4 | Guruku

65 6 0
                                    

Pada sebuah permintaan yang tak tersampaikan.
Padamu sang tuan, pujaan.
Meminta bersanding, tapi tak kan pernah sebanding!

Bell masuk sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Bintang segera berlari menuju kelasnya yang berada diujung koridor atas.

Bruk..

Bintang menjatuhkan tasnya tak santai di atas meja. Membuat Salsha sedikit terkejut. Di lanjutkan dengan ia yang duduk di kursinya.

"Hufttt.. untung nggak telat," ucap Bintang disela-sela tarikan nafasnya.

Lelah pasti. Bagaimana tidak ia berlarian dari gapura utama melewati gerbang sekolah dan menaiki tangga ke lantai dua baru bisa sampai menuju kelasnya. Tuhan masih melindunginya karena ia tidak jatuh karena berlarian di anak tangga.

Mata pelajaran pertama hari ini adalah kesukaan Bintang. Jadi ia tak ingin melewatkannya sedikit pun.

Guru sudah memasuki ruang kelas membuat seluruh murid terdiam tenang.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatu, Sebelumnya sudah berdoakan?" ucap Bu Ririn yang berada didepan kelas.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarahkatu, sudah, Bu," ucap seluruh murid dengan serempak.

"Ibu mulai pelajaran bahasa Indonesianya ya."

Itulah pelajaran yang paling Bintang gemari, bahasa Indonesia.

"Anak-anak, ibu mau ada rapat dulu, jadi tugasnya kalian buat puisi aja ya. Temanya terserah kalian, tapi nanti ibu datang lagi kesini harus udah selesai dan dibaca maju ke depan, siap?"

"Siap, Bu!" seru murid dengan kompak kembali.

"Yaudah ibu tinggal dulu ya," ucap Bu Ririn sambil melangkah pergi meninggalkan ruang kelas.

"Dia Yang Tak Pernah Tergapai

Karya: Bintang Alexa A.

Ku tadahkan kepala menghadap mu
Ku bisikan rindu, lewat angin yang menderu
Angan yang selalu terbang melayang
Tapi tubuh yang selalu terjeruji
Langkah yang kian memanjang ke depan
Tapi tangan yang masih tak tergapai meraih
Kita dekat, selalu ada dan saling memperhatikan
Tapi tak pernah bisa bersama, apalagi bersanding
Jarak yang tak pernah mendekat
Waktu yang tak pernah membantu
Namun aku juga tak akan pernah meninggalkanmu
Tapi mengapa kamu masih bersedih, tuan?
Memberi tahu segala deritamu
Engkau yang menangis, tapi hatiku yang teriris
Kemari lah langit, bersender lah pada bumi mu
Ceritakan segala keluh kesah mu padaku
Aku tak akan berharap lebih,
Aku hanya tak mau melihatmu bersedih."

Bu Ririn sangat terkejut dengan puisi yang dibuat Bintang. Karena bisa menutup makna yang dalam dengan menceritakan bumi yang tak pernah bisa menggapai langitnya karena perbedaan yang jelas nyatanya.

Puisi itu diakhiri oleh Bintang, membuat tepuk tangan riuh dari warga kelas dan juga Bu Ririn. Bintang segera berlalu dari depan kelas, menuju bangkunya berada.

Sebenarnya puisi itu Bintang buat untuk orang yang berada di seberang sana. Orang yang ia kagumi, sukai, atau mungkin sudah di fase sayangi.

Orang yang beberapa hari ini membuat otaknya selalu berpusat pada laki-laki itu. Di setiap sholatnya ia selalu berdoa agar bisa di pertemukan lagi dengannya.

B1NT4NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang