Chapter 2

804 30 0
                                    

Dikampus Della uring-uringan. Tidak ada mood sama sekali untuk melanjutkan nasib skripsinya. Janji konsultasi dengan dosen pun batal dia lakukan. Padahal Della sudah susah payah membuat janji dengan dosen tersebut.

Saat ini Della sedang ada di kantin kampus bersama Shilla sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Della sedang ada di kantin kampus bersama Shilla sahabatnya. Penampilannya sungguh memprihatinkan. Dipelukan Shilla, Della curhat akan nasibnya yang telah dijodohkan. Bahkan kedua orang tuanya tidak mau menerima berbagai alasan Della untuk menolak perjodohan itu.

"Gue mau kabur aja deh Shil...." rengek Della.
"Loe mau kabur kemana? Hidup aja masih numpang sama orang tua."
"Gue mau ajak Max kawin lari deh."
"Gila ya loe, main kawin lari sama anak orang!"
"Terus gue harus gimana dong...hiks hiks...."
"Gini aja, sementara loe turutin dulu kemauan orang tua loe. Kita lihat aja nanti gimana, sambil jalan loe bujukin orang tua loe lagi. Siapa tahu nanti mereka luluh sama loe dan berubah pikiran."
Della setuju dengan rencana Shilla. Dia mencoba mengikuti alur permainan perodohan ini.

Sore harinya Della pergi ke apartemen Max. Max tinggal sendirian di Indonesia. Orang tuanya sudah menetap di Jepang. Max berjalan ke arah pintu karena mendengar bel pintu yang mengganggu dirinya sedang fokus membuat tugas.

Dilayar intercome tampak wajah kekasih hatinya. Max membukakan pintu. Della langsung menerjang tubuh Max dan memeluk laki-laki itu.
"Wow easy girl. You almost made us fall."
"I miss you so much." kata Della masih dalam dekapan Max.

Di apartemen Max, Della menceritakan semua rencana orang tuanya. Max terlihat amat sangat sedih. Apalagi alasan orang tua Della yang belum bisa menerima Max karena belum mapan dalam segi pekerjaan. Jalan karier Max memang masih panjang. Belum lagi kegiatan coas-nya yang pasti menyita banyak waktu.

"Max bawa aku pergi dari sini, kalau mereka tetap memaksaku untuk menikah." permintaan Della semakin membuat Max tertekan.
"Kumohon bawa aku kemana saja. Aku gak mau berpisah denganmu."
"Begitu juga denganku Del, kalau bisa aku pasti membawamu kabur saat ini juga. Tapi...kau tahu sendiri. Kalau aku melakukan itu pasti papa mamaku akan kecewa."
Max memang dituntut untuk meneruskan profesi kedua orang tuannya sebagai dokter.

Akhirnya Della dan Max sepakat dengan ide Shilla. Bahkan kalaupun Della tetap menikah dengan orang lain, dia akan tetap mencintai Max. Tidak ada laki-laki lain yang akan menghuni hatinya. Ingat itu.

------0000-----

BEN POV

Pikiranku benar-benar kacau. Dari tadi tidak ada satu pun pekerjaanku yang bisa terselesaikan. Aku masih mengkhawatikan Roy. Dia marah padaku setelah mendengar penjelasan tentang perjodohanku yang terpaksa harus ku iyakan. Bahkan sejak pagi telfon maupun chat tidak ada yang dia respon. Aku hampir gila memikirkannya. Aku sangat mencintai Roy. Tapi rasa sayang terhadap orang tuaku melebihi semuanya. Apalagi tadi siang Mommy menyuruhku untuk mengajak Della segera memesan baju pernikahan.

Beberapa kali aku mempertimbangkan untuk menghubungi gadis itu. Tentu aku punya nomor HP nya. Mommy selalu saja bergerak cepat. Dan sepertinya aku harus memberitahu Della dan mengajaknya besok untuk fitting baju.

The Gay Man Is My Future Husband ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang