18 - Girl Who Can See The Past and The Future (2)

11.3K 1K 111
                                    

Bab 18 – Girl Who Can See The Past and The Future (2)

Para cowok sibuk bermain dengan Riko di taman depan rumah Reiki sedangkan Rhea, Adis, dan Bi Sukmi mencuci piring dan membereskan sisa-sisa makanan. Seperti para wanita kebanyakan, setiap pertemuan harus ada pembicaraan, kalau nggak ada nggak akan seru. Di sini Rhea yang paling pandai mencari bahan pembicaraan, mungkin ia calon ibu-ibu rumpi yang baik.

"Bi, kok Rhea nggak pernah lihat papanya si Reiki sih?" tanyanya sambil menumpuk beberapa piring kotor.

"Tuan besar lagi kerja ke luar kota, Neng. Baru aja berangkat bulan kemarin. Katanya sih, pulangnya bentar lagi. Tapi nggak tahu kapan."

Rhea hanya mengangguk sekilas dan kembali ingin melontarkan pertanyaan. Namun Adis menyekanya dengan sebuah pertanyaan lain. "Ini taruh mana, Rhe?" tanyanya sambil menunjukkan kue ulang tahun Riko yang masih utuh, hanya saja terpotong sedikit untuk Riko tadi.

"Taruh kulkas aja, Dis."

"Oke," Adis pun membawanya menuju kulkas.

"Bi, terus mamanya Reiki ke mana? Ikut papanya Reiki ke luar kota juga?" mendengar pertanyaan itu, Bi Sukmi menatap Adis yang juga menatapnya. Mereka tampak lesu ketika mendengar pertanyaan itu. "Kenapa? Pertanyaan Rhea salah ya, Bi? Apa mungkin–"

"Nyokap gue udah meninggal enam tahun lalu," sahut Reiki yang berjalan ke arah Adis lalu mengambil sekaleng minuman simpanannya di kulkas yang masih terbuka. Rhea terdiam dan Reiki tak mengatakan apapun lagi setelah menjawab pertanyaan Rhea tadi.

Dalam hatinya ia merasa tak enak sudah membahas hal yang bisa saja membuat Reiki teringat akan kenangan yang memilukan. "Bi, gimana nih?" lirihnya.

"Nggak apa-apa, Neng. Den Reiki orangnya nggak gampang galau kok. Tuh lihat, dia udah ketawa-ketawa lagi sama sahabat-sahabatnya."

"Iya, Rhe. Reiki itu nggak gampang galau. Gue tau dia orang yang kayak apa."

Bi Sukmi dan Adis mencoba menenangkannya. Tapi memang, raut wajah Reiki saat tadi menjawab pertanyaannya dan sekarang saat Reiki berada di luar bersama sahabat-sahabatnya terasa sangat berbeda. Namun Rhea paham akan suatu hal, Reiki sama dengan dirinya. Reiki mencoba menutupi lukanya sendiri dengan tawa dan kegembiraan yang selalu ia coba tuangkan ke dunia luar.

*****

Hari yang sangat melelahkan tapi juga mengesankan. Badannya merasakan lelah yang amat sangat namun ia tak menyesali itu. Setidaknya ia bisa membuat Riko bahagia dengan ide merayakan ulang tahunnya. Dari masa ke masa ia menjadi seorang babysitter, hanya Riko yang memiliki masa lalu paling suram. Meskipun Reiki tak menceritakan apapun mengenai keberadaan orang tua Riko yang sebenarnya, tapi Rhea tahu bagaimana keadaan keluarga Riko.

Kedua orang tua Riko berpisah karena masalah yang mungkin cukup rumit. Riko menjadi korban broken home saat ia masih berumur 20 bulan. Selama ini hak asuhnya dipegang oleh ibunya. Ketika ibunya menikah lagi dengan seorang pria duda yang juga membawa seorang anak berumur lima tahun, Riko menjadi anak yang selalu disia-siakan karena ibunya merasa kalau Riko sangat mirip dengan mantan suaminya. Reiki mengetahui semuanya, mungkin masa lalu Riko membuatnya kasihan pada anak berusia dua tahun yang tak tahu apa-apa itu. Ia pun meminta izin pada ibu Riko untuk mengasuhnya sampai ia dewasa seolah Riko adalah anaknya sendiri. Tanpa alasan, ibu Riko langsung menyetujuinya.

"Huh," Rhea menghembuskan napasnya pelan ketika mengingat apa yang ia lihat saat pertama kali menyentuh Riko di supermarket pertama kali mereka bertemu.

Tiba-tiba saja bosan menghampirinya. Inginrasanya ia langsung terlelap, namun matanya tak mau menutup. Ia pun mengambilponselnya dan sekadar membuka sosial media. "Ih, bosen!" rengeknya sambilmenutup wajahnya dengan bantal. "Ah, gue isengin si Reiki aja deh. Sekalianminta maaf, tadi kan gue nggak sempet ngomong apa-apa pas mau pulang."

Your Magic GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang