12

3.3K 231 1
                                    


Uzma masih meringkuk di ranjang, walau jam sudah menunjukkan pukul 08.00. Sebenarnya, memang sangat tidak pantas jika saat ini seorang wanita masih tidur dengan damai. Bukannya malas, tapi mengingat tadi malam ia lembur memeriksa tugas mahasiswanya membuat nya kelelahan dan sangat mengantuk. Bagaimana tidak, jika ia baru merebahkan tubuhnya subuh tadi setelah menunaikan sholat subuh.

Deringan telepon membuat perempuan itu menggeliat dan membuka sedikit matanya. Salah satu tangannya mencoba meraih ponsel di meja sebelah tempat tidur. Uzma melihat nama "Kak Adiba" di layar ponselnya. Sedikit merenggangkan tubuh, Uzma lalu duduk dan menjawab panggilan tersebut.

"Assalamualaikum, kak. Ada apa?" Tanya Uzma

'Waalaikumsalam. Ih dek. Kakak kan udah bilang kalau hari ini kakak ke Jogja. Ini kakak udah sampai bandara nih. Jemput bisa nggak? Tadinya suruh jemput Rafka, tapi dia lagi sibuk di rumah sakit. Firda juga ada jam kuliah. Kamu bisa nggak?' Kata Adiba panjang lebar.

Astaghfirullahaladzim. Uzma lupa. Kenapa dia tidak ingat bahwa kakak dan abangnya hari ini ke jogja.

"Bisa, kak. Tapi kalau nunggu beberapa menit lagi nggak papa? Aku belum siap siap nih. Lupa kalau kakak mau datang." Jawab Uzma dengan rasa bersalah.

'Yaudah siap siap dulu aja. Ini kakak mau makan dulu di sini. Yaudah ya dek. Hati hati. Assalamualaikum.' Ucap adiba menutup telepon setelah salam dibalas Uzma.

Uzma pun segera beranjak menuju kamar mandi dan bergegas ke bandara.

-
Uzma menuju tempat makan di sekitar bandara seperti yang diberitahu Adiba lewat pesan singkat tadi. Setelah mengedarkan pandangan di sekitar tempat makan, akhirnya Uzma dapat menemukan kedua kakaknya yang sedang melahap makanannya dengan duduk berhadapan. Uzma pun menghampiri mereka berdua.

"Halo kak, bang. Kangen Uzma nggak nih?" Tanya Uzma narsis setelah berada di dekat mereka berdua.

"Dekkk. Kangen banget." Antusias Adiba dan langsung memberikan Uzma pelukan hangat selama beberapa detik.

"Udah. Makan dulu sayang. Jangan kenceng kenceng meluknya." Kata Furqan memperingati istrinya.

"Duduk duduk. Mau makan apa?" Tanya Adiba kepada Uzma setelah menuruti perkataan Furqan tadi.

"Samain aja, kak." Jawab Uzma lalu mendudukkan diri disamping abangnya dan memeluk abangnya dari samping. "Bang. Kangen." Manja Uzma.

"Udah gede, masih aja manja dek. Cari jodoh sana." Gurau Furqan.

Uzma pun langsung melepaskan pelukan dan memandang Furqan kesal, lalu beranjak pindah ke tempat duduk disamping kakak iparnya.

"Ngambek...ngambek.. inget umur dek." Ejek Furqan dengan tawanya.

Mereka bertiga lalu melanjutkan makanannya dan meninggalkan tempat itu.

-
Rumah orang tua Firda menjadi ramai setelah kedatangan Adiba, Uzma, dan Furqan. Tante dan pamannya antusias menyambut mereka dan menyuruh mereka dudum di ruang tamu. Berbagai obrolan dan pembicaraan memenuhi suara di tempat tersebut. Dan tentu saja, topik utamanya adalah kehamilan kakak ipar Uzma tersebut.

"Kak diba...." jerit seorang remaja perempuan yang berlari mendekat ke arah adiba dan memberikan pelukan rindu.
"Kangen banget." Kata perempuan itu, yang tak lain adalah firda.

"Kangen juga." Jawab Adiba sambil membalas pelukan adik sepupunya itu.

"Firda.. meluknya jangan kenceng kenceng. Kasihan keponakanmu nanti kepenet." Tegur Ibu Firda.

"Kakak hamil??" Tanya Firda dengan mata melotot penuh antusias. "Alhamdulillah ya Allah." Syukur Firda sambil mengelus pelan perut kakak sepupunya.

Imam Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang