Nana perlahan membuka matanya. Ia merentangkan tangannya yang terasa sangat kaku. "Eunghhh" lenguhnya.
Setelah matanya terbuka sempurna dan penglihatannya membaik. Ia pun mengederkan pandangannya ke segala penjuru ruangan itu. Asing, yah ruangan itu sangat asing baginya. Bernuansa biru cerah dengan beberapa garis putih yang terlihat sangat acak namun juga elegan. Wangi yang tercium di hidungnya pun sangat menyengat.
"Aku dimana?" tanyanya sendiri dengan suara pelan sambil berusaha untuk duduk.
Pikirannya mengingat-ingat terakhir kali dirinya berada atau terakhir kali yang ia lakukan. Mendadak ia membulatkan mataya kala ia sedikit mengingatnya.
Saat ia tengah bertarung dengan Jungkook di hutan
Saat tiba-tiba ada yang memeluknya dan membawanya pergi dalam sekejap, seperti teleportasi.
Dan terakhir saat ia bersama seorang namja yang ia juga ia tidak tahu siapa. Namja yang membopongnya menuju ...
"Jadi ruangan ini kemungkinan adalah ruangan namja itu." ucapnya pelan.
Nana pun langsung memeluk tubuhnya sendiri. Ia takut jika sesuatu hal yang mengerikan sudah terjadi padanya saat ia tak sadarkan diri karena kekuatannya sangat tipis. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya menolak pemikirannya sendiri.
"Ani, anio. Hal itu tidak boleh terjadi!"
Dan dengan susah ia pun berdiri, menuju pintu keluar berwarna cokelat disana. Ia harus pulang ke mansion dan menceritakan apa yang terjadi pada semua anggota. Harus. Namun saat ia hendak menyelesaikan langkahnya ia pun berhenti kala suara pintu lainnya terdengar.
"Mau kemana sayang?"
Nana mengerutkan keningnya kala suara seorang namja asing itu memanggilnya dengan sebutan sayang. Ia pun berbalik dan langsung membulatkan matanya kaget saat ia melihat namja yang tadi memanggilnya itu hanya menggunakan handuk di pinggangnya dengan rambut yang basah. Bahkan di ujung rambutnya pun masih sedikit meneteskan air.
'Jadi wangi tadi berasal dari dia.' batin Nana.
Namja yang bernama Darel itu pun melangkah pelan menuju Nana, mengikis jarak keduanya. Tatapannya tajam namun sangat mempesona. Bibirnya ber-smirk tipis merasakan ada sedikit aura ketakutan di tubuh Nana.
"Kau mau kemana hm?" tanya Darel dengan nada yang begitu lembut.
Nana terpaku di tempatnya berdiri. Pusat tatapannya pun tertuju pada kedua mata Darel yang sekarang hanya berjarak satu meter darinya. Sungguh ia merasa tak berdaya hanya dengan menatap mata itu.
"Hhh, jangan memandangiku seperti itu." ucap Darel sambil mengelus pipi Nana dengan punggung jari telunjuknya.
Nana merasa tersengat akibat skinship kecil itu. Sungguh rasanya jantungnya pun berdetak berpuluh-puluh kali lipat sekarang. Ia merasa dirinya sudah bereaksi berlebihan untuk namja asing yang bahkan ia belum tahu siapa namanya ini.
Berbeda dengan efek saat dirinya bersama Namjoon, ntah kenapa.
"Kau cantik, sangat cantik. Terima kasih untuk kegiatan panas semalam sayang." Darel tersenyum setelah mengatakan itu.
Nana terbuai, sungguh terlena dengan setiap ucapan Darel dan dengan sentuhan kecil itu. Namun seakan ia baru saja terjatuh dari lantai sembilan ia pun langsung mengerjapkan matanya kaget kala otaknya memutar ulang ucapan Darel tadi.
'Kegiatan panas? Mwo? Apa yang dimaksud dengan itu?' batin Nana.
Nana langsung saja menepis tangan Darel yang masih berada di pipinya. Ia menatap tajam pada Darel seraya berbicara, "Siapa kau? Kegiatan apa yang dirimu maksud hah?" bentaknya dengan nada yang mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan Vampire
FanficSLOW-UPDATE! Highest Rank : #4 Wizard #42 Werewolf #60 BTSFF #67 Thriller #69 Vampire Vampire, Werewolf, Wizard, And Human // BTS X OC // Tenang ada romance-nya kok biar nggaK bosen gitu // Baca ae kalo penasaran!!! Bangtan Vampire Season 1 / Co...