Setelah kejadian kemarin, Agatha bersikap biasa saja tanpa ada masalah kemarin, ia menjadi cuek lagi dan lagi.
Saat tengah diperjalanan menuju ke kelas ia memilih jalan didekat lapangan basket.
Brukk
"Awss" ringis Agatha pelan sambil memegang kepalanya yang terkena lemparan bola basket.
Seorang laki-laki berjalan menghampiri Agatha dengan nafas ngos-ngosan. "Maaf ya, gue ga sengaja tadi"ucap Agam–teman Abraham.
Ternyata ke tiga serangkai itu yang sedang bermain basket, tanpa mengeluarkan sepatah kata Agatha berdiri lalu berjalan meninggalkan lapangan basket itu.
Abraham berlari menyusul Agatha yang sudah lumayan jauh. Entah mengapa hati kecilnya berkata bahwa ia harus menanyakan keadaan Agatha apakah sakit atau tidak.
"Abraham lo mau kemana?" teriak Afkar.
Abraham tidak menjawab. Ia terus mengejar Agatha.
"Aneh banget temen lo." ucap Agam.
Afkar menjitak kepala agam kencang, "Temen lo juga bambang!"
Agam hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan kekehan kecilnya, "Oh iya, ya!"
***
Abraham sudah mencekal tangan Agatha. "Apa-apaan sih lo." ucap Agatha kesal.
"Sakit?" tanya Abraham dingin.
Agatha hanya menaikan satu alisnya saja, "Lo!"
"Gue?"
"Kepala lo sakit ga, kena timpuk bola" tanya Abraham.
"Gak!"
Setelah mengucapkan jawaban dari pertanyaan Abraham, Agatha pergi meninggalkan Abraham sendiri.
"cewek aneh" batin Abraham.
Abraham berjalan santai ke arah lapangan basket lagi, dengan senyuman tipis yang menghiasi bibirnya, tapi ia bingung kenapa ia tersenyum?
***
Kini Agatha sudah berada di dalam kelas, ia membuka handphone lalu ingin berkaca membenarkan tataan rambutnya, namun saat ia melihat dahinya terdapat memar yang lumayan besar dan sakit tentunya
"Perasaan tadi ga ada memarnya deh." gumam Agatha.
"Woiii, nape dah tuh jidat?" tanya Syakira Ananta Elfreda. Syakira adalah sahabat Agatha dan Belva juga, ia adalah anak semata wayang dari keluarga ternama. Namun syakira sama sekali tidak manja dan smobong seperti anak-anak semata wayang lainya.
"Ketimpuk bola."
"Sama siapa?" tanya Belva ikut menimbrung.
"Temenya idola lo!!"
"Abraham maksud lo?" tanya Syakira.
"Iya,"
"Sakit?" tanya Belva.
"Hm."
"Ngirit banget kalo ngomong."
Tak terasa pelajaran pertama sudah di mulai, satu jam Agatha dkk bertempur melawan fisika, dilanjut dengan pelajaran yang lainnya.
"Agatha" panggil Bu Rani–guru sejarah.
"Iya bu?"
"Tolong bawakan buku tulis teman-teman kamu ke kelas 11 iPA 3" ucap Rani.
Tanpa sepatah kata, Agatha langsung mengambil buku teman-temanya dan membawakannya.
Agatha dibantu oleh Syakira, karna Belva yang sedang menulis catatan, tak mungkin ia meminta agar Belva menemaninya.
Kini Agatha dan Syakira sudah berada di dalam kelas 11 iPA 3. Agatha melihat ke sekeliling penjuru kelas iPA 3 ini. Dan matanya tak sengaja melihat Abraham, si cowo rese.
Abraham terkejut, kenapa ada Agatha disini? Mau apa dia?
"Cewek aneh, Ngapain dia kesini" batin Abraham.
"Kedip oy!" ucap Agam menyindir Abraham. Dan sontak saja semua penjuru mata menatap ke arahnya dengan senyuman jahil.
Sedangkan Abraham hanya menatap teman-temanya tajam. "Adek namanya siapa?" goda Agam kepada Agatha.
"Emang gue adek lo?" tanya Agatha datar.
"HAHAHA!!!" seketika tawa iPA 3 pecah.
"Jangan mau jadi adeknya Agam, soalnya Agam jelek" ucap Afkar.
"Siapa juga yang mau jadi adeknya." ucap Agatha datar sambil berpamitan kepada Rani, diikuti oleh Syakira di sampingnya
"HAHAHA!!! Agam ditolak euyy" ucap Bobi.
"Mampus."
"Sudah, sudah, sekarang berdoa dulu." ucap Rani menengahi.
Kini iPA 3 sudah fokus belajar, sedangkan kelas agatha sedang free jadi ia bebas untuk melakukan apapun.
TBC.
[SUDAH REVISI!]

KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha [PROSES REVISI]
Ficção Adolescente[HIATUS SEMENTARA] "proses hiatus karna aku mau nyelesain satu cerita yang lain dulu. Gak akan lama kok" . Agatha Adonia namanya perempuan dengan seribu satu kecantikan yang ia punya tak hanya kecantikan ia juga memiliki sifat ramah tamah yang ia pu...