20. Kabar Baik dan juga Buruk

178 32 5
                                    


Hembusan angin terdengar sendu. Sama seperti seorang gadis bersurai hazel yang sedang berdiri menatap langit senja. Hembusan angin itu, tampak memainkan beberapa helai rambutnya sampai menari nari di udara. Dia bingung. Tatapannya kosong. Sampai saat pemuda berambut merah bata itu menepuk bahunya.

"Sana chan." suaranya terdengar menenangkan.

Pucuk hazel itu menoleh "Amatsuki senpai. Kasitaro san."

"Syukurlah kami bisa menemukanmu." pemuda dengan topeng kitsune yang bertengger di samping kepalanya itu tampak mengembangkan sebuah senyuman.

"Nii-san. Bagaimana?"

"Ah dia baik baik saja. Mau menjenguknya?" tawar Amatsuki.

"Un." Sana menganggukkan kepalanya.

.

Kini mereka sampai di sebuah ruangan di mana sepasang kekasih itu di rawat. Infus yang menempel di tangannya terus meneteskan cairan sari sari makanan agar pasien tetap mendapat pasokan nutrisi walau tidak memakan apapun. Alat bantu pernapasan yang selalu mengalirkan pasokan oksigen dari tabungnya. Memudahkan mereka berdua untuk bernafas.

Pucuk hazel itu berjalan ke arah si surai pirang yang tertidur dengan pulas. Dia tampak menggenggam tangannya yang terasa mendingin itu. Maniknya kembali menghangat.

"Kenapa semua ini harus terjadi pada kalian berdua." pucuk hazel itu tampak bermonolog.

.

Dan di sebuah padang rumput yang di tumbuhi oleh berbagai jenis bunga, perlahan Eve membuka kelopak matanya. Pandangannya memencar ke segala arah mungkin dalam hati dia bertanya tanya dimana dia sebenarnya?

"Eh sudah bangun ya?" spontan Eve menoleh ke sumber suara.

Sekarang di sampingnya ada seorang anak laki laki berumur sekitar 5 taun yang memakai nirmala dari rangkaian bunga sakura.

"Kau siapa?" tanya Eve.

"Aku? Aku adalah bagian dari dirimu." jawab anak itu yang membuat Eve berpikir berulang kali.

"Bagian
   dari diriku? Maksudnya?"

"Ma ma nanti juga nii-chan paham." anak itu memamerkan gigi susunya yang berbaris rapi.

.

Sana keluar dari ruangan serba putih itu. Dan ternyata sudah ada dua wanita yang duduk di kursi lorong rumah sakit. Yah, Sana hanya berpikir kalau mereka itu teman dari kakaknya atau Sou mengingat seragam yang mereka kenakan sama persis dengan milik Eve.

"Ah kau Sana chan kan? Boleh ikut kami sebentar?" gadis bersurai kuning cerah itu memulai pembicaraan.

.

Eve hanya mengikuti ke mana anak itu pergi. Dia tak tau menahu tentang tempat yang dia diami sekarang. Dan anehnya hanya ada mereka berdua.

"Na sebenarnya ini tempat apa?"

"Ku dengar niichan habis kecelakaan kan? Lalu niichan koma, iya kan? Ya bisa di bilang ini alam bawah sadarmu." jawab sang anak Tampa menoleh kepada lawan bicaranya.

.

"Humm sepertinya di sini lumayan sepi." Lon menghentikan langkahnya.

"Ano kakak ini siapa ya?" malu malu Sana memberanikan diri untuk angkat bicara.

"Eh kita belum berkenalan ya? Maaf maaf aku Lon dan ini Reol dia akan memberimu sebuah kejutan."

"Kejutan? Untukku?"

Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang