Kawula mung saderma mobah-mosik kersaning Hyang Sukmo.
(Lakukan yang kita bisa, Setelahnya serahkan kepada Tuhan).
★"Sudah hafalkan, Bin, Sha?" tanya Bu Dea.
Sebelumnya Bintang sudah membicarakan pasal menari sebagai acara penyambutan ini dengan Salsha. Dan Salsha juga menyetujui akan hal itu.
"Insyaallah, Bu," sahut Salsha yang dibalas senyuman oleh Bintang.
"Kemarin udah latihan sama Bu Ana?"
"Udah Bu, udah latihan dua kali ke rumah beliau," ucap Bintang sopan.
Kini mereka berdua sedang berada di ruang guru. Menunggu waktu untuk mereka tampil di pembukaan acara rapat yang di laksanakan di gedung aula sekolah mereka, dengan ditemani Bu Dea pastinya.
Berpakaian lengkap khas penari gambyong. Dengan baju berwarna hijau dengan aksen bunga berwarna kuning keemasan, jarik berwarna putih dengan batik berwarna coklat bertabur glitter. Tak lupa sanggul rambut dan hiasannya beserta bunga melati asli yang bertengger dipundak kiri, dan selendang berwarna kuning dengan bros sebagai penyangga.
"Nanti kalok tampil, jangan lupa senyumnya," ingat Bu Dea.
"Iya Bu," ucap Bintang dan Salsha bersamaan dengan tersenyum.
Bintang merasa sangat senang dia sudah lama tidak menari setelah mengikuti perlombaan di SMAnya dulu. Ini kali pertama ia menari lagi sebelum cukup lama ia hiatus.
"Lo juga sering nari Sha?" tanya Bintang kepada Salsha.
"Cukup sering, tapi kayaknya gak sesering lo deh." Bintang mengangguk mendengar jawaban Salsha.
"Ayo mau tampil. Jangan lupa baca bismillah ya. Yang semangat, jangan lupa senyum," ucap Bu Dea yang sebelumnya pergi meninggalkan mereka ke aula sekolah.
"Siap Bu."
Salsha dan Bintang berjalan dengan lemah-lembut karena jarik yang melilit kaki mereka mengharuskan mereka berjalan dengan hati-hati takutnya merusak tatanan atau yang lebih parah sampai terserimpet.
Sebelum mereka berdua memasuk gedung aula. Bintang melihat Angga yang sedang duduk di bangku luar aula dengan tersenyum manis menatapnya. Biasa sikap playboy nya keluar.
"Ehh.." ucap Bintang yang hampir saja terjungkal karena terserimpet jarik, mungkin Tuhan masih menyayanginya mendatang penolong seperti Angga yang kini tengah menahan tangan kanan Bintang agar tidak jatuh, dan membantu Bintang berjalan menuju tempat duduknya tadi. Karena Angga menganut sistem orang cantik nggak boleh dianggurin.
"Makasih kak," balas Bintang diketahuinya Angga juga ikut mengisi acara dengan menyumbang suara emasnya itu. Maka dari itu Angga juga berada di sana. Namun Bintang akan mengisi acara terlebih dulu sebelum Angga.
"Iya, apasih yang nggak buat orang cantik." Dasar Angga playboy nya kumat lihat yang cantik-cantik.
"Aku duluan kak, udah mau tampil," ucap Bintang kemudian berdiri dari duduknya.
"Semoga sukses cantik."
"Makasih, sukses juga buat kak Angga." Bintang tersenyum tipis.
Kemudian kaki Bintang melangkah masuk ke gedung aula sekolah. Ia menatap sekian banyaknya bapak/ibu guru yang berada didepannya. Ia dan Salsha menyiapkan formasi tari. Ketika musik mulai berbunyi dengan halus ia mulai menggerakkan tangannya untuk mengikuti irama kemudian disusul oleh kedua kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
B1NT4NG
Ficção Adolescente[Cover by: Arinakhai] Pada dasarnya... Memang tidak ada hubungan, yang bertahan lama Tidak ada sebuah cerita, yang tidak ada akhirnya Tertampar pada sebuah kenyataan Bahwa semua hanyalah kenangan Yang akan terkikis oleh waktu, Menjadikannya hanya se...