#mengALIYYAHkanduniaku
AUTHOR JAHAT, AUTHOR KEJAM
•
•"Mau mandi air anget? Aku rebusin dulu."
Aliyyah menghampiri Arnold yang baru saja pulang. Mengulurkan tangan untuk meraih tangan suaminya dan mencium dengan khidmat. Lalu, mengambil alih tas kerja dan melepaskan jas hitam pria itu.
"Tidak usah. Gerah, lebih baik pakai air dingin saja," jawab Arnold seraya mengecup puncak kepala Aliyyah. Menghidu aroma orange citrus di tiap helai rambutnya.
"Oh, ya, udah. Gih, sana mandi. Aku siapin makan." Aliyyah berlalu ke kamar, menyimpan tas dan jas, lalu menuju dapur menyiapkan makan malam untuk Arnold.
Dua pekan telah dilewati keduanya sebagai sepasang suami istri. Mereka masih tinggal di rumah kontrakan Aliyyah. Dikarenakan Arnold sedang merenovasi rumah miliknya dan akan memakan waktu sekitar satu bulan.
Dua pekan yang menakjubkan.
Itulah yang dirasakan Arnold selama tinggal di sini. Memang, segala fasilitas di rumah mungil ini jauh berbeda dengan rumah yang akan ditinggalinya nanti. Namun, kehangatan terpancar jelas dari tiap ruangannya. Arnold menyukai suasana di rumah ini.
Apalagi, setiap pagi, saat membuka mata ia akan disambut dengan oceh riang bocah lelaki kesayangan Aliyyah--dan kesayangannya juga.
Aliyyah duduk di tepi ranjang dengan wajah murung. Sejak beberapa hari yang lalu, suasana hatinya begitu sendu. Bahkan, kadang wanita itu menangis sendirian.
"Ada apa?" Arnold cemas tiap kali mendapati istrinya berwajah muram.
Aliyyah menggeleng. Dia tertunduk dalam, menarik embuskan napas, menahan panas matanya. Namun, rupanya bendungan di pelupuk matanya tidak kuat menahan air yang mendesak ingin dikeluarkan. Ia tergugu dengan pundak bergetar.
"Hei, hei, ada apa? Ceritakan padaku. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Arnold menarik tubuh mungil Aliyyah. Mengusap rambut hitam sepunggung istrinya itu, berusaha menenangkan.
"Aku sedih mikirin nasib kita," lirih Aliyyah berkata di sela isak tangisnya.
"Kenapa dengan nasib kita? Kita baik-baik saja, bukan?"
"Sekarang. Tapi di cerita kita yang baru, kamu ... kamu ... hiks..." isaknya lebih keras.
Ia memeluk erat Arnold, takut kehilangan pria itu.
"Oh, cerita itu," gumam Arnold pelan. Hatinya ikut teriris mendengar tangis Aliyyah.
"Kamu kok jahat banget sampai lupa sama aku!" pekik Aliyyah teredam oleh dada Arnold.
Wanita itu menangis keras. Sakit hati. Patah hati. Kecewa. Marah. Putus asa, bercampur aduk.
"Maaf, maafkan aku. Sungguh, itu semua bukan kemauanku." Arnold mendekap tubuh bergetar Aliyyah semakin kencang. "Salahkan Author. Kenapa dia tega sekali membuat kisah yang ... yang ... aah, entahlah. Dia sudah gila!" gerutunya bercampur emosi.
"Apa kita akan kembali bahagia, Arn? Apa kamu akan mengingat aku nantinya?" Aliyyah menengadah, menatap mata Arnold yang bersinar redup.
Berharap. Memohon agar kebahagiaan yang kini melingkupi mereka tak akan hilang. Ia tak rela kalau harus mengakhiri cerita cintanya yang baru saja terajut. Ia tak rela kalau harus menyerahkan Arnold pada seseorang di masa lalu. Tak rela. Takkan pernah rela.
Arnold merangkum wajah istrinya. Sumpah demi apa pun yang ada di dunia ini, melihat wanitanya menangis pilu membuat hatinya hancur. Apalagi, penyebab tangis itu adalah dirinya.
"Hanya Author yang tahu akhir kisah kita seperti apa, Sayang. Maaf, kalau nantinya akan banyak air mata yang kaukorbankan. Maaf, kalau nantinya akan ada pisau-pisau tak kasat mata yang melayang dan menancap di hatimu. Maaf, sungguh, itu bukan kemauanku."
Arnold memeluk Aliyyah, erat, erat sekali. Berusaha menangkan wanita itu di tengah kemelut hatinya sendiri. Ia hanya bisa berdoa dan berharap sang Author memiliki sedikit perasaan untuk memberikan kebahagiaan pada mereka.
Ia sendiri pun penasaran, akan seperti apa akhir cerita cintanya bersama Aliyyah.
Lalu, bagaimana denganmu? Apa kau juga penasaran, seperti apa kisah Couple AA ini?
Nantikan di bulan Desember, ya.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Eh, sekarang udah Desember, ya? 😅 Berarti tunggu tanggal mainnya.
Ish, mana ada 'anak' yang manggil emaknya kejam 😑
Dasar, kalian ini. Emang kalian pikir berkat siapa kalian dikenal orang, bahkan sampai ada yang menangisi kisah kalian?
(Terlalu banyak kata kalian)
Yowislah, Emak tetep sayang, kok 🤧•°•°•°•°•°•°•°•°•
Btw, Temans, jan lupa kumpulin receh yaa
Love love Arnold-Aliyyah.
#Cinta_di_Penghujung_Senja
#Istri_yang_Terlupakan
#comingsoon
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Penghujung Senja (Istri yang Terlupakan)
Storie d'amore[Update setiap hari] [Sedang masa revisi] "Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau begitu mengenalku?" "Seperti yang dikatakan Nyonya Carol, saya hanya asisten perawat di sini," ucapku sambil lalu meninggalkan meja makan. Ya, aku hanya seorang asisten r...