Akad nikah dan resepsi pernikahan baru saja berakhir. Sedikit demi sedikit, para tamu yang tadi memenuhi ruangan resepsi mulai meninggalkan ruangan tersebut. Namun, keluarga dan sanak saudara pengantin masih berada disana. Sedangkan, pasangan pengantin yang baru saja sah dimata hukum dan agama izin untuk membersihkan diri dan beristirahat sejenak di kamar khusus pengantin."Dokter mau mandi dulu apa istirahat? Kalau mau istirahat, kamar mandinya saya pakai dulu." Kata Uzma kepada seorang pria yang sudah berstatus suami nya.
"Dapatkah kita berbicara sebentar saja? Duduklah disampingku." Perintah Fahmi kepada istrinya seraya menepuk ranjang di sebelahnya.
Uzma pun mendekat ke arah Fahmi dan duduk bersisian dengan sang suami. Fahmi lalu menghadap Uzma dan mulai berbicara.
"Kamu tahu kan, kita sekarang sudah suami istri. Kita adalah pasangan mulai hari ini. Aku sebagai imam, dan kamu makmum ku. Aku mengerti kamu masih terheran heran sampai sekarang. Satu bulan sebelum pernikahan pun kita juga tidak ada pendekatan apapun, selain untuk kepentingan persiapan pernikahan. Sekarang jangan panggil aku dokter. Aku malah merasa sedang berhadapan dengan pasien ku dirumah sakit. Jangan gunakan bahasa formal. Itu seakan akan aku adalah CEO dan kamu karyawannya. Kamu setuju?" Tanya Fahmi setelah berbicara panjang lebar.
"Iya. Yaudah aku panggil mas aja." Kata Uzma setelah menemukan panggilan yang pas untuk suami nya.
"Itu lebih baik." Fahmi tersenyum dan mulai menggerakkan tangannya ke kepala sang istri dan mengelus pelan.
Uzma pun menegang. Tangannya saling meremas karena gugup. Melihat hal itu, Fahmi pun menurunkan tangannya dan menggenggam tangan Uzma hingga tangan Fahmi yang besar melingkupi tangan kecil Uzma.
"Kamu gugup? Tangan mu dingin sekali." Tanya Fahmi. Uzma mulai salah tingkah dan bergerak gelisah dalam duduk nya. Uzma berkeinginan untuk melepas genggaman tangan besar itu. Namun, sebelum hal itu terjadi, Fahmi sudah lebih dulu membawa kedua tangan Uzma ke depan mulutnya, meniup lalu menggosok dengan tangannya, yang mungkin bisa sedikit memberikan kehangatan. Hati Uzma sudah meronta ronta dengan jantung yang bergemuruh.
Setelah beberapa saat, Fahmi melepaskan tangan Uzma dan memandang kembali kearah Uzma.
"Kalau boleh tahu, tadi siapa lelaki yang mengajakmu ngobrol?" Tanya Fahmi.
Uzma langsung tanggap siapa yang dimaksud Fahmi. Siapa lagi kalau bukan Arsya. Tadi sungguh tak terduga Arsya datang ke pernikahannya. Dengan raut yang bisa dibilang tidak ikhlas. Setelah itu, Uzma diajak ngobrol sebentar karena tamu juga sudah berkurang.
"Dia Arsya. Sahabatku. Tapi dia tinggal diluar negeri." Jawab Uzma.
"Dia terlihat sangat mencintaimu." Fahmi memandang sudut kamar dengan tatapan kosong. "Tak apa, walau aku tadi nggak rela pengantin ku dibawa begitu saja meninggalkan ku sendiri, tapi fakta bahwa kamu adalah tanggung jawabku mulai sekarang adalah hal mutlak." Fahmi kembali mengarahkan tatapan nya kepada Uzma. "Aku sedang berusaha membuka hatiku, bantu aku ya, istriku." Fahmi kembali tersenyum.
Istriku. Istriku. Kata itu lah yang memenuhi kepala Uzma. Uzma seperti terbang ke angkasa mendengar Fahmi mengucap kata Istriku untuknya. Bayangkan. Ini Fahmi Al Fathur. Yang menjadi dambaan Uzma sejak bertahun tahun lalu. Yang Uzma ikuti semua kegiatannya di media sosial. Yang ia harapkan untuk dapat bertemu walau hanya dia yang memandang. Yang selalu ia saksikan acara debat yang dulu sering tayang di televisi. Yang ia lihat video live ig-nya hingga memarahi Fatma, teman kuliahnya dulu, jika temannya itu mengganggu Uzma melihat live instagram di akun masuk kuliah. Ini Fahmi al Fathur yang menjadi objek khayalan nya sebagai figur kepala rumah tangga. Dan Allah benar benar mengerti kemauan Uzma. Mengabulkan semua doa yang dulu sering ia ucapkan di sehabis sholat nya, di waktu senggangnya. Sungguh, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan, Uzma. Mendengar kata Istriku semakin meyakinkan Uzma bahwa hari ini bukanlah mimpi atau khayalan nya saja. Ini nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Idaman (END)
RandomMengagumi seseorang dengan berlebihan. Dari mengikuti instagram nya, melihat acaranya, bahkan sampai berdoa untuk berjodoh dengannya. Hingga sebuah takdir seakan menjawab dan mengabulkan doanya. Tapi, bukan berarti tidak ada rintangan yang akan meng...