18 | Kekuasaan

47 4 0
                                    

Sugeng Ambal Warso Ponorogo ke 524
11Agustus1496-11Agustus2020
#harijadiponorogo
#ayokeponorogo

Happy reading🤗


"Emang ya, yang tersayang bakal kalah sama yang terprioritaskan."
_Amara Daneswari_

" 1.. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. 8.." Instruksi itu didengar apik oleh seluruh anggota ekskul tari. Bu Ana yang berada di depan barisan yang sudah membentuk formasi itu hanya sedikit-sedikit memberi pengarahan.

"Udah paham kan yang kelas X sama XI?" Pertanyaan itu datang dari ketua ekskul tari Speda yang melirik ke arah komplotan Dewa yang sedang melihat latihan tari. Tanya ke siapa ngelihatnya siapa?

Dareya Andhesti XII Sosiologi 1 biasa dipanggil 'Eya'. Ia dikenal dengan pawakanya yang serba bisa, tari tradisional yang modern sampai kreasi pun dihajar, namun sayang ia terkenal dengan keangkuhan dan kesombongannya.

"Udah kak..."

"Kita break dulu."

Kenapa Eya bisa sebegitu perhatiannya sekarang? Ya pastinya karena ada Dewa yang juga berada di lapangan upacara tersebut. Duduk di bawah pohon beringin bersama komplotannya.

"Lo lihat tuh kakak kelas. Cari perhatian banget ke lo, Dew," ucap Candra.

"Emang si Eya kan suka sama Dewa," sahut Yuki.

"Caper banget. Padahal kalok nari juga bagusan Bintang," celutuk Ferdi.

"Wohh!! Iya dong pastinya," seru Dewa dan Angga heboh.

"Eya itu bukan levelnya Bintang," ucap Dewa santai.

"Gila sih. Emang si Bintang jago banget narinya. Gerakannya luwes banget." Angga, Dewa, dan Ferdi langsung menatap Krisna tajam.

"Maksud lo ngomong gitu apaan. Mau saingan sama gue juga?" tanya Angga. "Gue sih nggak takut, toh Bintang nanti pasti milih gue."

"Pd boleh tapi terlalu pd juga nggak baik buat kesehatan jantung. Kalok nggak sesuai harapan lo mati gimana?" ucap Excel mendapat tawaan dari para sahabatnya.

"Gue sih yakin, aja," ucap Ferdi tenang. "Toh gue jago nari."

Mendengar itu Angga merasa tersudutkan. Ia tidak jago masalah tari, itu masalahnya. Ia harus ikut sanggar tari dengan Dewa, harus!

"Gue nggak suka sama Bintang kok. Cuma kagum aja."

"Lo bilang gitu. Heh bro! Tingkat terendah dari mencintai itu kagum, baru memuji, terus suka, habis itu sayang, setelah itu baru deh mencintai," ucap Yuki sambil menepuk pundak Krisna.

"Jadi kalok orang bilang kagum.. ati-ati nanti bisa ke tikung!"
_ _ _

Latihan tari itu selesai dengan suksesnya. Mereka sangat bersemangat untuk menyambut Speda Competition yang kurang dari beberapa hari ini. Sedari pagi hanya mereka isi untuk berlatih-berlatih dan terus berlatih. Latihan tari itu disudahi karena terdengarnya adzan sholat dhuhur.

Tak terkecuali Dewa, Ditto, Ferdi, Candra, dan Krisna pastinya mereka juga ikut berlatih sebab, juga akan mengisi acara Speda Competition.

"Oh ternyata lo ya, yang jadi wakil ekskul tari untuk pembukaan acara rapat waktu itu?" ucap Eya menghentikan langkah Bintang yang akan menuju para sahabatnya, yang sudah menuju pohon beringin. Di belakangnya, Eya sudah diikuti oleh kedua temannya.

"Eh iya kak. Ada apa ya kak?" tanya Bintang sesopan mungkin ke kakak kelas dan ketua ekskul tarinya itu.

"Lo tahu kan disini ketua ekskul tari siapa?"

B1NT4NGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang