9

1.3K 115 15
                                    

Pipp pipp pippp

"Iya, ada apa?" ucap Chihiro mengangkat smartphone nya.

"Chihiro-san, gawat Kuroko menghilang nodayo!?" ucap Midorima yang bertanggung jawab merawat Kuroko.

"APA!!!?"

.
.
.
Di tempat lain, angin hangat berhembus, suara ombat menerpa telinga, dan lembutnya pasir bagai selimut terasa begitu nyaman.

"Emp" Kuroko tersenyum lebar sembari berpegangan pada Seiji dan Seiya, karena tubuhnya belum sembuh betul.

"Oji-san, bagaimana lautan, indah bukan?" ucap Seiya itu senang entah mengapa.

"Emp, aku bisa melihat sedikit walau kadang samar lagi. Arigatou Seiji-kun Seiya-kun" ucap Kuroko berterima kasih, dari lubuk hatinya yang paling dalam.

"Kalau begitu, Seiya tolong jaga Oji-san, aku akan beli makanan dan minuman hangat dulu" ucap Seiji berjalan menjauh.

"Hai, nii-san" ucap Seiya dan Kuroko duduk bangku panjang di pinggir pantai.

"Arigatou gozaimasu, Seiji-kun Seiya-kun" ucap Kuroko tersenyum, sambil meneteskan air mata.

"Nee, oji-san mau dengar cerita kami?" ucap Seiya menatap lurus kearah laut, yang tengah menyanyikan lagu ombaknya.

"Tentu saja" ucap Kuroko menutup matanya, dan membuka telinganya lebar lebar.

.
.
.

"Kami anak dari Akashi Seijuuro dan Furihata Kouki,

Ayah sangat baik pada kami begitupun Oto-san,

Oto-san adalah orang tua, yang sangat baik untuk kami,

namun Oto-san bukanlah suami yang baik buat ayah kami.

Oto-san pulang kerja selalu mengurung diri di kamarnya,

ia selalu memperhatikan kami,

tapi tidak pada Ayah kami.

Walaupun begitu Ayah tetap menyayangi kami,

sampai akhir hayatnya,

meski ia tak pernah mendapatkannya dari Oto-san.

Kami tidak menyalahkan Oto-san, karena pernikahan mereka di dasarkan atas perjodohan.

Tapi setelah kami melihat Oto-san kemarin, kami sadar akan satu hal,

Oji-san mungkin orang yang spesial bagi Oto-san"

"Eh? Kenapa, kamu berfikir begitu?" Kuroko cukup terkejut.

"Habis Oto-san gak pernah marah, sama kami.

kesalahan sebesar apapun, dia tak pernah marah,

Tapi setelah kami melihat kemarahan oto-san kemarin,

Kami yakin itu" ucap Seiji mulai duduk dengan santai nya membawa makanan dan minuman kaleng hangat.

"Eh?"

'Anak dan Akashi, sama sama Sadistis?' ucap Kuroko dalam hati.

"Hahaha, bukan sadis. Maksud kami, Oto-san selalu menahan perasaannya bahkan kepada kami" ucap Seiji seolah bisa membaca pikiran Kuroko.

"Emp, bener kata Seiji-nii. Makanya saat itu kami sangat terkejut, saat Oto-san meluapkan emosinya yang ia pendam selama ini"

". . ." Kuroko merasa tidak enak, dengar Ayah mereka yang tak lain Furihata Kouki, atau sekarang Akashi Kouki.

"Tidak usah merasa canggung, kami tidak dendam ataupun hal lainnya. Perasaan kami sekarang adalah, bagaimana cara menyatukan Oji-san dengan Oto-san kami" ucap Seiya tersenyum lembut.

Reinkarnasi [Vampir]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang