[ 𝗽 𝗶 𝘁 𝗮 𝗽 𝗮 𝘁 ]
Dengan gerakan yang teramat pelan, sebuah aplikator nail polish berwarna pink sparkle tengah menyapu kuku jari tanganku. Sedari tadi yang kulakukan hanyalah sibuk mewarnai kuku jemariku ini. Aku memekik kesal kemudian disaat merasakan dorongan pada tubuhku, disusul dengan ketawa cekikikan Jaemin yang hanya menatap kuku jariku yang berlepotan dengan kutek kuku.
"Ngapain sih pagi-pagi udah buat emosi aja!!!"
"Ya suka-suka gue! Idup juga idup gue!" Balas Jaemin menyebalkan.
"Ih! gila lama-lama temenan sama kamu! Bodo amat deh." Aku membalikan tubuh lalu menghapus nail polish yang sudah terlihat amburadul akibat ulah Jaemin yang menyenggol tubuhku tadi.
"Yah jangan ngambek dong, mau boncabe nggak?"
Aku tetap terdiam. Sama sekali tidak mau menggubris kehadiran Jaemin yang terasa sangat mengusik hidup. "Eh jangan gitu dong, ngadu mama nih entar gue!" Masih terdiam, aku kembali memfokuskan untuk memoleskan kutek lagi.
Jaemin ikut terdiam untuk sesaat, terlihat tengah memikirkan sesuatu yang kuharap bukan sebuah ide ulah menyebalkan lagi. Ia pun akhirnya beranjak pergi dan tidak lama kemudian datang kembali dengan dua corong ice cream.
"Nih," ujar Jaemin seraya menyodorkan es krim berperisa matcha kearahku yang dengan cepat sumringah senang. "Seneng kan lo! Gila materi emang ini bocah!" Hujat Jaemin yang langsung membuatku memelototinya.
"E-eh iya maaf atuh, jangan marah lagi ...."
Secepat kilat aku menarik corong eskrim itu dan memakannya nikmat. Ditambah lagi dengan posisi kami yang tengah berada di salah satu kursi taman halaman kampus yang digadang-gadang sebagai taman terbagus diantara kampus sekota.
"Kelas lo mulainya jam berapa?" tanya Jaemin di antara hiruk-pikuk aktivitas manusia di sekitar. "Ini baru aja habis," balasku yang tengah menjilat eskrim di tanganku.
Sontak Jaemin melirik pada jam tangan di pergelangan tangannya, "Yah, baru aja jam sepuluh udah habis aja. Gue lima belas menit lagi ada jamnya Prof. Suho nih, gue duluan ya." Jaemin berdiri dari kursi taman yang sedari tadi menyanggah kami berdua lalu mengacak-acak rambutku. "Duh ngapain sih!" Aku menautkan alis, kesal.
"Jangan genit-genit sama cowok lain, entar lo diculik gue yang susah. Udah, gue pergi dulu." Jaemin melangkah pergi tanpa menghiraukan pekikanku yang keras.
"Emangnya kita pacaran!"
Aku hanya dapat menghembuskan napas agar rasa kesal yang mendominasi tubuhku menghilang. Setelah menghabiskan eskrim corongku, Aku menatap ke sekitar. Melirik pada aktivitas manusia yang terlihat berbeda dari satu ke yang lain. Lalu tatapanku beralih pada langit biru cerah dengan gumpalan kapas yang menempel pada cantiknya biru di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIT A PAT ✓
Fanfic[ 𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 ; 𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝 ] ❝ Saya nggak pernah naruh hati sama kamu, kamunya juga jangan berharap lebih ke saya. ❞ Kak Jaehyun itu ganteng, menjabat sebagai suami yang merangkap jadi dosen pula. Tapi sayangnya kayak...