[ 𝗽 𝗶 𝘁 𝗮 𝗽 𝗮 𝘁 ]
Sungguh malam yang panjang. Dan aku ternyata bisa melalui itu semua sampai sekarang.
Setelah insiden di congratulation party perusahaan Kak Jaehyun tadi, kami segera pulang ke rumah. Sebenarnya, aku masih amat sangat terkejut dengan confession Kak Jaehyun saat di acara itu. Bukannya nggak senang atau sebagainya, justru aku merasa malu! Tapi disaat yang bersamaan, aku merasa menang telak dari semua perempuan yang menatap lapar Kak Jaehyun saat itu.
Saat di perjalanan pulang, tak banyak perbincangan yang ku lalui dengan Kak Jaehyun. Hingga saat sampai di rumah, aku langsung berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sungguh, aku senang saat harus menggunakan make-up berat karena aku merasa akan menjadi seseorang yang cukup layak untuk berdiri di samping Kak Jaehyun. Minusnya, dandanan seperti ini akan susah sekali dihapus.
Sekarang sudah jam 10 malam. Aku sudah selesai dengan aktivitasku yang sebelumnya dan kini tengah berselonjoran di sofa dengan sweater merah muda. Sibuk membaca buku, dan hanya menghabiskan listrik dengan menyalakan televisi tapi tak ku pandangi sedikitpun.
Derap kaki berjalan mendekat membuatku menoleh, memandangi Kak Jaehyun yang sudah mandi dan tengah memasang kaos putihnya.
"Udah malem, nggak tidur?" Kak Jaehyun kini beralih duduk di sampingku yang sudah mengubah posisi menjadi menyilangkan kaki.
"Belum ngantuk," Jawabku yang masih berkutat dengan novel You Are The Apple Of My Eyes ini.
Alih-alih meninggalkanku ke kamar, Kak Jaehyun masih duduk di sampingku, padahal raut wajahnya sudah capek sekali, "Saya temenin ya."
Aku masih berdiam diri dan tak segera menggubris ajuan Kak Jaehyun. Diam-diam, aku tengah sibuk dengan beberapa pertanyaan yang bergulir di dalam otakku. Pelan-pelan aku memandangi Kak Jaehyun yang menonton acara komedi di televisi.
"Kak, Kakak beneran nggak punya perasaan ke Lilia?" Tanyaku langsung, tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.
Netra mata Kak Jaehyun melirikku yang juga tengah menatapnya, ia tersenyum, "Kenapa? Kamu masih nggak percaya saya nggak ada perasaan apapun ke dia?"
Karena merasa tepat sasaran, aku mengangguk, "Aneh malah kalau Kakak nggak suka sama dia."
Nggak ku sangka-sangka, Kak Jaehyun malah tertawa, "Kamu tuh beneran nggak nyadar semenarik apa kamu, atau pura-pura nggak sadar?"
Aku menggigit bibir bawahku pelan. Bagaimana Kak Jaehyun bisa berbicara seperti itu di tengah hiruk-pikuknya perasaanku saat ini?
"Tapi mungkin, nggak semenarik—"
Tubuhku tiba-tiba terhuyung ke depan, lalu jatuh tepat di tubuh Kak Jaehyun. Ia merengkuhku ke dalam pelukannya yang sampai kapanpun tak bisa ku tolak keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIT A PAT ✓
أدب الهواة[ 𝐟𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧 ; 𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝 ] ❝ Saya nggak pernah naruh hati sama kamu, kamunya juga jangan berharap lebih ke saya. ❞ Kak Jaehyun itu ganteng, menjabat sebagai suami yang merangkap jadi dosen pula. Tapi sayangnya kayak...