Matahari terik menyengat kulit, suara dering pesan singkat membangunkan si pemilik rambut Crimson.
Bruk!!!
Akashi jatuh dari bangku pantai tepat meningpa tubuh Kuroko yang tengah tertidur, terpaksa harus terbangun.
"Ita!?" Sentak Kuroko terbangun.
"Oi, Seijuuro, apa ada?
Mimpi buruk nodayo?" ucap Shintaro yang duduk bersebelahan kini bangkin dan mendekat.
"Mimpi!!? Ini dimana?" ucap Seijuuro masih belum merubah posisinya.
"Pantai, kan kau sendiri yang mengusulkan nodayo" ucap shintaro sembari membenarkan kaca matanya.
"Nii-san? Omoi" ucap Kuroko akhirnya keberatan, karena tubuhnya di timpa sang kakak sulung.
"Tetsuya? Tetsuya!!!" Seijuuro memeluk sangat erat, bahkan air mata nya pun menetes.
"Nii-san?"
"O-oi, Sei apa ada yang sakit nodayo?" shintaropun jadi khawatir.
"Telepon, oiya?!!" ucap Akashi seijuuro langsung menekan tombol, panggilan cepat.
Menyuruh ke dua orang tuanya ke pantai menggunakan fasilitas hotel dengan begitu tidak akan terjadi kejadian yang tidak di inginkan.
"setelah pulang dari pantai, shintaro hubungi dokter di rumah sakit terdekat untuk segera menyusul ke hotel"
"Nii-san sakit?" tanya Kuroko polos.
"Bukan untukku, tapi untukmu" ucap Akashi serius. Shintaropun tahu kalau sang kakak sulung tidak sedang bermain main.
"Wakatta nodayo"
" Tetsuya, jangan jauh jauh"ucap Akashi kembali memeluk Kuroko.
"Ni-nii-san?"
"Di 15 tahun yang akan datang, kita akan tetap menjadi keluarga. Berjanjilah, meski aku bilang pergi, meski aku mengusirmu, meski aku tak mau melihatmu lagi, tolong jangan pergi, Tetsuya" ucap Akashi semakin erat memeluk Kuroko dalam.
"Ni-nii-san membaca tugas sekolahku???" Kuroko malu.
"Tetsuya ~"
"Emp, wakarimashita" ucap Kuroko sedikit tersenyum.
Namun setelah mereka kembali dan di periksa, ternyata Kuroko tidak mengidap penyakit apapun, pada akhirnya Akashi Seijuuro yakin dan merasa tenang.
.
.
.
Beberapa waktu kemudian, di hari libur musim panas. Pagi itu Kuroko masih tertidur, dan keluarganya tengah sibuk di ruangan tengah mempersiapkan sesuatu."Tetsuyacchi, ohayo!" ucap Ryouta tiba tiba menerjang tubuh Kuroko yang masih tertidur.
"Egh?! Ryou-nii~ kurushu" ucap Kuroko mengusap matanya.
"Ohayo cup" Ryouta, mengecup pipi tembem Kuroko lembut.
"Nii-san~ yamette~" ucap Kuroko mencoba melepaskan dari pelukan Ryouta.
"Oi, Ryouta berhenti menganggu Tetsu, Tetsu bangunlah dan mandi" ucap Daiki membuka pintu.
"Ehhh, kalau begitu aku akan menggosokkan punggung Tetsuyacchi"
"Eh, de-demo?" ucap Kuroko sedikit bimbang.
"Gak apa apakan daiki-nii?" ucap Ryouta meminta ijin.
"Huft, ya lakukanlah sesukamu, cepatlah" ucap Daiki menutup kembali pintunya.
"Ayo, Tetsuyacchi"
"Ryou-nii?!??" ucap Kuroko sedikit panik.
Ryouta langsung menggendong Kuroko ke kamar mandi.
"Nii-nii-san aku bisa sendiri" ucap Kuroko panik.
"Ehhh, gak boleh. Pokonya aku temenin, lagian aku juga belum mandi-suu hehehe" ucap Ryouta akhirnya sampai.
Byurrrr!!!!
"Tetsuyacchi buka baju dulu ssu" Ryouta membuka baju.
"Kan nii-san yang melemparku ke air tadi" ucap Kuroko mengembung.
"Hehehehehe" ucap Ryouta masuk ke dalam bathumb yang sama.
"Kemari lah jangan jauh jauh" ucap Ryouta menarik tangan Kuroko mendekat.
"De-demo ni-nii-san~?" ucap Kuroko gugup dengan wajah blush.
"Kochii~"
Setelah mereka mandi bersama, pada akhirnya selesai setelah Akashi sendiri yang menjemput mereka berdua, alhasil benjolan besar bersarang di kepala Ryouta.
"Eh? Oka-san to Oto-san doko sesuka nii-san?" ucap Kuroko bertanya entah mengapa hanya adak kakak kakaknya.
"Ah, semalam mereka pergi jalan jalan ke liling eropa, karena mendadak jadi tidak bisa memberitahu nodayo" ucap midorima sambil membenarkan kacamatanya.
"Sou desuka" ucap Kuroko mulai duduk di ruang makan.
"Oiya mulai besok kami akan sibuk dengan kegiatan osis" ucap Akashi Seijuuro.
"Eh? Bukankah sedang liburan?" ucap Kuroko.
"Huft, aku juga mau liburan~ tapi kami harus mempersiapkan festival sekolah" ucap Atushi dengan suara malas nya.
"Sou desuka" ucap Kuroko sedikit kecewa.
"jangan bersedih seperti itu ssu" ucap ryouta mengusap kepala Kuroko lembut.
"Emp, wakarimashita" ucap Kuroko mengangguk.
Namun sayang itu adalah pertemuan terakhir mereka bersama sama, hanya sesekali bertemu satu sama lain dan tak pernah selengkap ini.
.
.
.
"Uhkh"pagi itu Kuroko terbatuk, matanya berat dan tubuhnya terasa panas, sedang ke lima kakaknya ia yakin telah pergi ke sekolah karena urusan osis."Sepertinya aku demam ukh ukh" ucap Kuroko mulai ke kamar mandi dan membuat kompresannya sendiri.
Begitu malam tiba dan ke lima kakak Kuroko tidak menemukan batang hidung Kuroko di mana mana.
Tok tok tok
"Tetsuya, ini aku Seijuuro" ucap Akashi mengetuk.
"Ha-hai~" Kuroko mencoba bangun namun, tubuhnya tetap lemas dan sulit untuk di gerakan.
Bruk!!
"Tetsuya??!!" Akashi langsung membuka pintu cepat.
"Ukh ukh" tampak Kuroko yang terjatuh dengan lulut yang memerah karena gesekan dengan lantai.
"Tetsuya??!!! Kau-kau-kau demam???" ucap Akashi memeluk Kuroko dengan panas Kuroko yang semakin parah.
"Ukh ukh ukh" Akashi langsung mengangkat tubuh Kuroko, berjalan keluar menghampiri Midorima.
"Shintaro!"
"Seijuuro, ada apa dengan Tetsuya nodayo?"
"Tolong bawakan obat, dan yang lain jangan buat keributan, nanti ka-san dan oto-san panik bukan!?" Akashi kesal melihat adik adiknya panik sendiri.
.
.
.
Paginya Kuroko terbangun dengan ke lima kakaknya berada di sisinya."Eh?"
"Kau sudah bangun Tetsuya, syukurlah" sang ibu menyentuh kening si bungsu.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/206560126-288-k271623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi [Vampir]
FantasiaReinkarnasi kehidupan Kuroko dan Akashi, semua berawal dari kisah cinta yang tabu antara Scubbus, Chihiro dan pewaris tunggal keluarga Nijimura. semua mengakibatkan kematian yang membangkitkan kebencian Akashi pada Chihiro dan Kuroko, (⌒▽⌒) 1 agustu...