3 | Lahirnya B1NT4NG Crew

89 12 2
                                    

Bukannya ku takut, hanya saja ini sedikit membuatku terkejut
Pada hal baru, yang belum pernah ku tau.

Sore ini Bintang pergi dengan Dewa menuju tempat dimana Dewa biasanya berkumpul dengan teman-temannya. Dimana lagi jika bukan lapangan desa. Dengan Dewa yang menggandeng tangan kirinya.

Jangan sampai kejadian kemarin terulang kembali. Di pastikan Dewa tidak akan bisa menahan tawanya untuk kali ini.

Sesampainya di sana sudah banyak teman Dewa yang datang.

"Kita rapat aja dulu ya," ucap Dewa yang baru datang.

"Siap!" seru seluruh orang yang ada di sana.

"Gini ya disini itu kan kita mau buat grup, kalian tau itu kan. Tapi ini beda dari yang lain kita buat grup kesenian, grup kesenian Kuda Kepang atau mungkin kalau disini lebih dikenal dengan Jaranan Thek."

"Kesenian ini memang bukan asli dari Ponorogo kayak Reog atau selainnya, tapi kalau kita memang ingin melestarikan budaya nggak masalahkan asalnya dari mana?"

"Kita seneng-seneng aja dan sama sekali nggak masalah kan teman-teman," Ucap Salsha yang mendapat anggukan dari semua orang.

Itulah hal baru yang dirasakan Bintang. Kesenian Jaranan Thek adalah kesenian yang habis ia lihat sabtu lalu. Ia merasa terpana dengan kesenian itu. Dan sekarang ia dapat dengan mudah bergabung dengan grup yang ingin membuat kesenian tersebut.

"Grup ini kita namain apa ya?"

"Emm, gimana kalau Bintang Crew? Jadi grup ini akan jadi bintang besar, akan menjadi grup paling bersinar di masanya. Setuju nggak?" tanya Krisna. Yang memang terlihat paling semangat.

"Kalok gue sih setuju-setuju aja," ucap Dewa yang juga mendapat persetujuan dari anggota lain.

"Gimana kalok Bintangnya itu ada yang diganti angka hurufnya, huruf i diganti angka 1 dan huruf a diganti angka 4? Biar sesuai sama tanggal pembentukan grup kita hari ini," usul Bintang sambil menulis kata B1NT4NG Crew di buku kas mereka.

"Oke. Kita langsung buat grup chat aja ya, biar mudah kalok mau komunikasinya," ucap Meisya.

"Jangan lupa bayar uang kas dulu."
_ _ _

Jingga semakin terlihat dilangit barat sana. Menandakan hari yang sudah semakin sore. Namun diantara mereka satupun tak ada yang ingin beranjak dari tanah lapangan tersebut.

Salsha sudah mengajak Bintang pulang dari pukul 4 sore tadi, namun tetap saja dari setengah jam yang lalu Bintang malah semakin betah disana.

Kalian tahu apa yang diperhatikan Bintang? Ia duduk beralaskan ilalang yang cukup tinggi menghadap Dewa yang berada didepannya.

Bukan, itu bukan Dewa. Mungkin raganya memang Dewa tapi ketahuilah di dalamnya itu bukan roh Dewa.

Mungkin akan sedikit diperjelas. Kesenian Kuda Kepang atau Jaranan Thek adalah kesenian dimana penari menjadi 3 bagian, yaitu celeng srenggi, pasukan joki kepang, dan pembarong. Kesenian ini bisa disebut juga dengan pertunjukan live musik karena memang ada penyanyi yang menyanyi di iringi dengan alat musik gamelan jawa secara langsung.

Ini yang membuat kesenian ini berbeda dari kesenian yang lain, dimana penari mulai dari celeng srenggi, joki kepang, dan pembarong harus dimasuki roh lain atau kerasukan yang mungkin lebih dikenal dengan kesurupan. Maka dari itu kesenian ini memerlukan guru khusus untuk mengajari roh itu, atau yang lebih dikenal bopo untuk laki-laki dan biyung untuk perempuan.

Dan untuk kesenian ini memerlukan berbagai macam sesaji dan sejenisnya untuk memanggil roh-roh yang akan di ikutkan dalam pertunjukan tersebut.

Disana Bintang tetap saja fokus kepada Dewa walaupun nyalinya tak seberani itu untuk mendekat.

Dewa dan Fredi sedang kerasukan. Entah kerasukan roh apa Bintang pun tak tahu. Tapi yang jelas terlihat disana Krisna, Candra, Ditto, Ferdi, Angga, Yuki, dan Excel. Yang bisa berkomunikasi dengan roh yang memasuki raga Dewa dan Fredi.

Hari semakin larut, roh yang ada ditubuh Dewa dan Fredi segera saja dapat dikeluarkan dengan mudah oleh Krisna dan Ditto yang Bintang tahu mereka di sebut bopo alias pawangnya.

"Dew.." panggil Bintang kepada Dewa.

"Kok gue baru tahu lo bisa kayak gini ya?" ucap Bintang yang masih terkejut.

"Masa sih lo baru tahu, padahal gue udah bisa cukup lama loh. Dan gue juga ikut sanggar buat kesenian ini," ucap Dewa.

"Mungkin gue aja yang baru tahu ya. Gue pulang dulu ya sama Salsha, udah sore."

"Bareng gue," pinta Dewa lantang.

"Gimana ya?" ucap Bintang yang masih menimbang-nimbang tawaran Dewa.

"Gue udah Dewa nggak usah takut deh, gue tahu lo itu takut sama gue!" ucap Dewa tegas.

"Yaudah, iya." Bintang hanya bisa pasrah. Membantah perintah Dewa sama saja ingin mati secara perlahan.

~B1NT4NG~

B1NT4NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang