18

4K 279 0
                                    


Uzma menyandarkan punggung di bangku pesawat. Sekarang, mungkin ia berada sekitar 33.000 kaki atau 6 mile di atas permukaan laut. Bosan mulai merajainya dikala kantuk tak kunjung datang. Menoleh kan kepala ke kaca pesawat yang langsung disuguhi oleh pemandangan awan putih di bawahnya.

Berbeda dengan lelaki di sebelahnya yang menggunakan waktu di pesawat dengan membaca buku kedokteran yang mungkin jumlah halamannya mencapai angka 1000. Siapa lagi kalau bukan Fahmi Al Fathur yang entah kenapa selalu rajin menyuapi otaknya dengan materi yang mungkin dapat membuat Uzma stress.

Saat ini, mereka dalam perjalanan ke Singapura. Sudah 3 bulan pernikahan mereka jalani, dan baru sekarang memiliki waktu untuk berlibur berdua. Sebenarnya, Uzma tidak terlalu menuntut untuk liburan, justru Fahmi yang membujuk Uzma untuk mengambil cuti agar dapat merealisasikan impian Fahmi -honeymoon.

Sudah sekitar 2 jam, dihitung dari pesawat lepas landas.  Jadi kira kira tinggal setengah jam an lagi untuk mendarat di bandara Singapura.

"Nggak usah lama lama ya mas, disini, 3 hari an aja. Kasihan mahasiswa ku yang butuh bimbingan. Mas tahu kan, aku jadi dosen pembimbing." Inilah alasan Uzma tidak begitu mengharapkan liburan, karena mahasiswa membutuhkan dirinya untuk bimbingan skripsi.

"Oh jadi kamu malah pilih mahasiswa mu daripada aku?" Tanya Fahmi tak percaya sambil menyeret koper.

"Please mas, bukan waktu nya untuk cemburu." Lemas Uzma. Fahmi akhir akhir ini menjadi sangat protektif dan posesif padanya tanpa ia ketahui alasannya, membuat mood Uzma naik turun setiap menit.

Fahmi menghela napas. Ia memang seharusnya tidak kekanak kanakan seperti remaja SMA yang berpacaran, cemburu tidak jelas. Mengetahui mood istrinya menjadi anjlok dari yang awalnya jelek, ia pun meraih tangan Uzma dan menggandeng nya agar langkah mereka sejajar. Menunggu taksi yang dapat mengantar mereka ke hotel yang sudah dipesan Fahmi dari beberapa minggu lalu.

-
Taksi berhenti sesuai tempat tujuan yang Fahmi sebutkan. Uzma sangat tidak sabar untuk segera merebahkan diri di kasur dan tenggelam di alam mimpi. Namun, yang terjadi setelah menginjakkan kaki keluar taksi adalah wanita itu speachless. Sungguh? Ini hotel yang yang akan ia tempati?

Uzma memandang Fahmi yang balas memandang nya sekilas dan berjalan lebih dulu dengan koper yang setia berada di tangannya. Segera Uzma susul sang suami, menyetarakan langkah kaki mereka.

Fahmi mengambil kunci yang diberikan resepsionis hotel dan memasuki lift setelah menekan beberapa angka. Uzma hanya diam sambil mengagumi interior hotel ini.
Marina Bay Sands.

"Sekarang kamu istirahat dulu, aku mau beresin barang barang kita." Kata Fahmi setelah menutup pintu kamar hotel mereka.

"Nggak mas, itu tugasku. Mas saja yang istirahat." Pinta Uzma namun hanya di jawab dengan tatapan tajam, ciri khas Fahmi yang bermakna tak ingin dibantah.

"Kamu istirahat, nanti kita akan pergi ke tempat romantis pokoknya." Kata Fahmi sambil memeluk Uzma sekilas diakhiri dengan kecupan mesra di kening sang istri. Uzma pun tersenyum lebar dan menuruti perintah Fahmi.

-
"Mas, ini indah banget." Kata Uzma sambil memandang sekelilingnya yang dipenuhi tanaman dan pepohonan yang asri. Fahmi mengajak nya ke Gardens by the bay yang merupakan kebun indah di Singapura. Mengambil puluhan foto disana, namun dapat dihitung berapa fotonya bersama Fahmi. Ya. Fahmi bukan tipe orang yang senang mengabadikan gambar diri sendiri.

"Udah capek?" Tanya Fahmi kepada istrinya yang sedang membenarkan hijab. Wajah letih Uzma bisa memberikan jawaban dari pertanyaan Fahmi. "Kasian istriku udah capek. Pulang dulu yuk. Nanti sore kita jalan lagi." Kata Fahmi yang diangguki semangat oleh Uzma. Fahmi menggandeng tangan Uzma di sepanjang jalan. Tak ingin istrinya menghilang dari sisinya.

Imam Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang