9 | Terlalu Berharap

65 4 0
                                    

Pict sebagai pemanisBarongan Guntur Geni By: Pradipta Ramadan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict sebagai pemanis
Barongan Guntur Geni
By: Pradipta Ramadan

Bahagia ternyata sesederhana itu ya!
Cukup dengan lo dikasih harapan untuk berharap Walaupun lo belum tahu akan jadi seperti apa nantinya.

Bintang berusaha berfikir positif pasti nanti ada solah lagi dari penari celeng srenggi dan kuda kepang. Ia hanya terfokus pada panggung didepannya tanpa menghiraukan Dewa yang berada dikanannya, Rendy berada di kirinya, dan Salsha yang berada di samping Rendy.


Tes..

Satu tetes air mata Bintang jatuh disusul bergantian dengan yang lainnya. Percuma setelah ia menunggu lama. Bukannya para penari celeng srenggi dan kuda kepang itu solah kembali. Melainkan pentas itu sudah selesai, kemudian dilanjutkan dengan pentas drama Reog Ponorogo.

Bukan. Bukan Bintang tidak suka dengan pentas drama Reog Ponorogo yang sangat mengagumkan itu.

Dadak merak yang biasanya hanya berwarna hijau, tidak untuk kali ini dadak merak itu didominasi dengan warna hijau dan putih. Para penari Jathilan yang sangat cantik menunggangi kuda. Para Patih Pujangga Anom dengan lincahnya menari menggunakan topeng ganongan. Para Warok dengan pakaian hitam-hitam terlihat sangat gagah. Yang paling menjadi sorotan dari Reog Ponorogo sendiri adalah sang Prabu Klono Sewandono yang dengan gagahnya memakai pakaian serba merah itu terlihat sangat pemberani. Dan gending-gending(lagu) Jawa yang mengiringi drama tersebut.

Bintang menghembuskan nafasnya pelan. Rendy yang mengerti perasaan Bintang segera merengkuhnya dalam pelukan.

Bintang hanya dapat menangis. Dadanya terasa begitu sesak. Kini semua usahanya terlihat sia-sia begitu saja.

Bintang yang sudah menunggu hari ini dengan sangat semangat. Bintang yang memberanikan diri untuk meminta ijin kepada orang tuanya. Bintang yang rela harus keluar rumah padahal sebelumnya ia jarang sekali keluar. Apalagi di waktu malam.

Dulu mungkin Bintang melakukan semua itu hanya karena kecintaannya terhadap seni. Namun, untuk kali ini mungkin berbeda. Untuk kecintaannya terhadap seni dan Reygan Angkasanya.

"Udah dek. Jangan nangis terus! Kita pulang ya?" ucap Rendy sambil mengusap hijab yang menutupi rambut Bintang.

Bintang hanya melepaskan pelukan Rendy dan menggangguk sebagai jawaban.

"Bin, lo sama gue kan?" tanya Dewa setelah sampai diparkiran. Bintang hanya menggelengkan kepalanya singkat.

"Lo kenapa sih Ha?! Cuma karena ginian lo nangis sampai segitunya. Gue bisa ngajak lo lihat tontonan setiap lo mau!" tegas Dewa dia terbawa emosi melihat Bintangnya seperti ini namun membentak juga bukan cara yang benar. Bintang malah kembali menangis dan melangkah berlindung kepada Salsha.

B1NT4NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang