10 | Dewa Gila

55 4 0
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan🤗
Happy Reading and
Happy world dance day💃
29.04.20

Sakit mu adalah luka tersendiri bagiku
Dan bahagia mu juga, yang hanya dapat menyembuhkannya

Jangan pernah merasa tersakiti!
Apalagi hanya karena ku.

Senin ini Dewa berangkat sekolah dengan motor merah kesayangannya. Ia ingin segera bertemu dengan Bintang di sekolah. Karena kemarin ia gagal untuk meminta maaf kepada Bintang karena ada urusan yang tidak bisa ia tinggalkan.

Biasanya Dewa datang pagi untuk pergi ke kantin dan masuk ke kelas ketika bell sudah berbunyi. Tapi tidak untuk kali ini, ia sudah duduk di bangku Bintang dengan rapi.

"Dew nggak ke kantin lo?" tanya Candra dari depan pintu kelas.

"Lagi nungguin tuan putri, gue," balas Dewa.

"Lagi marahan ya?" Dewa hanya berdehem untuk mengiyakan pertanyaan Candra.

"Gue duluan kalok gitu," ucap Candra.

"Gue juga," sahut Ferdi.

"Gue juga. Udah ditungguin sama yang lain!" kata Fredi ikut menambahi.

Mereka akhirnya berlalu dari koridor gedung IPA XI dan turun menuju kantin. Di SMA Pelita Muda, kantin di bagi menjadi 2 yaitu, di bagian barat dan timur dari gedung sekolah.

Dewa yang sedang bermain game dihpnya di kagetkan dengan kedatangan Bintang. Di ikuti dengan siswa lainya yang berangsur memasuki XI MIPA 1.

"Kenapa lo duduk di bangku gue?" tanya Bintang dingin tanpa ekspresi sedikitpun.

"Bin," panggil Dewa pelan, "gue mau minta maaf sama lo," lanjutnya sambil menaruh ponselnya ke dalam saku celananya.

Dewa pun mempersilahkan Bintang untuk duduk di bangkunya. Bintang segera menduduki bangkunya tanpa bersuara sedikitpun. Sepertinya ia tak ingin mengungkit masalah kemarin lagi.

Tiba-tiba Dewa berjongkok disebelah Bintang. Menunduk tak berani menatap kearah Bintang.

"Bin gue bener-bener minta maaf. Gue takut lihat lo kayak gini, maaf. Lo jangan kayak gini, maaf. Bin gue bener-bener takut kalok lo ngulangin hal itu lagi. Lo yang ngurung diri dikamar, nggak mau makan, bahkan sampai masuk rumah sakit. Gue nggak mau itu terjadi lagi sama lo. Cuma karena lo kecewa, apalagi cuma karena gue," ucap Dewa panjang lebar namun tulus, yang entah sejak kapan sudah mengeluarkan air matanya. "Kalok lo marah sama gue, lo tampar gue. Jangan malah diem kayak gini!" Dewa menarik-narik tangan kanan Bintang untuk menamparnya namun Bintang malah menahan tangannya.

Itulah Dewa ia bisa saja terlihat badboy, brandal, angkuh dan selalu seenaknya sendiri. Tapi jika dihadapan Bintang ia hanyalah Dewa yang manja, penurut, dan sangat cengeng ketika Bintang terluka apalagi karenanya. Namun jangan lupakan tingkat usil Dewa yang diatas rata-rata.

Bintang hanya menatap kosong kedepan. Bintang memang begitu jika marah hanya bisa diam, jika kecewa hanya bisa menangis. Tanpa bisa meluapkannya atau pun melampiaskannya. Bintang tidak akan pernah bisa menyerukan keinginannya.

"Udah, berdiri! Kalok lo malah kayak gitu, gue gak bakal mau maafin lo," ucap Bintang dingin.

Dewa segera menuruti perkataan Bintang dan berdiri disebelah bangku Bintang.

"Usap air mata lo! Jaga image lo di sekolah. Jangan cuma karena gue, lo kelihatan hancur, kasihan fans lo ngidolain orang cengeng kayak lo," ucap Bintang lagi.

B1NT4NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang