21

4.1K 246 4
                                    


Tatapan kosong Uzma pancarkan selama empat hari ini. Setelah kejadian menyakitkan yang terjadi di klinik kandungan, Uzma langsung mengemas pakaian dan barang barangnya, secepat mungkin ingin hengkang dari rumah yang terasa menyesakkan dada. Uzma kira, Fahmi akan langsung mengejarnya dan memberi penjelasan atas tragedi ini, namun Uzma salah. Ia tidak sepenting itu untuk mendapatkannya.

Lagi, air mata mengucur dari mata Uzma. Takdir sungguh menang di atas segalanya. Apa arti pernikahan yang masuk bulan kelima ini, jika salah satu hati tidak mencintai hati yang lain. Apa arti semua ini jika salah satunya merasa tersakiti.

Uzma mengusap air matanya kasar. Lelaki yang membuatnya terluka sampai saat ini mungkin sedang bergembira disana bersama wanita yang tak ia ketahui identitasnya. Uzma uzma, kau begitu miris.

Mengusap perut yang belum membuncit, Uzma membacakan surat surat pendek untuk anak yang masih ada di rahimnya. Hanya dengan inilah Uzma bisa bertahan dan sumber kekuatan yang Uzma dapat.

Uzma turun dari ranjangnya, ingin mengambil wudhu untuk sholat subuh. Namun, suara ketukan pintu menginterupsinya hingga membuat langkahnya berbelok menuju pintu.

"Dek, udah bangun? Kakak baru aja mau bangunin kamu." Kata Arkan begitu Uzma telah membuka lebar pintu kamar yang ia tempati.

Selama empat hari ini, Uzma tinggal di apartemen milik teman Arkan. Disini tempatnya bersembunyi dan memulihkan hati yang terluka.

"Udah, kak. Ini mau ambil air wudhu." Jawab Uzma lirih. Arkan mengerti hati Uzma masih sakit.

"Oh iya dek, ini handphone mu. Kakak sama sekali nggak membuka apapun di dalamnya. Tapi kakak udah charger sampai penuh." Ucap Arkan sambil menyerahkan ponsel Uzma yang dibawanya selama empat hari ini. Oh, Uzma baru sadar kalau ia tidak memegang ponselnya berhari hari.

"Iya." Singkat Uzma.

"Nanti abis sholat, langsung ke meja makan. Kakak buatin susu buat kamu. Inget, yang butuh nutrisi bukan kamu aja, keponakanku juga akan lapar jika tidak makan." Kata Arkan panjang dan keluar dari kamar Uzma.

-------
Uzma masuk ke dalam bus yang akan mengantarnya ke kampus tempatnya mengajar. Walau kehidupan pribadinya berantakan, Uzma sama sekali tak melalaikan kewajibannya di kampus. Tetap menjadi tegar dan semangat, untuk dapat menutupi perasaan yang sebenarnya.

Arkan sebenarnya memaksa untuk mengantarnya. Namun, Uzma menolak tegas dan berangkat menggunakan bus. Uzma merasa beruntung memiliki Arkan.

Keluarga Uzma sama sekali tidak tahu masalah rumah tangga Uzma. Uzma tidak memberitahkan kepada keluarganya. Ia tak ingin membuat yang lainnya ikut terseret dalam masalahnya.

Duduk di bangku paling belakang, Uzma memandang jendela di sebelah kanan. Dengan tas di pangkuan yang hanya berisi beberapa map saja.

Suasana bus sangat sunyi. Dapat dihitung berapa penumpang yang ada di bus ini. Mungkin itu yang menjadi alasan supir bus memutar musik untuk memecah kesunyian.

Sekali ini, izin kan Uzma berteriak kepada supir bus yang malah menyetel lagu sedih di saat hatinya gundah. Bagaimana tidak? Lagu ini sangat pas bagi Uzma yang terlihat sangat menyedihkan.

Tuhan tolonglah
Hapus dia dari hatiku
Kini semua percuma
Tak kan mungkin terjadi
Kisah cinta yang selalu aku banggakan

Tak tahan, Uzma menitikkan air matanya. Cinta yang ia banggakan. Cinta yang ia pikir terbalas. Cintanya selama bertahun tahun ini, ternyata tak begitu berarti untuk suaminya.

Kau hempas semua
Masa yang tercipta untukmu
Tanpa pernah melihat
Betapa ku mencoba
Jadi yang terbaik untuk dirimu

Imam Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang