12 | Wangi-wangian

58 7 0
                                    

Wangi-wangian itu berbeda,
Baik dari bentuknya ataupun cara menggunakannya

Kau ingin mengetahui?
Kemarilah duduk diantara kami!

Berada di kepulan asap
Merasakan sebuah budaya, yang begitu pekat.

Embun dari sisa hujan semalam membuat titik-titik air di dedaunan. Kabut asap tipis yang membuat kabur jarak pandang. Kicauan burung yang berterbangan kesana-kemari menyambut terbitnya sang fajar. Bersautan dengan ayam jago yang berkokok membangunkan setiap makhluk ciptaan Tuhan. Begitu indah suasana kota Reog di pagi hari.

Membuat Bintang semangat untuk mengawali hari. Pagi ini ia ingin segera bergegas mandi dan berangkat ke sekolah. Tapi ia masih menyempatkan untuk bermain ponselnya sebentar, mungkin.

Ia memainkan salah satu aplikasi chatting di ponselnya, yang tak lain adalah WhatsApp ia mencari instastory dari kontak Reygan seperti biasa.

Sebuah postingan seperti foto banner. Bintang sangat hafal itu banner apa. Bintang mengamati dengan teliti mencari sesuatu yang pasti tertera disana.

Banner itu bukan banner biasa melainkan memuat informasi jika grup Jaranan Thek yang di naungi oleh Reygan akan tampil kembali. Dan pastinya Reygan juga akan ikut tampil.

"Yah," keluh Bintang. Disana tertera tanggal 9 Desember yang bertepatan dengan adanya ujian akhir semester ganjil di sekolahnya.

Ia tidak akan bisa untuk pergi menemui Reygan. Dan pastinya Rendy tidak mau mengantarkannya. Meminta tolong kepada Dewa juga bukan pilihan terbaik. Apalagi harus merepotkan Salsha. Huh!

Sesampainya di sekolah setelah di antar Rendy seperti biasa. Bintang juga masih memikirkan hal tersebut. Ia masih ingin bertemu dengan Reygan setelah kegagalannya di hari itu.

"Bin lo kenapa kok ngelamun?" tanya Salsha yang di acuhkan oleh Bintang sejak tadi. Tanpa di ajak berbicara sedikitpun.

"Eh, Sha," ucap Bintang canggung. Ia bingung akan berkata apa kepada Salsha.

"Lo kenapa sih?" Salsha keheranan melihat tingkah Bintang yang tidak seperti biasanya. Bintang hanya menengok kearah Salsha dan tersenyum tipis

"Lo sakit?" Bintang segera menggeleng. Ia tidak sakit. Tapi hanya gelisah sedikit. "Terus apa dong? Jangan diam aja Bin, gue kan jadi bingung."

"Gue nggakpapa kok," ujar Bintang yang baru memberi keterangan. Sedari tadi Bintang hanya melakukan hal yang tidak bermanfaat. Dengan hanya melamun, terkejut jika di tegur guru, ketika jam pembelajaran berlangsung dan mengacuhkan sekitarnya. Itu cukup buruk.

Apalagi Dewa yang hanya diam sejak tadi. Karena di acuhkan juga oleh Bintang. Namun setelah berkata sedemikian dengan Salsha. Bintang kembali diam.

"Woyy Bin! Lo kenapa sih sebenarnya?" ucap Dewa yang menepuk kedua pundak Bintang dari belakangan. Membuat Bintang sedikit terkejut.

"Apaan sih Dew?" Bintang sepertinya tidak ingin diganggu. Menjawab pertanyaan Dewa dengan nada malas. "Lo ada apa sih? cerita gih!" Entah sejak kapan Dewa sudah berpindah posisi dengan Salsha.

Bintang bergerak menumpuk kedua tangannya di atas meja dan menaruh dagu di atasnya.
Dewa sangat tahu gelagat Bintang. Bintang tidak akan mau bercerita lebih dulu jika tidak di paksa. Dan memaksa adalah keahlian Dewa.

Dewa membelai surai hitam panjang milik Bintang. Dewa berusaha membuat Bintang ingin bercerita kepadanya dengan memberinya ketenangan.

"Ada apa lagi sih Bin? Lo nggak mau cerita sama gue?" Bintang segera memberikan ponselnya kepada Dewa. Ia tidak bisa bercerita.

B1NT4NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang