0.10 𝒑𝒊𝒏𝒌𝒊𝒔𝒉 𝒎𝒐𝒐𝒏

16.1K 2.3K 285
                                    

[ 𝗽 𝗶 𝘁  𝗮  𝗽 𝗮 𝘁 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 𝗽 𝗶 𝘁 𝗮 𝗽 𝗮 𝘁 ]

Netra coklatku masih menerawang pada langit-langit kamar. Bibirku melengkung, membentuk sebuah senyuman yang tertutup di balik selimut yang ku gunakan. Beberapa kali aku mencoba memejamkan mata, berusaha untuk tertidur namun sia-sia. Pikiran kali ini tidak membiarkanku untuk tertidur, lagi.

Kepalaku terasa melayang, memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya jika seorang Kak Jaehyun bisa membuatku terjaga semalaman ini. Aku kembali tersenyum-senyum. Kenapa Kak Jaehyun harus selucu itu? Sesekali aku cekikikan atas beberapa alasan yang mendasari.

Pandanganku melirik jam di atas nakas yang terlihat samar-samar, akibat lampu kamar yang dimatikan. Satu hal yang perlu diketahui, aku tidak pernah tertidur jika lampu kamar masih menyala.

Napasku berhembus berkali-kali, lalu aku segera bangkit duduk. Tanganku mengacak-acak rambut kesal. Sudah hampir pukul dua dini hari dan diriku masih tidak dapat terlelap. Aku memutuskan untuk keluar kamar, mencari udara segar sejenak.

Kakiku menuruni anak tangga. Ruangan di sekitar sini sepi, aku melirik pada ruang kerja Kak Jaehyun, barang kali pria itu masih terjaga juga sama sepertiku. Namun ruangan itu pun terlihat gelap. Kak Jaehyun sudah tertidur tampaknya.

Aku beralih ke dapur, meminum segelas air mineral lalu memutuskan untuk duduk di sofa ruang tengah sebentar. Aku membaringkan tubuh di sofa yang ternyata terasa lebih nyaman ketimbang ranjang. Mataku berusaha untuk tertutup, pergi ke alam mimpi yang telah ku damba-dambakan.

Pandanganku memburam, kesadaranku pun semakin menipis dikala samar-samar suara pintu berderit terdengar dari lantai atas, menampakan Kak Jaehyun yang baru saja keluar dari kamarnya dan turun dengan kaos hitam dan celana panjang kain yang melindungi tubuhnya.

Aku menyipit menatap Kak jaehyun. Rambut hitam pria itu tampak sedikit acak-acakan. Matanya memincing pada diriku yang masih berada di atas sofa, setengah tertidur. Ia mengernyit. Entahlah, mungkin Kak Jaehyun heran Kenapa aku malah lebih memilih tertidur disini. Tapi percayalah, sofa ini jauh lebih nyaman daripada kasurku sendiri.

Aku kembali memejamkan mataku, berusaha benar-benar tertidur dan memilih untuk mengabaikan kak Jaehyun yang melangkah mendekatiku, terdengar dari derap kakinya yang mendekat. Lama, aku tidak mendengar ada aktivitas apapun, entah itu langkah kaki atau pergerakan lain. Aku memilih untuk tidak peduli, sampai akhirnya mataku terbuka lebar ketika merasa tubuhku melayang.

Aku kini berada dalam gendongan Kak Jaehyun!

Sontak aku memegang kaos hitam yang Kak Jaehyun kenakan, membuatnya menatapku tanpa berbicara dan malah melanjutkan langkah kakinya.

PIT A PAT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang