TNS 7

551 53 0
                                    

Namun itu bukan kali terakhir pria bernama Seiji mengganggu Kuroko.

"Ohayo Tetsuya" ucap Seiji merelai rambut Kuroko yang semakin panjang.

"Emp, oha-? KAMU!!?" sepontan Kuroko berteriak dan Seiji langsung membumkam mulut Kuroko dengan tangan yang lain.

"Kalau kau berteriak lagi, kakak kakakmu akan datang bukan" ucap Seiji kini mulai menjauh agar Kuroko merasa lebih nyaman.

Tok tok tok

"Tetsu? Ada apa kau berteriak?" ucap Daiki sang kakak yang berkulit hitam tampak cemas.

"Iie, bukan apa apa nii-san. Aku hanya bermimpi tentang raja iblis jelek!" ucap Kuroko dari dalam ruangan, menyindir Seiji, namun Seiji hanya bisa tersenyum geli mendengar jawaban Kuroko.

"Kau itu, kalau begitu cepatlah mandi dan kita sarapan, hari ini Atsushi-nii yang memasak, ahh sekalian ada yang ingin kami bicarakan. Jadi cepatlah"

"Wakarimashita, nii-san" ucap Kuroko seakan semangatnya hilang entah kemana.
.
.
.
"Kelima kakakmu sepertinya akan segera menikah" gurau Seiji.

"Aku tahu" ucap Kuroko membuka bajunya dan tak mengindahkan keberadaan Seiji.

"Apa kau sedih?" ucap Seiji mendekat sembari kembali menyentuh rambut panjang Kuroko.

"Ah, aku sedih" Kuroko berjalan ke kamar mandi meninggalkan seiji seorang diri.

"Hmppp, perlukah aku menghiburku?" ucap Seiji di kejauhan.

"Berhentilah bercanda, dan kenapa kau belum pergi juga!" ucap Kuroko pusing sendiri di kamar mandi.

.
.
.
Namun setelah selesai mandi, Kuroko terkejut karena Seiji dengan nyenyak nya tertidur pulas di atas kasur big size milik Kuroko.

Kuroko yang hanya memakai handuk piama mencoba membangunkan Seiji, namun sekeras apapun Kuroko membangunkannya.

Namun tiba tiba tangan yang harusnya diam itu menarik tubuh Kuroko hingga jatuh ke sisinya.

"Aku akan kembali" Ucap Seiji mengecup kening Kuroko, tiba tiba Seiji berubah menjadi kelelawar dan pergi keluar jendela.

"Eh?" Kuroko sangat terkejut melihatnya, dan bersamaan dengan itu pintu di buka dan menampakkan pria berambut emerald.

"A-apa yang kau lakukan, Tetsuya?" ucap sang kakak bernama Shintaro itu.

"Ni-nii-san!!?" ucap Kuroko langsung merapihkan handuknya dan segera bangun.

"Tetsuya, kenapa wajahmu sangat merah, nodayo? Apa kau demam nodayo?" ucap Shintaro menaruh tangannya di kening Kuroko.

"Iie, nii-san aku baik baik saja. Aku akan segera berpakaian" ucap Kuroko mendorong Shintaro keluar pintu.

"Eh? Ba-baiklah kalau begitu nodayo"

.
.
.
Setelah itu Kuroko menemui ke 5 kakaknya di ruang tengah.

"Tetsuya, sebenarnya ada yang ingin kami beritahukan" ucap seijuuro menatap Kuroko serius.

"kalau itu mengenai pernihakan, maka aku gak mau dengar. Nii-san tachi bisa melakukan apapun yang nii-san mau, tanpa perlu mengatakan padaku" ucap Kuroko dengan tatapan sedih.

"Tetsuya/Tetsu/Tetsuyacchi/Tetsu-chin?"

"Nii-san tahu aku mengukai nii-san tachi, kalian mengetahuinya dan tetap mengatakan hal seperti itu, tidakkah itu kejam?" ucap Kuroko mulai meninggikan nadanya.

Tetsuya!? Kita itu keluarga, kamipun menyayangimu" ucap Seijuuro mencoba untuk membuat Kuroko mengerti.

"Membuatku sakit hanya dengan berada di sisi nii-san" ucap Kuroko mulai berdiri dan berjalan ke kamar.

Reinkarnasi [Vampir]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang