Missing

4.6K 359 10
                                    

"Miniie... Miniie dimana... hyung rindu..."








Sudah 2 hari Yoongi sakit dan terus mengigau memanggil Jimin. Kadang dia mengigau sambil terus meminta maaf.

Kepergian Jimin menyebabkan kesedihan mendalam bagi keluarga Kim maupun keluarga Jeon.

Semua orang membantu mencari Jimin. Bahkan Taehyung menyewa banyak orang suruhan untuk ikut mencarinya.

Tapi sudah sebulan berlalu, tidak ada satu pun yg berhasil menemukannya.

Sempat terfikir jika Jimin pergi ke luar negeri, tapi setelah Namjoon menghubungi satu per satu perusahaan penerbangan yg ada di Korea Selatan, tidak ada data atau rekaman cctv yg menunjukan Jimin pergi ke luar negeri.

Itu artinya Jimin masih berada di Korea. Tapi kenapa tidak ada yg bisa menemukannya setelah begitu banyak orang yg ikut mencari.

¤

¤

Jungkook juga tidak henti-hentinya mencari keberadaan Jimin. Kadang dia sampai beberapa hari tidak pulang untuk mencari Jimin.

Semua koneksi yg dimilikinya tetap tidak bisa membantu menemukan kekasih hatinya itu.

¤

Hari ini Jungkook memutuskan untuk pulang ke rumah karena besok ia berencana akan mencari ke Ilsan-gu.

Ketika hendak berjalan ke arah tangga menuju kamarnya, eomma dan appa yg berada di ruang keluarga memanggilnya.

"Jungkook, kemari sebentar sayang." Eomma memanggil sambil melambaikan tangannya.

Jungkook berjalan mendekati mereka dan duduk di sofa samping eomma.

"Jungkook, appa dan Eomma pikir lebih baik kamu menikah saja dengan Jieun. Bukankah kamu menduakan Jimin karena masih mencintainya? Eomma tidak tega melihat anak kesayangan eomma seperti ini. Terus mencari Jimin tanpa ada hasilnya. Bukankah itu alasan Jimin pergi agar kau bisa bahagia dengan Jieun."

Mata Jungkook membulat sempurna mendengar yg dikatakan eommanya.

"Aku tidak tau apa aku bisa bahagia jika menikah dengan Jieun. Aku bahkan tidak menyangka eomma dan appa memberi jalan keluar seperti itu. Aku saja belum meminta maaf untuk kesalahan terbesarku pada Jimin, apa aku masih harus menyakitinya dgn benar-benar menikahi Jieun? Aku sudah mengerti, kebersamaanku dgn Jieun kemarin adalah pelampiasan dari perasaan di tinggalkan olehnya dulu. Aku tidak kembali mencintai Jieun. Aku hanya mencintai Jimin eomma. Aku ke kamar dulu. Besok aku akan kembali mencari Jimin di Ilsan."

Jungkook meninggalkan kedua orang tuanya dan kembali berjalan ke arah tangga.

Yunho Appa menghelakan napasnya panjang. Sedang Jaejong eomma matanya mulai meneteskan bulir-bulir air.

"Maafkan eomma Jungkook. Eomma hanya tidak bisa melihatmu terus seperti itu..."















¤

¤

¤



"Taehyung, bagaimana keadaan Yoongi? Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit? Ayah khawatir." Namjoon bertanya ketika Taehyung baru duduk di kursi untuk sarapan.

"Sudah membaik ayah. Aku juga khawatir, sudah aku bujuk tetap tidak mau. Tapi syukurlah masih mau minum obat." Taehyung mulai menyendokkan nasi goreng ke piringnya.

"Bagaimana soal Jimin? Ada perkembangan?" Taehyung tidak menjawab hanya menggelengkan kepalanya dgn ekspresi sedih.

"Ayah juga sudah meminta bantuan relasi bisnis ayah, tapi tidak ada yg menemukannya. Ayah merasa tidak berguna, tidak bisa menjaga Jimin yg sudah ayah anggap anak kandung ayah. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Jimin..."

Taehyung memperhatikan wajah Namjoon. Baru kali ini ayahnya menunjukan wajah yg sangat sedih.

Mungkin jika tidak ada Taehyung,Namjoon akan menangis.

"Ayah jangan bicara seperti itu. Jimin itu kuat. Dan ayah sudah menjadi ayah yg baik untuk kami. Aku akan berusaha lebih keras agar segera menemukan Jimin." Taehyung berusaha memberikan keyakinan agar tidak menyerah mencari Jimin.

Tak jauh dari meja makan, ada yg memperhatikan mereka.

"Miniie, anak ibu.. Kau dimana sayang? Kami sangat merindukanmu..." Seokjin meneteskan airmatanya mengingat putra menggemaskannya yg sudah sebulan tidak dia lihat.



¤

¤

¤





Ini sudah hari ke 2 Jungkook berada di Ilsan. Jungkook menyusuri jalan-jalan besar dan taman-taman.

Sudah beberapa kota Jungkook datangi, mulai dari Busan, Daegu, Gwacheon dan Gwangju.

Jungkook mendatangi kota Ilsan mengikuti firasat hatinya. Padahal dia tau, sangat kecil kemungkinan Jimin ada disana. Tidak ada keluarga atau teman Jimin di Ilsan menurut Taehyung.

Berbicara soal Taehyung, dia sudah memaafkan Jungkook. Melihat kesungguhan Jungkook meminta maaf padanya dan mencari Jimin, membuat Taehyung memberikan kesempatan untuk Jungkook memperbaiki semuanya.

Siang itu Jungkook sedang duduk dikursi yg berada di taman salah satu kawasan elit daerah Ilsan.

Jungkook merasa sedikit pusing. Kemarin dia kehujanan, basah kuyup. Bajunya sampai kering lagi dibadan.

Dan tadi pagi hujan kembali turun cukup deras. Membuatnya basah kuyup lagi.

"Kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat, dan bajumu masih sedikit lembab." Tanya seorang laki-laki kira2 seusia dgn Yoongi hyung.

"Aku tak apa, hanya sedikit pusing." Jungkook memijat pelipisnya.

"Memang apa yg sedang kau lakukan disini dgn pakaian seperti itu?" Tanya laki-laki tadi.

"Aku mencari kekasihku. Dia menghilang sebulan yg lalu. Aku harus mencarinya lagi. Permisi."

Jungkook berdiri dan mulai meninggalkan laki-laki itu.
Baru berjalan beberapa langkah, tubuhnya limbung, kepalanya benar-benar sakit, pandangannya mulai kabur.

BRUUK!

Jungkook jatuh tak sadarkan diri.

Laki-laki tadi langsung bergegas ke tempat Jungkook tergeletak.

"Hey bangun. Hey!" Dia menggoyang2 kan tubuh Jungkook. Namun Jungkook tetap tidak merespon.

"Apa sebesar ini cintamu pada orang itu sampai kau tidak peduli pada dirimu sendiri seperti ini? Beruntung sekali yg menjadi kekasihmu itu."

Dia memapah tubuh besar Jungkook yg melebihi tubuhnya sendiri. Karena tubuhnya sedang dalam keadaan lemas, tidak terlalu susah untuknya.

Dia membawa Jungkook ke rumahnya yg hanya berjarak beberapa meter dari taman itu.















"Kau sudah pulang? Aku fikir kau akan pulang sore. Aku belum menyiapkan makan siang."

"Aku hanya pulang untuk mengambil dokumen yg tertinggal."

"Kenapa tidak memintaku mengantarnya saja daripada kau bulak-balik."

"Tak apa. Aku tak ingin merepotkanmu. Oh ya..tadi aku menemukan seseorang pingsan di taman depan. Aku tidak mungkin meninggalkannya disana jadi aku membawanya kesini. Dia ada di kamarku. Aku harus kembali lagi ke kantor, bisa kau merawatnya?"

"Kau memang sangat baik. Jika kau tidak tega meninggalkannya disana, mana mungkin aku juga tega tidak merawatnya? Akan ku lakukan. Tenang saja. Kembalilah ke kantor."

"Aku memang selalu bisa mengandalkanmu dalam hal ini. Terimakasih. Sebagai balasannya, kita akan makan malam diluar nanti. Kalau gitu aku berangkat dulu. Hati-hati dirumah, jangan menerima tamu yg tidak kamu kenal. Mengerti??"

"Iya iya aku mengerti. Kau mengatakannya tiap hari. Aku sudah hapal di luar kepala. Jja pergilah sekarang."

Jikook ~ The Sexy Massager ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang