TNS 3

548 55 2
                                    

Pagi itu, di kediaman Akashi. Tanpa merasa akan ada kabar duka yang datang. Akashi Seijuuro tampak sangat ceria pagi hari itu, setelah bersiap dan berpakaian kasual.

Mereka hendak makan, Akashi masaomi tengah menonton berita pagi hari sebelum sarapan bersama.

"Sei-nii sudah mau menjemput Tetsuyacchi?" ucap Ryouta tampak dengan wajah sedikit lelah, karena proyek modelingnya, ia baru pulang dari Paris semalam.

"Iya" ucap Akashi Seijuuro.

'Kabar duka, di beritahukan telah meninggalnya, penulis Novel terkenal, dengan nama pena Phantom atau yang lebih di kenal dengan Akashi Tetsuya, pukul 6 dini hari tadi. Penemu pertama jasad-'

Prak!!!!

Gelas yang di genggam Akashi Shiori seraya hendak memberikannya kepada sang suami , terlepas karena tangan tak mampu menopang berat dari gelas tersebut.

"Eh? Bohong? Apa tadi dia bilang Akashi? Akashi Tetsuya?" ucap Daiki menatap sekeliling sama terkejutnya.

"Aku akan ketempat Tetsuya" ucap Akashi berlari ke luar.

Sedang Shintaro yang khawatir dengan kondisi dang ibu, segera mendekatinya.

.
.
.
Akashi dengan jantung berdegup kencang, ia bisa kena serangan jantung kapanpun saat ini.

Tanpa menunggu lama 45 menit pada akhirnya Akashi sampai di kediaman Kuroko yang begitu ramai dengan wartawan, ada juga wajah yang bisa di kenali Akashi, yaitu wanita yang kemarin ada di rumah Kuroko.

"Momoi!?" ucap Akashi mendekat, menggenggam tangan wanita itu kencang.

"kakanya Tetsu-kun?" ucap Momoi berderai air mata.

"Ada apa ini, dimana Tetsuya?" ucap Akashi masih tak percaya.

"Tetsu-kun~" lalu Momoi menuntunnya ke kamar Kuroko, dengan si pemilik sudah tidak ada di tempat. Kuroko di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi.

"Ini" ucap Momoi lagi, memberikan 6 surat berwarna biru muda dengan nama pemilik yang berbeda beda.

"Apa ini?" Akashi seolah tak mau mengerti.

"Tetsu-kun bilang. Kalau ia sudah, sudah tiada. Berikan surat ini pada Akashi"

"Apa maksudnya!?? Apa dia sedang sakit?" ucap Akashi menggenggam bahu Momoi keras.

"Anda tidak tahu?" wajah Momoi menampakkan keterkejutan yang amat besar.

"Tahu? Tahu apa?"

"Sudah 7 tahun ini Tetsu-kun mengidap penyakit kanker darah"

"A-pa? Kau istrinya bukan. Bagaimana kau membiarkan Tetsuya menderita begitu lama?!" Akashi menggenggam tangan Momoi sangat kuat.

"Ita!? Apa yang Akashi-kun katakan, Aku harap begitu, tapi sayang aku bukan istri Tetsu-kun. Aku editornya. Dan satu lagi yang membuat nya menderita bukan aku tapi KAU, AKASHI-KUN" ucap Momoi tak bisa di bantah oleh Akashi Seijuuro sendiri.
.
.
.
Setelah itu Akashi pulang dengan membawa 6 surat sebagai pengganti Tetsuya.

.
.
Surat pertama

Tertuntuk Oto-san dan Ka-san

Maaf, karena aku kalian berdua harus mengalami kejadian yang begitu mengerikan, maaf atas segalanya dan terimakasih

Dari
Akashi Tetsuya.

.
.
Surat kedua

Teruntuk Akashi Seijuuro

Maaf, maaf maaf maaf....( Satu halaman berisikan satu kata 'maaf')
Nii-san

Dari
Akashi Tetsuya
.
.

Selanjutnya
Teruntuk Akashi Shintaro

Nii-san, aku tahu Shin-nii pasti marah samaku, kenapa aku menyembunyikannya, dan kapan aku tahu kalau aku penderita leukimia.

Nii-san ingat, saat aku pergi ke klinik dekat rumah, dan nii-san tiba tiba berlari dan menghampiriku. Aku sangat bahagia dan takut kalau penyakit ku di ketahui nii-san.

Karena itu, aku tak pernah ke rumah sakit lagi. Tapi aku membeli obat dan lihat aku masih bisa bertahan selama 7 tahun, yang normalnya penderita leukimia hanya 5 tahun masa hidupnya.

Gomennasai nii-san, daisuki.

Dari
Akashi Tetsuya
.
.

Selanjutnya
Teruntuk Atsushi nii-san

Arigatou, karena selalu membawakan makanan ke rumahku, Nii-san selaku memanjakan ku, masakan nii-san paling enak sedunia, kalau saja aku masih bisa melihat esok hari dan menyantapnya bersama, pasti aku sudah tak menginginkan apapun lagi,

Nii-san arigatou, sayonara.

Dari
Akashi Tetsuya.
.
.
Selanjutnya
Teruntuk Daiki nii-san.

Arigatou, karena nii-san selaku datang berkunjung, walau hanya melihat keadaanku sebulan sekali. Demo hounto ni arigatou.

Dari
Akashi Tetsuya
.
.
Yang terakhir

Teruntuk Akashi Ryouta nii-san

Nii-san kalau nii-san lagi menangis, tolong jangan menangis, aku tak ingin menjadi penyebab jatuhnya air mata nii-san.
(Dan benar Ryouta mambaca sambir membanjiri wajahnya dengan air mata)
Nii-san paling tampan adalah saat tersenyum.

Aku paling suka kalau nii-san tersenyum.
Ato gomennasai nii-san.

Dari
Akashi Tetsuya.

.
.
.
TBC

Reinkarnasi [Vampir]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang