Chapter 1

1.4K 43 1
                                    

Maaf typo

Gemericik suara air shower kamar mandi berhenti. Pintu kamar mandi terbuka menampilkan seorang pria dewasa dengan rambut masih basah dan handuk melilit dipinggang. Dia berjalan ke walk in closet mengambil pakaian ganti.

Setelah berpakain rapi dia menghampiri ke ranjangnya. Di sana masih tergolek tubuh pria lain yang hanya ditutupi selimut. Pria bernama Ben itu membelai penuh dengan kasih pria yang masih tertidur pulas itu.

"Honey, wake up." Ben membangunkan pria tersebut. Ya, mereka adalah pasangan gay. Walaupun tidak tinggal satu atap, tapi mereka sering menghabiskan malam bersama. Seperti semalaman mereka habiskan kebersamaan dengan bercinta.

Mendengar suara Ben yang lembut, Roy membuka mata. Wajahnya yang masih mengantuk terlihat menggemaskan bagi Ben.
"Wake up, sweetie."
"You're look so great. Where are you going?" tanya Roy.
"I'll going to meet with Daddy."
"Apa ada masalah Ben?"
"Tidak. Daddy bilang ingin bertemu. Ada hal yang ingin dia bicarakan. Kamu kembalilah tidur."

Roy mengangguk, Ben mencium kening kekasihnya sebelum keluar kamar dan apartemennya. Turun dengan lift ke basement menaiki mobil. BMW Z4 Sport warna biru itu melaju keluar area apartement.

Sekitar 45 menit BMW Ben memasuki sebuah rumah mewah dan besar tempat orang tuanya tinggal.

Ben memasuki rumah itu dengan santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ben memasuki rumah itu dengan santai. Mencari-cari penghuninya. Seorang wanita paruh baya tergopoh mendekatinya.
"Ealah aden udah datang."
"Sore mbok Nah, Daddy ada?" tanya Ben pada mbok Nah ART sekaligus pengasuhnya saat kecil.
"Ada den, biasa di ruang kerjanya."
"Mbok Nah apa kabar, sehat kan?" tanya Ben lagi.
"Alhamdulillah baik den. Hanya kadang sering masuk angin karena faktor usia kali ya."
"Mbok Nah harus jaga kesehatan. Aku ketemu Daddy dulu mbok."
Begitulah keakraban Ben dengan pengasuhnya itu. Baginya mbok Nah seperti ibu kedua.

Ben menuju sebuah ruangan di lantai 2 tempat tuan Jay Asher berada. Jay Asher adalah seorang pengusaha yang berasal dari Washington. Dia menetap di Indonesia dan menjadi mualaf setelah menikahi seorang gadis dari Bogor.

Ash's Corp adalah perusahaan miliknya yang dia warisi dari sang ayah. Dan sekarang dikelola oleh putra satu-satunya Ben.

Ben mengetuk pintu yang sudah terbuka. Menampakkan sesosok Daddynya yang duduk berdampingan dengan wanita terkasih.
"Hai Dad, Mom... Aku sudah di sini."
"Oh Ben, kemarilah."
Ben menghampiri Mommynya dan mengecup pipi kiri dan kanan. Kemudian memeluk Daddynya.

"Aku dengar Mom kurang sehat."
"Hanya penyakit usia tua. Bagaimana pekerjaanmu sayang?" tanya Mommynya lembut seperti biasanya.
"Baik Mom. Oh ya, Daddy memanggil ku kemari karena tidak ada masalah kan?"
"Tidak. Kami hanya ingin membicarakan sesuatu dengan mu."

Ben mengrenyitkan dahi penasaran apa yang akan orang tuanya bicarakan.
"Apa itu Dad?"
"My son, lihat kan kami semakin hari semakin menua. Kami sebelumnya tidak pernah mempermasalahkan gaya hidupmu."
Orang tua Ben memang sudah tahu dengan kelainan orientasi seksual putranya.

The Gay Man Is My Future Husband ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang