21. Dunia Baru

199 31 6
                                    

Wanita yang berusia sekitar 28 tahun itu tampak berlalu di lorong rumah sakit. Dia bahkan tidak peduli dengan peringatan dari karyawan rumah sakit yang tidak memperbolehkannya untuk berlarian di lorong. Namun dia tidak peduli, yang ada di pikirannya sekarang hanyalah Eve, buah hatinya.

Tap tap tap tap

Brakk

"Evee!!"

.

Pemuda bersurai pirang itu mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara tadi.

"Kaa-san." itulah yang terucap dari bibir pucatnya.

"Eve. Akhirnya kau sadar juga. Ibu sangat mengkhawatirkan mu tau!" Miami tampak memeluk tubuh Eve yang masih terbaring lemas di ranjang rumah sakit.

"Yokatta ne nii-san." gadis berambut hazel itu tersenyum haru.

.

"Soraru san! Eve sudah sadar!!"

"Hn baguslah kalau begitu."

"Kita beri tau yang lain lalu pergi bersama sama ke rumah sakit untuk menjenguknya!" Mafu tampak bersemangat.

"Ide bagus." tanggap Soraru pada akhirnya.

.

Ting

Sebuah pesan masuk ke telfon genggam milik pemuda bersurai kayu itu. Cepat cepat dia memeriksa telfon genggamnya.

Curut albino:

Eh cebol buru ke rumah sakit. Eve dah sadar. Ajak si aho sekailan ya!

Begitulah isi pesannya.

Mencoba ngereceh di ff yang absurd ini(^_-)-☆

"Ngajak gelut ni anak. Tapi ya baguslah kalo Eve udah sadar. Omong-omong Sou udah belum ya?" monolognya.

.

"Re-chan!! Eve sudah sadar!!" Lon memperlihatkan isi pesan dari Sana untuknya.

"Bukankah itu bagus?"

"Ayo cepat kita ke sana!!"

"Iya iya."

.

"Bagaimana? Sudah mendingan?"

Sebuah anggukan tercipta sebagai pengganti jawaban'iya'

"Sou." gumamnya lirih.

"Eh?"

"Dia sekarang di mana?" pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

"Ada di sebelah sana. Dan dia belum sadar dari komanya." Sana menunjuk ke arah gorden yang memisahkan mereka berdua.

"Begitu ya, sayang sekali. Andai posisi kita berdua tertukar." Eve menunduk. Pandangannya tertuju kepada tangannya yang terbalut selang infus.

"Jangan bicara begitu nii-san! Pasti Sou san juga akan segera sadar! Percayalah. Dia tidak mungkin meninggalkanmu. Dan omong omong teman temanmu akan datang ke sini sebentar lagi." hibur Sana.

"Apa gadis sialan itu juga datang ke mari?"

"Gadis sialan? Maksudmu Hana—

"Jangan sebut namanya di hadapanku!" nada bicara Eve meninggi.

"Um yah aku tidak memberitahunya kalau nii-san sudah sadar sih."

"Anak baik." sebuah senyuman tercipta.

Brakk

"Evee!!!—

Mafu langsung kena tampol Mamat. Salah syapa suruh teriak tar kalo Evenya koma lagi gimana:)

Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang