5. Kenangan

305 43 12
                                    

Eve sudah terbangun dari tidur lelapnya. Niatnya dia ingin ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya namun...

"Eve-san jangan masuk!!! Aku sedang mandii!!!" Sou lamgsung menyiramkan air ke wajah Eve.

Di dapur yang langsung tergabung dengan ruang makan,Eve tak henti hentinya memikirkan kejadian yang ia alami pagi tadi.

"Anoo Eve-san ini sarapannya,maaf aku hanya membuat ini untuk sarapanmu."

"Tidak masalah. Omong omong maaf ya,tadi pagi aku seenaknya masuk ke kamar mandi."

Wajah Sou memerah "Ehh ti tidak masalah ko. Lagian ini juga salahku yang lupa mengunci pintu kamar mandinya."

"Hei,Sou." Eve masih mengunyah roti bakarnya.

"Iya?"

"Gitar yang ada di kamar sebelah itu milikmu?"

"Eh gitar?" Sou mencoba mengingat ingat sesuatu. "Oh iya gitar itu! Umm sebenarnya sih itu bukan milikku,lebih tepatnya milik kakakku."

"Boleh ku pinjam sebentar? Omong omong di mana kakakmu sekarang?"

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Eve membuat Sou menjadi teringat kembali akan kakaknya.

"Sebenarnya... Kakakku sudah meninggal 2 tahun lalu." jelasnya lirih.

Eve hampir menyemburkan susu yang ia minum.

"Ehh maaf aku tidak bermaksud untuk mengingatkan kembali memori tentang kakakmu."

Sou menggeleng cepat "Umm tidak masalah ko. Kalau Eve-san mau memakainya tinggal pakai saja. Aku malah senang kalau ada orang yang mau memetik gitar kakakku itu."

"Memangnya kau tidak memainkannya?"

"Aku tidak bisa memainkannya ehehe." Sou tampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Kebetulan hari ini libur. Jadi Eve bisa bernalas malasan di apartemen milik teman barunya ini. Dan dia masih memikirkan kejadian pagi tadi. Lekuk tubuh itu. Lekuk tubuh itu Eve menyukainya.

"Eve-san!!"

"Huhh apa?!" hampir saja Eve melompat dari sofa yang ia duduki karena panggilan mendadak dari Sou.

"Tidak,hanya saja kenapa tiba tiba Eve-san mau menginap di apartemenku?" Sou duduk di sebelah Eve.

"Aku di usir dari rumah." jawab Eve datar.

"HEEHHHH!!! DIUSIR??!!!"

"Tidak usah berteriak begitu dasar bodoh."

"Maaf maaf."

"Eh iya aku penasaran tentang riwayat hidup kakakmu. Bisa menceritakannya sedikit. Siapa tau aku mengenal kakakmu."

Tampa pikir panjang Sou langsung memulai cerita tentang riwayat hidup kakaknya.

"Kakakku itu namanya Kain. Dia 2 tahun lebih tua dariku."

Kain? Tidak Eve tidak pernah mendengar nama itu.

"Saat dia duduk di bangku kelas 2 SMA dia membentuk sebuah band bersama beberapa temannya. Aku tidak begitu ingat nama band itu. Kakakku menjadi gitaris sekaligus vokalis di band itu. Dia juga sering mengajak salah satu temannya mampir ke rumah ini. Waktu itu aku masih kecil sehingga tidak tau kalau laki laki yang sering di ajak kakak ke rumah itu pacarnya."

Astaga,kakaknya penyuka sesama jenis?!

"Dan pada hari itu aku melihat kakakku tidak seperti biasanya. Wajahnya terlihat murung. Dan saat aku menanyakan tentang laki laki itu kakak justru memarahiku."

"Hingga pada hari itu aku menerima telfon dari salah satu teman kakakku kalau dia terjun dari atap sekolah. Aku shock mendengarnya,cepat cepat aku pergi ke rumah sakit. Tapi terlambat. Kakakku... sudah di panggil yang maha kuasa." mata Sou terlihat berkaca kaca.

Segera saja Eve menariknya ke dalam pelukan hangatnya. Entah apa yang merasukinya hingga ia memeluk Sou seerat itu.

"Dan kau tau Eve-san penyebab kematian kakakku itu karena laki laki tadi,aku sempat mendengarnya dari teman satu kelasnya." Sou masih terisak dalam pelukan Eve.

"Eve-san kau itu sangat mirip dengan kakakku dari caramu berbicara,dan baumu juga sama. Bau ini yang selama ini aku rindukan."

Sou menghirup dalam dalam aroma tubuh Eve. Wangi lemon.

Ahhh jadi seperti itu ya. Sou bersikap kekanak kanakan kepada Eve karena dia sedikit mirip dengan kakaknya. Sekarang dia mengerti.

"Sudahlah,jangan menangis. Sekarang sudah ada aku kan?" ucapnya sambil membelai pucuk surai coklat itu.

🎐🎐🎐


"Sou chan! Kau kenapa?!"

"Ah tidak apa apa kok."

"Bohong ah kalau ada masalah cerita saja."

"Eve kau apakan Sou chan hah!"

"Ee tidak ku apa apakan ko."

Oke pagi itu ribut hanya di karenakan mata Sou yang sedikit membengkak karena menangis tadi.

"E ve.!"

Eve memutar kepalanya. Dan sekarang tampaklah seorang gadis bersurai pink di belakangnya.

"Apa?"

"Ini." Ucapnya sambil menyerahkan satu kotak bento kepada Eve.

"Arigato. Lain kali tidak usah repot repot membiarkanku bento. Aku bisa membeli makanan sendiri di kantin."

"Ee~ hidoii! Kau tidak merepotkan ko, ehehe. Ja aku pergi dulu Reol sudah menungguku." Hanatan pun berlalu dari tempat di mana ia berdiri.

"Kau mau?" Tawar Eve kepada Sou.

"Hee~ hanya sou chan saja nih yang di tawarin." goda Amatsuki.

Heleh bilang aja mau//ditendang.

Dalam lubuk hatinya yang terdalam. Sou merasa sesak. Hei perasaan apa ini hah? 'Eve hanya temanmu bodoh! Dia di sukai banyak gadis. Tidak mungkin pria sepertimu bisa mendapatkan hatinya.' Tunggu sebentar. Apa yang dia pikirkan.

"Kau kenapa?" Eve melambaikan tangannya di depan wajah Sou,dan sukses membuat pemuda itu tersadar dari lamunannya.

"Eh to tidak apa apa ko,ehehe."

"Sou da Eve san." lanjutnya.

"Nani?"

"Hubunganmu dengan Hana chan itu apa." Sou memelankan nada bicaranya.

"E? Nani? Aku tidak mendengarnya."

Bodoh.

"Eve Harapeco, dia menanyakan apa hubungan mu dengan Hanatan bodoh!" sahut Amatsuki.

"He heyy!" wajah Sou memanas.

"Dia hanya pengganggu."

"Hee~ jahat sekali kau."

"Honto!"

.

.

.

TBC

Yuhuu aku up lagi:)
Maap nih kalo ff Io ngebosenin:)
Eh iya klu masalah Eve sama Kain itu mirip....entahlah Io ga tau:v/plakkk
Jaa nee minna-^/
See u next chapter^^
Jan lupa vote ya^^

Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang