[ 𝗽 𝗶 𝘁 𝗮 𝗽 𝗮 𝘁 ]
"Udah, kok malah kamu sih yang nangis kejer-kejer gini, haha," Berkali-kali aku mengelus punggung Yeri yang tengah terisak keras.
Yeri menatapku, dengan wajahnya yang sudah bengkak, "Gimana nggak nangis kalo tau lo diperlakuin sekurang ajar itu! Lo tolol apa bego sih!"
Sudah dua hari aku absen dari kegiatan kuliahku, membuat Yeri tanpa menghubungiku terlebih dahulu langsung datang ke rumah. Setelah melihat keadaanku yang berantakan, aku dipaksa untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya. Dan disinilah kami berdua berakhir, duduk di atas ranjangku sambil aku yang terus mengelus punggung bergetar Yeri.
"Kak Jaehyun aslinya nggak gitu kok."
"Woi! Please Jeanny, jangan bego-bego banget cuman karna cinta! Kalo lo emang sesayang itu sama si Jaehyun, tampar dia! Bier sadar!" Yeri kali ini memukul tanganku pelan, tangisannya mulai mereda.
"Iya, nanti masalah ini bisa aku urus kok. Mau minum?" Tawarku pada Yeri yang langsung ia angguki.
Aku beranjak dari kasur dan berjalan menuju mini bar di kamarku. Mengambil air putih hangat dan kembali lagi duduk di samping Yeri, "Nih."
Air gelas itu semakin menyurut, hingga tak tersisa sedikit pun, Yeri meletakan gelas itu di atas nakas.
"Sekarang Jaehyun dimana? Bier gue pukulin tuh orang brengsek!"
Cepat-cepat aku menahan tangan Yeri, "Yer! Udah, kamu lagi emosi itu, jangan gini ya?"
Raut wajah Yeri mulai kembali berantakan, seketika ia memelukku erat, "Sumpah, hidup lo kok gini-gini amet sih An."
Awalnya aku tersenyum getir, "Jangan tanya sama aku kalau aku sendiri juga nggak tau jawabannya."
Pintu kamarku terbuka kencang yang sontak mengalihkan perhatianku dan Yeri begitu saja. Kami berdua kaget. Ternyata Mark yang membukanya, namun deru nafas yang menggebu-gebu membuatku menatap aneh pada Mark.
"Habis ngapain sih lo," Yeri kali ini menyuarakan pertanyaan yang tadinya hanya ku simpan di dalam benakku.
Mark menggeleng, bisa ku lihat ia menjilat bibirnya sekilas lalu menatap ke arah belakang.
Lagi-lagi, aku sukses terkejut karena ulah Mark. Mataku membulat, dan jantungku mulai berdebar. Jaemin. Orang yang berada di belakang Mark itu Jaemin.
"Na Jaemin!" Yeri memekik lantang, lagi-lagi menyuakan apa yang ada di dalam otakku.
Jaemin tak menjawab. Pandangannya lurus menatap wajahku, sampai aku sendiri lupa untuk mengontrol ekspresiku. Yang ku tangkap, wajah Jaemin terlihat datar, sama sekali tanpa emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIT A PAT ✓
Fanfiction[ 𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 ; 𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝 ] ❝ Saya nggak pernah naruh hati sama kamu, kamunya juga jangan berharap lebih ke saya. ❞ Kak Jaehyun itu ganteng, menjabat sebagai suami yang merangkap jadi dosen pula. Tapi sayangnya kayak...