadi istri dari seorang Kendra Adipati Darma." Dan detik itu juga Kak Ken mengecup kening gue seketika.
Membeku ditempat, Kak Ken menatap gue sekilas sebelum beberapa detik kemudian membawa gue masuk dalam dekapannya, dalam dekapan Kak Ken waktu serasa berhenti berjalan, hiruk riuh tempat acara dalam seketika berubah hening dan hanya di isi dengan suara hembusan nafas kami berdua.
"Kakak kenapa? Jangan bikin aku takut, ada masalahkah?" Tanya gue membalas dekapan Kak Ken, bukannya bahagia, setiap ada perubahan dari sikap Kak Ken gue malah takut kalau ada yang salah.
Tanpa menjawab pertanyaan gue, Kak Ken melepaskan dekapannya dan mundur selangkah memberikan jarak kita berdua
"Semuanya baik, bahkan jauh lebih baik setelah natap wajah kamu." Ucap Kak Ken memegang erat kedua bahu gue.
"Kendra Adipati Darma, apa lo berniat ngumumin ke semua orang status lo sama Riana sekarang?" Dari belakang Kak Ken berdiri tiba-tiba Kak Reza muncul dengan senyuman, senyum sinis lebih tepatnya.
"Oke, gue bantuin." Nepuk pelan bahu Kak Ken, Kak Reza berjalan mendekat ke tempat panitia dan ngambil alih pengeras suara yang ada, Kak Reza mau ngapain?
"Kak!" Gue menatap Kak Ken khawatir tapi tatapan Kak Ken juga berhasil menenangkan gue.
"Cek cek, malam semuanya, gue ada sedikit informasi yang mungkin sedikit menarik untuk kalian tahu, pertama, Ken yang kita kenal selama ini cuma topeng, seorang Kendra aslinya seperti yang kalian lihat sekarang, cukup tampan tapi masih belum bisa ngalahin gue." Dan ini informasi pertamanya.
"Yang kedua, Kendra Adipati Darma adalah suami dari Riana Maharani Putri, itu artinya di kampus kita ada pasangan yang sudah menikah, menikah muda walaupun kita nggak tahu alasannya apa." Sambung Kak Reza yang hampir aja bikin gue pingin ngelempar batu, kalau mau ngasih tahu pernikahan gue sama Kak Ken ya silahkan tapi kenapa harus bawa-bawa alasannya?
Mendengarkan ucapan Kak Reza, suasananya yang awalnya sedikit hening kembali riuh dengan tatapan yang memperhatikan gue sama Kak Ken bergantian, mereka mulai membicarakan alasan gue sama Kak Ken menikah muda lengkap dengan tatapan menusuk mereka.
"Nggak ada yang mau ngasih mereka selamat?" Lanjut Kak Reza bahkan tertawa lepas memperhatikan kita berdua.
Kepala gue rasanya udah ngestak ditempat, kaki gue rasanya udah nggak sanggup untuk nopang tubuh gue sendiri, takut adalah hal yang gue rasain sekarang, apa Kak Reza akan bertindak sejauh ini?
"Thanks, lo mengurangi tugas gue." Balas Kak Ken tersenyum tipis.
"Udah selesai? Kalau udah bisa gue bawa istri gue pulang sekarang?" Kak Ken bahkan menekankan kata istri di depan semua orang.
"Kenapa? Mau kabur? Lo belum jawab pertanyaan gue, semua orang disini juga pasti penasaran alasan kalian berdua menikah muda kenapa?" Ulang Kak Reza yang semakin membuat orang menatap gue nggak suka.
"Alasan gue sama Riana menikah, lo yang lebih tahu semuanya, kenapa nggak lo aja yang jelasin? Gue nggak punya waktu." Balas Kak Ken yang membuat orang berbalik menatap Kak Reza bingung.
"Ri, kita pulang!" Kak Ken menyunggingkan senyuman yang sangat menenangkan.
"Heumm!" Gue mengangguk pelan, dalam diam, gue mengikuti langkah Kak Ken mendekat ke Kak Reza dengan nafas nggak beraturan, Kak Ken jauh lebih bijak dari yang gue kira.
"Lo tahu? Setelah kejadian kemarin gue sadar satu hal." Ucap Kak Ken sangat tenang.
"Berkat lo, sekarang gue sadar kalau menjaga Riana dari jauh adalah kesalahan terbesar gue."
"Jadi apa rencana lo?" Balas Kak Reza tersenyum cukup tenang juga.
"Lo nggak perlu tahu rencana gue apa, yang perlu lo ingat cuma satu, setiap tindakan yang lo ambil dan menyangkut Riana didalamnya, lo juga harus udah tahu konsekuensinya apa." Dan gue membiarkan Kak Ken membawa gue pergi ninggalin tempat acara sekarang.
.
"Kenapa?" Tanya Kak Ken memperhatikan gue yang masih termenung ditempat dan belum berniat mengeluarkan sepatah katapun.
"Kenapa? Kakak masih tanya kenapa? Harusnya aku yang nanya, Kakak kenapa? Maksudnya apa Kakak datang ke kampus dengan tampilan kaya gini? Kakak bahkan ngebiarin Kak Reza ngumumin hubungan kita didepan semua orang, maksudnya apa?" Tanya gue bahkan masih nggak ngerti dengan jalan pikiran Kak Ken.
"Kakak nggak mau mengulangi kesalahan karena lalai menjaga kamu." Oke gue paham.
"Tapi gimana soal pernikahan, gimana bisa Kakak ngebiarin Kak Reza ngomong seenak jidatnya kaya tadi? Tampilan Kakak kaya gini juga apa maksudnya?"
Rasanya gue mau meledak didepan Kak Ken kalau nggak inget status gue itu apa, Bunda nggak pernah ngajarin gue untuk ngebentak-bentak suami, apapun masalahnya, letakkan kehormatan suami lebih dulu, semua masalah ada penyelesaiannya.
"Peluk!" Ucap gue menatap Kak Ken geram.
Dalam diam, Kak Ken merentangkan tangannya memberikan izin untuk gue, gue berjalan cepat dan beberapa detik kemudian gue masuk dalam dekapan seorang Kendra.
"Hah! Kakak bikin aku khawatir." Lirih gue narik nafas cukup lega, mempererat dekapan, gue bahkan menyandarkan kepala gue yang sekarang cukup penuh dengan beban.
"Kakak bahkan jauh lebih khawatir sama kamu, kamu yang paling penting untuk Kakak sekarang." Kak Ken mulai mengusap kepala gue dan mengecup kepala gue sesekali, apa semuanya memang makin berat?
Dalam dekapan Kak Kendra, gue mau melupakan beban gue sebentar, membiarkan Kak Ken melepaskan sedikit kekhawatirannya juga, memberikan Kak Ken sedikit waktu untuk bernafas dengan lega.
"Kakak juga paling penting untuk aku." Entah kenapa gue sangat ingin Kak Ken tahu kalau dia sangat berharga untuk gue.
"Kakak tahu."
"Kalau tahu jangan terluka tanpa izin aku." Mungkin Kak Ken tahu kalau dia berharga untuk gue tapi berharga yang gue maksud lebih dari yang Kak Ken tahu.
Dalam dekapan Kak Ken juga, untuk seketika gue teringat dengan tatapan Lily tadi, apa yang harus gue jelasin sama Lily? Gue nggak mau Lily terluka karena gue.
Walaupun fokus gue dari tadi tetap untuk Kak Ken tapi tatapan Lily juga sangat mengganggu pemikiran gue sekarang, gue nggak mau Lily salah paham.
Dia udah jujur mengakui perasaannya untuk Kak Ken didepan gue, dia cerita karena Lily pikir gue itu penting tapi gue sama sekali nggak berniat nyakitin hati Lily, gue nggak pernah tahu kalau laki-laki yang dia maksud itu Kak Kendra, suami gue sendiri.
Lily bahkan jauh lebih kaget dari orang lain begitu tahu kalau laki-laki yang dia suka adalah seorang kendra Adipati Darma, Lily bahkan jauh lebih terpukul begitu tahu Kak Ken itu siapa gue.
Apa yang harus gue jelasin sama Lily besok? Lily juga temen gue, gimana bisa gue ngebiarin Lily terus naruh rasa untuk Kak Ken, tapi minta Lily ngeluapin Kak Ken juga nggak akan semudah itu, canggung diantara kita berdua itu hal yang udah pasti.
"Kak, Lily_"
"Riana!" Panggilan Kak Ken yang sukses motong ucapan gue.
"Heumm? Kenapa?" Tanya gue mendongak menatap Kak Ken yang masih memeluk erat tubuh gue.
"Boleh Kakak mendapatkannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with My Senior (END)
RomanceDinikahin sama mahasiswa cupu aja gue ikhlas tapi kenapa kesannya malah kaya gue yang ditolak? Memang kurangnya gue apa? Kurang tinggi? Apa kurang cupu sama kaya dia?