0.26 𝒊 𝒋𝒖𝒔𝒕 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒕𝒐𝒐 𝒎𝒖𝒄𝒉

13K 1.9K 141
                                    

[ 𝗽 𝗶 𝘁  𝗮  𝗽 𝗮 𝘁 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 𝗽 𝗶 𝘁 𝗮 𝗽 𝗮 𝘁 ]

Mataku terbuka sedikit, saat sebuah notifikasi berbunyi dari ponselku. Pandanganku menerawang keatas, menatap plafon berwarna putih dengan hiasan bintang diatas sana. Aku mengerjap-kerjapkan mataku beberapa kali lalu meraih ponselku diatas nakas.

Aku membelalak kaget. Bukan, bukan karena sekarang jam setengah tujuh malam, tapi karena pop-up pesan dari seseorang yang tak pernah terpikirkan sekalipun akan membalas pesanku setelah sekian lama tak mengontakiku.

"JAEMIN!" Pekikku tak sadar. Dengan cepat aku mendudukan diriku, tak menggubris rasa pusing yang melanda karena mengubah posisi sehabis tidur secara begitu tiba-tiba.

Nanana ada yang mau gue omongin sama lo. gue tunggu di cafe biasa.

Masih terkejut, aku segera mengetikan beberapa kata sebagai balasan lalu mengirim padanya. Tanpa menunggu balasan lagi dari Jaemin, aku segera bersiap-siap untuk pergi ke Cafe Basilè.

Tentu saja, cafe mana lagi yang kami kunjungi sesering tempat itu?

Untungnya, malam ini Kak Jaehyun lembur. Jadi aku tak perlu memikirkan alasan yang tepat untuk keluar malam-malam seperti ini di depannya.

Aku menghubungi Mark terlebih dahulu, sebagai tumpangan. Dan untungnya Mark membalas pesanku dengan cepat dan kebetulan dia juga berada di sekitar rumahku. Aku tak bertanya tentang alasan kenapa Mark bisa berada di sekitar komplek rumahku, tidak ada waktu untuk itu.

Setelah mengganti pakaianku menjadi pakaian casual dan memakai sneakers ku, aku segera melangkah keluar dari rumah dan menunggu Mark.

Tak terhitung berapa banyak hantukan kakiku pada aspal jalanan. Kurang lebih tiga menit Mark sampai di depan rumahku, tapi rasanya seperti telah menunggu Mark selama setengah jam.

"Ayo, naik," Seru Mark setelah ia memberhentikan motornya di depan rumahku yang langsung ku angguki.

"Kemana tadi?"

"Cafe Basilè, tau?"

Mark mengangguk tahu. Lalu suasana menghening sepanjang perjalanan. Berkali-kali aku menggigiti bibir bawahku, khawatir. Aku takut bertemu dengan Jaemin sekarang. Meski aku tidak tahu alasan jelas dibalik semua ketakutan dan kekhawatiranku.

Lelaki yang tengah memboncengku juga tak berkata-kata, entah bingung atau karena ia tahu sekarang bukan waktu yang pas untuk sekedar memberikan omong kosong belaka.

PIT A PAT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang