0.37 𝒔𝒖𝒄𝒉 𝒂 𝒍𝒊𝒂𝒓

13.4K 1.7K 144
                                    

[ 𝗽 𝗶 𝘁  𝗮  𝗽 𝗮 𝘁 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 𝗽 𝗶 𝘁 𝗮 𝗽 𝗮 𝘁 ]

Fokusku yang tadi sepenuhnya mengarah pada buku di tanganku, langsung beralih pada Yeri yang masuk ke kamarku dengan semangkuk bubur ayam di tangannya. Ia meletakan bubur ayam yang masih mengepul-epulkan uapnya itu di atas kasur, lalu ikut mendudukan dirinya di atas ranjang juga bersamaku.

"Nih, jangan lupa makan. Kasian janin lo entar," Ujar Yeri yang kini malah meraih novelku. Aku mendengus kecil.

"Iya, iya, Mama!"

Mark langsung ketawa, "HAHAHAHA, mana cocok dipanggil Mama orang burik begitu!"

Satu bantal tebal lolos mengenai muka Mark yang tengah duduk di sofa kecil kamarku, "Duh apa sih woi!"

"Lo yang apa!" Balas Yeri nyolot, seperti biasanya.

"Eh udah, udah, nggak kasian apa sama aku?" Ujarku yang berusaha melerai mereka yang tengah saling bertatap-tatapan sinis.

Kali ini, Mark dan Yeri memang main-main ke rumahku. Katanya kalau aku sendirian terus di rumah, nanti yang ada bakal kesurupan. Jadi mereka datang sekalian membawakanku beberapa barang kebutuhan ibu hamil, seperti susu formula dan sejenisnya. Yang satu ini jelas dibeli sama Mark.

"Tapi An," Aku melirik Yeri yang kini menatapku serius.

"Pak Jae udah berapa hari nggak pulang?" Sambung Mark begitu saja. Mark langsung berjalan mendekatiku dan Yeri kemudian duduk di hadapanku.

Aku tersenyum tipis membalasnya, lalu berpikir sejenak, "Udah tiga hari nggak ada kabar. Terakhir kali ngabarin, katanya di kantor."

"Brengsek!" Mark memukul bantal yang berada di dekatku, "Kenapa lo sabar banget sih ngadepin sikap brengsek kayak gitu!"

Yeri memegang tanganku pelan, "Dia masih belum tau masalah kehamilan lo?"

Aku menggeleng, "Belum ada waktu buat cerita ke dia."

"Mau gue anter ke perusahaan dia?" Mark kembali mengusulkan pendapat pribadinya yang lantas membuatku menggeleng, lagi.

"Nggak usah, mungkin dia beneran sibuk. Nanti aku malah ganggu. Kalau beberapa hari lagi dia belum pulang, baru deh kalian bisa apa-apain Kak Jae," Aku tertawa getir, berusaha mencairkan suasana di antara kami.

Seketika tubuhku terhuyung ke samping saat Yeri memelukku erat, "Yang sabar ya. Jangan banyak mikir. Besok Jaemin udah pulang kok. Lo bisa ngadu ke dia."

PIT A PAT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang