PROLOG

157 30 3
                                    

"Ih Moza, Bangun dong !"

"Tidur lagi si Moza ?"

"Kena azab dalam mimpi tuh pasti !"

Cahaya putih terang kini memenuhi kedua manik mata Moza setelah mencoba membuka keduanya dengan terpaksa. Moza mencoba mengerjapkannya beberapa kali, mencoba beradaptasi dengan cahaya di matanya itu.

"Eh udah bangun, Za ?"
"Ngapain aja lo ?" tanya seorang sahabatnya.

"Lah gue ngapain disini ?" kata Moza balik memberikan pertanyaan.

"Hah ?" jawab Alana yang kini sudah seperti orang cengoh.

"Kek orang mati suri lo, Za !"
"Dari jam pelajaran ke lima sampai pulang sekolah lo tidur terus, untung nya sih Bu Sofi gamau bangunin lo katanya si kasian." Kania menjawab.

"HAH DEMI APA !" Moza meninggikan nadanya, kaget.

Alana dan Kania, Dua perempuan pendek-- Ralat lebih pendek bahkan dari Moza. Mereka sahabat Moza, Dari SMP hingga SMA mereka selalu bersama. Jadi bisa bayangkan bukan betapa dekatnya mereka ?

Dilihat dari seberapa tinggi postur tubuh Moza tidak salah lagi bahwa Moza lah yang paling tua diantara mereka bertiga, Alih alih menjadi orang yang paling bijaksana diantara ketiganya, namun semua itu berbanding terbalik. Selalu ada saja tingkah bodoh yang dia lakukan, bergelar predikat mulut TOA nya itu membuat Alana dan Kania ingin menendangnya jauh jauh. Pasalnya setiap ada orang yang kurang menarik untuk dilihat dan menjengkelkan bagi Moza, Moza langsung mengatakan keburukannya secara terang terangan bahkan orang itu pun dapat mendengarnya. Bukannya takut tetapi Moza malah biasa saja seolah tak pernah terjadi apa apa. Dasar Moza, punya berapa nyawa sih dia ?

"Demi gue nikah ama Hrvy deh gimana ?"
Kini sebuah deretan gigi itu nampak dari Kania, benar dia berusaha menggodanya.

"Enak aja lo ! Punya gue main ambil aja lo mana dipake buat sumpah - sumpahan lagi !"

"Kasian pacar gue, eh lo ambil aja deh gapapa lagian ntar si Hrvy juga bakal balik ke gue." sahut Moza tak terima karena idola kesayangan sekaligus pacar halunya itu disebut sebut oleh sahabatnya.

"Apaan sih katanya sayang sama Zaikal, kalo sayang Zaikal harusnya Hrvy buat gueeeeee." bantah Kania.

"I-ih lo tu--"

"Eh udah dong, ayo balik udah sore nih,"
"Moza itu iler kemana mana gamau cuci muka dulu lo ?" Alana menghentikan keduanya.

"Yaudah yuk balik." kata Moza setelah mencuci muka.

Alana mengenggam jemari Moza dan Kania erat, Wajahnya mengisyaratkan untuk berhenti disini. Disebuah bangku taman sekolah mereka sebelum kembali berjalan.

"Kambuh lagi sakitnya, Na ? Mau di ambilin apa ? Gimana ?"

Bukannya menjawab kekhawatiran Moza dan Kania, Alana hanya tersenyum tipis pada kedua sahabatnya dan malah tertawa terbahak bahak setelahnya.

"Alay lo semua." ledek Alana sambil melanjutkan aktivitasnya, tertawa.

"Emang bener bener Jerangkong, Udah Jerangkong hidup pula !" balas Moza tak mau kalah.

"Yeu tai kambink !"

Berbeda dengan Moza dan Alana yang tengah bercekcok ria. Rasanya Kania ingin pergi saja dari sini melihat sahabat sahabatnya yang berlagak bodoh. Memang sudah jam pulang sekolah, Namun waktu itu banyak para siswa dan siswi yang masih berada disekolah. Rata rata mereka adalah anak - anak yang akan melakukan kegiatan extra di jam pulang sekolah seperti Badminton, Basket, Voli, Dll.

"Moza, em gue boleh nanya ga ?"
"Tapi lo gaboleh marah oke, Janji ?" cicit Alana ragu.

Masih dengan rasa kesalnya, Moza hanya berdehem menunggu Alana melanjutkan perkataannya.

Alana tersenyum "Jadi gimana hubungan lo sama Zaikal , Masih gaada perubahan Za ?" cicitnya lagi, kali ini dengan menunjukkan dua jarinya.

"Lo emang ngerti gue banget Na, Daridulu gue pengen nanya sama Moza tapi gaberani aja, Kalo sama lo gue yakin dia pasti jawab." tambah Kania sambil menyenggol lengan Moza.

"Jadi gimana, Airani Moza ?" lanjut Alana dengan nada introgasi nya.

Kedua sahabat Moza ini menatapnya lekat menunggu jawaban selanjutnya dari bibir tipis Moza.

"E-em gue sama dia--"

***

"Bro, gamau balik ? Udah sore nih, lagian ga suntuk apa belajar mulu. Herman aing,"

"Herman bukannya bapak gue ? Lah iya yak dia bapak gue, Bapak maafin anakmu ini yang sudah laknat kepadamu." Emang kalo ga gesrek bukan Aji namanya.

"Ngomong sama siapa, Ji ?"

"SAMA ABANG ZAIKAL ADITAMA YANG UWU DEH !" kata Aji dengan nada yang di lebay kan.

Namun Zaikal hanya ber "oh" ria dan langsung memakai jaketnya yang sedari tadi ia sampirkan di kursi.

"Zaikal gue nebeng ya ?" teriak seorang perempuan yang kini sudah berdiri di sampingnya.

Zaikal langsung mengacak acak rambutnya dan mulai menggandengnya.

"Boleh, Apasih yang ga buat kamu ?"

Perempuan itu tersenyum mendapat perlakuan manis dari Zaikal. Begitulah Zaikal udah cakep, ramah, manis pula dan jangan lupa dia yang kaya gitu punya hobi yang gapatut dicontoh, Baperin cewek.

***

HAI HAPPY NEW YEAR SEMUA !
SEMOGA HARAPAN HARAPAN TAHUN LALU YANG SIRNA BISA MUNCUL LAGI DAN TERWUJUD DI TAHUN INI.

GIMANA NIH PART " PROLOG " INI ?

MAAF KALO MASIH BANYAK SALAH KATA, INI ADALAH CERITA AUTHOR YANG PERTAMA, MAAF NIH KALO JELEK DAN KURANG MEMUASKAN

DUKUNG YA KALO SUKA BIAR AUTHOR TAMBAH SEMANGAT BIKIN CERITANYA. TENANG INI BARU DIAWAL.

APA YANG AKAN TERJADI PADA MOZA DAN ZAIKAL SELANJUTNYA ?
KUDU PASTI PAKE BANGET VOTE , COMMENT CERITA MOZAIK INI

BIAR AUTHOR TAMBAH SEMANGAT JUGA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR YA ! ^^

EH IYA JANGAN LUPA ADD KE LIBRARY KALIAN JUGA

SALAM HANGAT AUTHOR !
( Sehangat cintaku padamu eaaa )

-Januari 01, 2020

M O Z A I KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang