Chapter : 10^^^Control Your Emotions!^^^

1.7K 96 32
                                    


"Hyung itu Nana noona." pekik Jimin sambil menunjuk sisi jalan di sebelah kiri yang memang terlihat Nana sedang berjalan tanpa alas kaki sambil menunduk.

Namjoon pun dengan cepat langsung menghentikan mobilnya tepat didepan Nana, membuat Nana berhenti. Namjoon dengan tergesa langsung saja membuka seat belt, bahkan seat belt itu menjadi korban tangan penghancurnya. Yah, seat belt itu sampai putus. Namun ia tak menghiraukannya. Dengan wajah super khawatirnya ia membuka pintu mobilnya dan segera menuju Nana berada.

"Sayang, gwaenchana?" tanya Namjoon langsung sambil memeluk Nana erat, ia menciumi puncak kepala kekasihnya itu dan mengelus rambut Nana dengan lembut.

Tak terkecuali dengan Jimin, ia juga sudah keluar dan tengah melihat peristiwa mengharukan itu terjadi. Ia terdiam namun matanya tengah menatap ke arah belakang Nana menggunakan kekuatan melihat dalam jarak jauh yang dimilikinya. Ia hanya akan memastikan bahwa tidak ada yang mengikuti Nana.

Nana sendiri terisak di pelukan Namjoon. Ia memeluk kekasihnya itu dengan erat dan terdiam. Sungguh ia tak tahu harus menceritakan dengan kata apa tentang hal yang sudah menimpanya itu.

"Sttt uljima, aku disini. Kau aman bersamaku sayang." ucap Namjoon mencoba untuk menenangkan Nana.

"Noona, kau baik-baik saja bukan?" tanya Jimin dengan pelan. Raut wajahnya masih menunjukan dirinya khawatir akan Nana yang terlihat seperti orang tersesat itu.

Namjoon pun melepas pelukannya, menangkup kedua pipi Nana kemudian tersenyum hangat. Ia menghapus air mata Nana dengan ibu jarinya sembari berkata, "Jangan menangis, dirimu terlihat jelek nanti." candanya.

Nana terkekeh pelan namun masih sambil berlinangan air mata. Di hatinya ia bersyukur mempunyai seseorang seperti Namjoon yang sangat perhatian. Bahkan Namjoon masih bisa menghiburnya dengan candaan tadi.

"Hyung sebaiknya kita segera pulang saja sekarang." usul Jimin.

Namjoon menoleh menatap JImin kemudian mengangguk sekali sebagai bentuk persetujuan atas usul dongsaeng-nya itu. Ia pun menatap Nana kembali dan tersenyum. Ia menuntun Nana dengan pelan menuju mobilnya berada.

"Aku duduk di belakang saja hyung." ucap Jimin sembari membuka pintu mobil belakang. Ia membiarkan Nana untuk duduk di depan samping jok kemudi.

Setelah ketiga masuk Namjoon pun melajukan mobilnya menuju mansion. Di perjalanan pulang mereka hanya diam. Bukan karena apa melainkan Namjoon dan Jimin membiarkan Nana untuk bernapas dengan lega lebih dulu daripada mereka langsung menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan.

Bressssss

"Hujan? Padahal tidak mendung dan tidak ada tanda-tanda akan hujan." bingung Jimin saat tiba-tiba hujan turun.

Namjoon yang masih fokus menyetir pun hanya terdiam. Ya, dirinya sebenarnya sedang dalam banyak pikiran kali ini. Terlebih setelah Jungkook melihat jika Nana mempunyai anak. Pasti terjadi sesuatu yang besar padanya hingga membuat Nana terlihat seperti orang tak punya semangat, batinnya.

"Jinyoung yang menurunkan hujannya." jelas Nana dengan pelan.

"Akh anak itu, apa dia sedang dalam kerumunan musuh sampai menurunkan hujan ini juga." tebak Jimin dengan wajah kesalnya.

"Aku rasa dia sedang melindungi kita." ujar Namjoon.

"Karena apa?" tanya Jimin sambil menatap Namjoon melalui kaca di atas sana.

"Aku mempunyai insting kalau Jungkook berulah lagi." balas Namjoon.

#

"Hah ... hah ... Kau kenapa bisa jadi seperti ini Jungkook hah ...." tanya Yoongi dengan nafas yang ngos-ngosan.

Bangtan VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang