Part 16

3.2K 358 12
                                    

Author pov.
Pada jam ke-dua pembelajaran, yeji baru saja masuk ke kelasnya karena sejak tadi pagi yeji disibukkan dengan kegiatannya sebagai ketua osis.
Dan kebetulan sekali saat yeji masuk, kelas sedang tidak ada guru.

Yeji langsung tersenyum ketika melihat lia yang sedang duduk sambil menatap kosong ke luar jendela.
Tanpa basa-basi, yeji langsung duduk di sebelah lia.

"Hai sayang."

Namun lia tidak menjawab sapaan yeji dan masih betah menatap ke luar jendela.

"Sayang ?"

"Lia ?"

"Choi jisoo."

Lia yang terkejut dengan panggilan itu langsung menoleh.

"Eh hai babe, sejak kapan kamu di sini ?"

"Barusan sih, kamu kenapa ngelamun terus sampai ga sadar kalau aku dateng ?"

"Hmm ? Aku ? Ngelamun ? Engga kok, cuma liat indahnya daun-daun yang lagi gugur aja."

"Oh gitu, tadi kamu berangkat sama siapa sayang ? Maaf banget karena aku ga bisa jemput kamu."

"It's okay, tadi aku bareng appa kok."

"Kamu pasti belum sarapan kan ? Tadi aku beliin sandwich kesukaanmu nih."

Lia hanya terdiam sambil menatap sandwich itu.
Dan tiba-tiba dia teringat sesuatu.



Flashback

Author pov.
Lia terlihat sedikit berlari melewati lorong kelasnya karena lima menit lagi bel masuk akan berbunyi.
Ini adalah pertama kalinya lia hampir datang terlambat, karena biasanya lia selalu berangkat bersama yeji, namun karena kewajiban yeji sebagai ketua osis yang mengharuskannya datang lebih awal ke sekolah, akhirnya lia berangkat bersama appanya.

*bruk

Karena sangat terburu-buru, lia sampai tidak bisa mengendalikan kecepatannya dan membuatnya menabrak seseorang yang baru saja ke luar dari ruang guru.

"Ah maaf..

Tiba-tiba bibir lia terasa sangat kaku,

Ralat, tidak hanya bibir, namun semua tubuhnya terasa kaku saat melihat orang yang baru saja ditabraknya itu.

Antara percaya dan tidak percaya ketika melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.

Entah kenapa dunia rasanya berhenti begitu saja bagi lia.

"Hai,
Long time no see,
Choi jisoo."

Pria yang ditabrak oleh lia tadi tersenyum dan hal itu malah membuat lia semakin takut.

"K..kok lo bisa di sini ?"

"Kenapa ? Kaget ya liat orang yang dulu udah lo tinggalin gitu aja tiba-tiba muncul ?"

"Sorry gue buru-buru."

Saat lia hendak pergi, pria itu malah menahan lengan lia dengan sangat erat sampai-sampai membuat lia meringis kesakitan.

"Akh! Sakit soobin! Lepasin!"

Lia mencoba untuk melepaskan tangannya namun pria yang dipanggil soobin itu malah semakin mengeratkan genggamannya.

"Lepasin ? Okay gue bakal lepasin tangan lo. Tapi, buat lepasin lo, jangan harap gue akan lakuin itu. Lo pikir lo bisa hidup tenang setelah mutusin dan ninggalin gue gitu aja ? Engga, hal itu ga akan pernah gue biarin. Apapun akan gue lakuin supaya lo bisa balik lagi sama gue, sekalipun gue harus rebut lo dari pacar baru lo itu."

School 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang