Awas Typo
Terimakasih yg udah vote
Happy reading
*******Della Pov
Sejak Ben mengatakan akan mempercepat acara pernikahan kami, semua keluarga dan kerabatku sibuk mempersiapkan semuanya. Mereka tidak pernah menanyakan bagaimana perasaanku saat ini. Bahkan ayah dan bunda tak sekalipun bertanya kemauanku. Sedikit kecewa yang kurasakan. Tapi mereka adalah orang tuaku.
Tapi hari ini gejolak di hatiku sungguh menggila. Tinggal dua hari lagi aku akan sah menjadi istri Ben. Sungguh aku tak ingin menjalaninya. Pikiranku hanya tertuju pada satu tujuan. Yaitu Max.
Dengan usaha yang cukup melelahkan membujuk bunda agar aku diijinkan untuk keluar dari rumah. Dengan alasan bertemu dengan calon klien yang hanya ingin berdiskusi denganku. Akhirnya bunda mengijinkanku untuk pergi dengan syarat, malam sudah sampai di rumah.
Setelah itu aku bergegas pergi dengan tas ransel yang tanpa sepengetahuan siapa pun kubawa beberapa helai baju. Ya aku berencana kabur dari pernikahanku. Aku sudah tidak memikirkan nasib keluargaku lagi. Aku ingin bahagia. Aku ingin egois. Aku ingin bahagia bersama Max. Aku tersenyum membayangkan Ben wajah malunya nanti. Biarlah, aku tidak perduli lagi. Cepat-cepat aku menaiki taksi menuju stasiun untuk menyusul ke kota tempat Max coas. Seumur hidup baru kurasakan rasa sebahagia dan seantusias ini. Selamat tinggal ayah, bunda, Naura, Teman-temanku.
=================
Hampir 11 jam perjalanan ku menuju kota yang terkenal dengan ikon patung ikan hiu dan buaya. Rasa pegal dan lelah yang medera tubuhku seolah hilang saat menapakkan kaki di kota ini. Sejak semalam HP ku terus bergetar. Dari ayah, bunda dan Naura menghubungi. Bahkan nama Ben tak luput dari deretan kontak yang tertera di layar HP. Ke empat sahabatku pun terus-terusan mengirim chat WA menanyakan keberadaanku.
Del, lo di mana? Jangan bikin bunda stress - Shilla
Astaga Del, bisa-bisanya lo kabur. Satu kompi nyariin lo ini - Maya
Della pulang sekarang!!!! - Rara
Lo dimana sih kak, kasiahan bunda pingsan gara-gara mikirin lo - Naura
Aku akan menemukanmu dan akan kubuat kau membayar semua tindakan bodohmu - Ben
Sederet chat yang aku abaikan. Dari stasiun aku memesan taksi untuk menuju kontrakan Max di kota ini. Aku sudah tidak sabar untuk menemuinya. Sengaja aku tidak memberitahukan kedatanganku. Dan aku berharap Max mau menyelamatkan aku.
Kontrakan Max tidak terlalu besar. Rasa lega menghinggapi hatiku karena kulihat mobil Max terpakir di halaman yang meyakinkanku bahwa sang pemilik berada di dalam. Perlahan aku mendekati pintu, mengetuk pelan. Tak ada jawaban. Saat aku akan mengetuk pintu lagi, ku urungkan niatku karena sudah terbuka dari dalam.
Yang membuka pintu adalah seorang wanita cantik, tinggi semampai, kulitnya putih bersih. Bagaimana aku bisa tahu. Karena wanita di depanku ini hanya menggunakan tangtop tanpa bra. Bagaimana aku bisa tahu lagi, sudah jelas putingnya tercetak dengan ukuran payudara yang begitu menggiurkan bagi kaum adam. Bagian bawah dia hanya memakai hot pant menampakkan paha mulusnya. Rambutnya hitam, panjang dan lurus. Senyum manis menyapaku, "Mencari siapa?"
Ah bahkan suaranya saja begitu lembut. Kalau aku seorang pria pasti sudah jatuh hati padanya.Karena senyumannya aku juga ikut tersenyum menapakan sedikit gigiku.
"Saya mencari...." belum selesai aku menjawab sebuah suara yang begitu ku kenal mengintrupsi kami.
"Siapa Niz?" tanya pria yang sangat aku kenal itu. Aku tidak bisa menahan debaran di dalam dadaku. Mataku terasa panas menyasikkan adegan ini. Pria itu juga tampak terkejut melihatku di tempat ini.
"Gak tahu sayang, aku lagi mau tanya." jawab sang wanita dengan mendengar kata 'sayang' saja aku bisa tahu ada hunungan apa di antara mereka.
Aku sudah tidak tahan berdiri terlalu lama di tempat ini.
"Maaf, saya salah alamat." aku langsung berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gay Man Is My Future Husband ✅
RomanceUpdate sesuai mood author Ben Ivander Asher Usia 29 tahun, penerus dari Ash's Corp. Anak semata wayang yang menjadi kebanggaan orang tuannya. Wajah tampan, body sexy, kaya raya tapi mempunyai sifat keras kepala dan suka memerintah. "Kamu harus nur...