"Hai Ri!" Sapa Lily seperti biasa merangkul pundak gue, gue hanya tersenyum miris untuk perlakuannya.
"Heumm." Gumam gue tersenyum aneh.
"Lo kenapa? Aneh banget hari ini, biasanya berisik mulu." Lagi-lagi gue hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Lily.
"Wajah baru." Balas gue dan berjalan masuk ke kelas lebih dulu, walaupun Kak Ken gak nganterin gue sampai kedepan pintu, gue yakin Kak Ken masih ngawasin gue, lelaki yang disana juga, Kak Reza berdiri membelakangi gue sama Lily dari arah lantai dua.
"Tumben Kak Ken gak nganterin sampai depan pintu? Berantem?" Gue mmeberhentikam langkah dan berbalik menghadap Lily.
"Loh lo kok tahu? Kaya cenayang aja." Tanya gue balik masih dengan wajah datar, gue memang gak bisa marah seperti permintaan Kak Ken tapi tersenyum didepan Lily juga lebih gak bisa lagi.
"Gak sih, nebak aja gue, lagian lo sering banget berantemnya?"
"Kita gak perlu ngebahas Kak Ken bisa kan? Males gue." Nepuk pundak Lily cukup keras sekali dan gue kembali berjalan lebih dulu, sabar hati, yang kuat.
Selama kelasnya Pak Adam, gue hampir gak bisa fokus dan berusaha keras mengabaikan semua pertanyaan Lily, ngintrogasi gue kayanya ni anak, apa dia pikir hasutannya untuk Kak Ken berhasil? Dia gak kenal siapa suami gue.
"Lo pulang sama siapa?" Tanya Lily begitu Pak Adam keluar ninggalin kelas.
"Gue? Pake taksi mungkin." Jawab gue sembari mulai membereskan perlengkapan kuliah gue.
"Mau gue anter? Guekan belum pernah ke rumah lo setelah tahu lo nikah, boleh dong?" Wo apaan ni anak? Ngegas banget.
"Mau kerumah? Gue_
"Banyakan mikir lo, udah ayo." Belum selesai gue muter otak, Lily udah narik tangan gue duluan ninggalin kelas, gimana ini?
Selama perjalanan diseret Lily, gue masih mikir keras gimana caranya ngasih tahu Kak Ken kalau Lily ngikut kerumah, ayolah mau gue hubungin Kak Ken, Lilykan mikirnya kita berdua lagi berantem.
Sampai diparkiran gue juga mulai melirik ke arah seberang dan Kak Ken gak ada, Kak Ken pun kemana? Biasanya muncul kapanpun nah giliran mendesak kaya gini Kak Ken malah gak keliatan.
Kalung! Seketika gue keingetan sama kalung gue, tarik liontin kalungnya, bener-bener, kenapa gak gue coba aja, siapa tahu berhasil, dalam diam, gue menyelipkan tangan gue dibalik jilbab dan narik liotin kalungnya, please berhasil.
"Lo pucet gitu Ri, sakit?" Tanya Lily natap gue sesekali, sakit? Bener banget, sakit hati gue ngeliat muka lo.
"Kecapean aja gue mungkin." Balas gue canggung, selebihnya selama perjalanan ya hening, Lily yang fokus dengan kemudinya dan gue yang fokus merapalkan doa.
"Rumah lo sepi amat Ri? Kak Ken gak dirumah?" Lily tahu dari mana rumah gue? Gue membatin sendiri nginget kelakuan ni orang.
"Lo tahu yang mana rumah gue memangnya?" Seketika Lily keliatan gagap didepan gue, yang bohong memang gak ketebak.
"Nebak aja gue, bener ya itu rumah lo? Wo hebat ya gue?" Lily cengengesan.
"Hehe hebat banget lo, heumm hebat." Gue ngangguk bebek dan turun dari mobil Lily, masuk ke rumah lebih dulu dan semoga Kak Ken ada.
"Assalamualaikum." Ucap gue begitu masuk ke rumah.
"Waalaikumsalam." Gue cukup bernafas lega tapi beberapa detik kemudian gue serangan jantung.
"Kakak?" Tanya gue kaget, pasalnya bukan Kak Ken yang ngejawab salam gue tapi itu Kak Reza, Kak Reza ngapain disini.
"Kakak ngapain disini?" Tanya gue masih kaget, Lily yang mengikuti dibelakang gue juga gak bisa nutupin sama sekali keterkejutannya.
"Loh Kak Reza ngapain disini? Lo selingkuh Ri?" Dan gue langsung natap Lily dengan tatapan membunuh gue.
"Ken di kamar, Kakak cuma mau numpang makan, kamu masak kan Dek?" Kak Reza tersenyum manis dan berjalan santai duduk di meja makan.
"Hai Ly, kebetulan banget ketemu lo disini." Sapa Kak Reza ikut natap Lily ramah, hah!.
"Duduk dulu Ly, gue nyiapin makan Kak Reza sama sekalian ngebuatin lo minum." Gue nyuruh Lily duduk diruang tamu dan langsung ngicir nemuin Kak Reza di dapur, maksudnya apaan coba? Katanya harus ngejauhin gue.
"Ngapain kesini?" Tanya gue begitu mendudukan diri didepan Kakak gue.
"Ayah dan Lily dua pekara yang berbeda, kita beresin Lily dulu." Beresin pula katanya, memang Lily debu?
"Terus Kakak tahu dari mana Lily mau kesini?"
"Kalung! Udah berisik banget, buat minum sana." Ishhh.
Ngebuatin minum ala kadar untuk Lily, gue ninggalin Kak Reza didapur dan nganterin minum ke Lily didepan, gue yang jalan kedepan juga gak sengaja ketemu Kak Ken dideket tangga.
"Reza mana?" Tanya Kak Ken yang pastinya ikut diderhatikan Lily.
"Di dapur." Cicit gue dan jalan ke Lily.
"Minum dulu Ly." Gue meletakkan segelas air gula didepan Lily dan ikut mendudukkan tubuh gue dihadapannya.
'Woi lo belum jawab pertanyaan gue, lo selingkuh sama Kak Reza, parah lo selingkuh pake acara terang-terangan." Cerocos Lily gak jelas.
"Otak lo isinya apaan sih Ly? Bego lo pelihara, mana berani gue nyelingkuhin Kak Ken? Tar durhaka gue."
"Ya siapa tahu iman lo tergodakan?"
"Gue bukan lo, Kalau Kak Reza bisa ada dirumah tanpa sepengetahuan gue, itu artinya Kak Ken yang ngebukain pintu, lo pikir Kak Ken bakalan ngasih Kak Reza masuk kalau mikir Kak Reza itu selingkuhan gue? Sakit lo."
"Terus Kak Reza itu siapa?"
"Kakak Riana." Jawab Kak Reza ngebawa sepiring nasi goreng ditangannya.
"Makan itu di meja makan bukan disini." Kak Reza ngambil posisi disebelah Lily.
"Kakak? Lo becanda? Gue udah hafal semua anggota keluarga lo dan nama Kak Reza gak ada disana." Lily bahkan cukup kaget setelah ucapannya sendiri, ni anak ngemata-matain gue juga? Hebat.
"Tapi Kak Reza memang Kakak gue, lagian lo kenapa kalau memangnya Kak Reza itu Kakak gue, masalahnya dimana buat lo? Lo mau jadi ipar gue?" Dan Kak Reza langsung keselek sama ucapan gue barusan, hah sampai sebegitu kagetnya.
"Minum Za, minum." Kak Ken ngeletakin segelas air putih didepan Kak Reza dan ngambil posisi disebelah gue.
"Ri, kamu kalau mau nyari calon yang beresin dikit, gini-gini nyari calon harus selektif, jangan asal banget." Kak Reza masih belum terima.
"Kenapa? Lily cantik juga kali Kak?"
"Hah! Cantik mah urutan keseribu." Kak Reza melanjutkan makannya sambilan sesekali natap gue gak percaya.
"Ri, Kak Reza beneran Kakak lo? Tapi_
"Nama Kak Reza gak ada dikartu keluarga? Yaiyalah gak ada, kan dikartu keluarga sekarang cuma baru ada nama gue sama Kak Ken doang."
"Gue serius Riana, gue_
"Bentar lagi bakalan nambah kok Ly, gak cuma Kakak sama Riana doang!" Tetiba Kak Ken nyelutuk kaya gitu motong ucapan Lily.
"Maksud Kakak? Rian hamil?" Hah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with My Senior (END)
RomanceDinikahin sama mahasiswa cupu aja gue ikhlas tapi kenapa kesannya malah kaya gue yang ditolak? Memang kurangnya gue apa? Kurang tinggi? Apa kurang cupu sama kaya dia?